Kapas Naik, Pengusaha Tekstil Naikkan Harga Jualnya  

Reporter

Editor

Selasa, 14 Desember 2010 07:05 WIB

TEMPO / Wahyu Muryadi
TEMPO Interaktif, Kediri - Kenaikan harga kapas dunia mulai memicu persoalan di kalangan pengusaha tekstil. Para perajin kain tenun di Kediri mulai menaikkan harga jual untuk menutup kebutuhan benang.


Siti Ruqayah, 40, perajin tenun ikat d Kelurahan Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri mengatakan kenaikan harga jual kain tenun ini tak lagi bisa dihindari. Kenaikan harga kapas dunia telah memicu kenaikan harga beli benang dalam negeri. “Naiknya mencapai 30 persen,” kata Siti kepada Tempo, Selasa (14/12).

Kenaikan harga benang ini menurut Siti sudah terasa usai Lebaran lalu. Untuk satu karung benang yang sebelumnya seharga Rp 5 juta kini melonjak menjadi Rp 6,5 juta. Benang-benang tersebut merupakan bahan baku utama perajin tenun ikat yang banyak tersebar di Kelurahan Bandar Kidul. Selanjutnya benang itu dipintal menjadi kain untuk diolah menjadi pakaian dan sarung.

Saat ini harga benang jenis Misris yang menjadi bahan dasar pembuatan baju telah mencapai Rp 650 ribu per pak. Sedangkan kain jenis gloyor yang dipintal menjadi sarung mencapai Rp 270 ribu per pak.

Kenaikan harga jual produk tenun ikat ini disesuaikan dengan jenis benang yang dipergunakan. Untuk kain jenis Misris yang dipintal menjadi pakaian naik dari Rp 105.000 per meter menjadi Rp 115 ribu per potong. Sedangkan kain jenis sutra naik dari Rp 175 ribu menjadi Rp 190 ribu.

Siti Ruqayah berharap kenaikan harga jual produk tenun ini bisa dipahami konsumen. Sebab tak sedikit konsumen yang mengeluh akibat kenaikan tersebut. Sementara di satu sisi Siti Roqayah tak memiliki jalan lain selain membebankan kenaikan harga kapas tersebut pada pembeli. “Mudah-mudahan kenaikan ini tak merembet pada zat warna,” kata Siti yang menjelaskan jika saat ini bahan tersebut masih berkisar Rp 300 ribu per kilogram.

Dengan kondisi yang serba sulit ini, Siti Roqayah masih bisa mempertahankan 47 pekerjanya dan menjaga operasional 23 mesin alat tenun bukan mesin (ATBM) miliknya. Dalam sehari rumah produksinya bisa menghasilkan 25 potong produk, dengan perhitungan satu karung benang bisa dipintal menjadi 21 sarung.

HARI TRI WASONO

Berita terkait

Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

22 hari lalu

Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

Keahlian perempuan memberikan keuntungan sendiri khususnya di unit bisnis garmen J99 Corp.

Baca Selengkapnya

Tanpa Lawan, PM Bangladesh Sheikh Hasina Dilantik Empat Kalinya Berturut-turut

8 Januari 2024

Tanpa Lawan, PM Bangladesh Sheikh Hasina Dilantik Empat Kalinya Berturut-turut

Seperti sudah diperkirakan, PM Bangladesh Sheikh Hasina meraih masa jabatan keempat berturut-turut, dan partainya menang mayoritas dalam pemilu.

Baca Selengkapnya

Pemilu Bangladesh Diboikot Oposisi, PM Sheikh Hasina Perpanjang Masa Jabatan

7 Januari 2024

Pemilu Bangladesh Diboikot Oposisi, PM Sheikh Hasina Perpanjang Masa Jabatan

PM Sheikh Hasina bersiap memenangkan masa jabatan keempat berturut-turut dalam pemilihan umum penuh kekerasan dan diboikot oposisi utama.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Luhut Bicara Pembengkakan Biaya Kereta Cepat, PHK Massal Industri Garmen

31 Oktober 2022

Terpopuler: Luhut Bicara Pembengkakan Biaya Kereta Cepat, PHK Massal Industri Garmen

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim masalah pembengkakan ongkos kereta cepat sudah kelar.

Baca Selengkapnya

Bisnis Baju Bekas Tak Dilarang, Mendag: Yang Tidak Boleh Itu Impor

12 Agustus 2022

Bisnis Baju Bekas Tak Dilarang, Mendag: Yang Tidak Boleh Itu Impor

Kementerian Perdagangan memusnahkan baju bekas impor senilai Rp 8,5 miliar hingga Rp 9 miliar.

Baca Selengkapnya

Industri Tekstil Khawatir Perjanjian RI-Bangladesh Picu Banjir Impor Garmen

4 Maret 2022

Industri Tekstil Khawatir Perjanjian RI-Bangladesh Picu Banjir Impor Garmen

Pengusaha konveksi merasa terancam oleh persetujuan perjanjian dagang Indonesia-Bangladesh Preferential Agreement (PTA)

Baca Selengkapnya

Industri Garmen Korea Selatan Bangkit dari Covid karena Baju Olahraga Squid Game

22 Oktober 2021

Industri Garmen Korea Selatan Bangkit dari Covid karena Baju Olahraga Squid Game

Industri garmen Korea Selatan mulai kebanjiran pesanan berkat permintaan tinggi baju olahraga yang dipakai di serial Netflix Squid Game.

Baca Selengkapnya

Usai Bertemu Menperin, Pengusaha Tekstil Sampaikan 9 Pernyataan Sikap

14 Januari 2021

Usai Bertemu Menperin, Pengusaha Tekstil Sampaikan 9 Pernyataan Sikap

Sejumlah asosiasi pengusaha tekstil baru saja melakukan pertemuan dengan menteri perindustrian untuk membahas sejumlah persoalan di industri.

Baca Selengkapnya

Penyelundupan Baju Bekas: Trik Kapal Kayu dan Pelabuhan Tikus

11 Maret 2020

Penyelundupan Baju Bekas: Trik Kapal Kayu dan Pelabuhan Tikus

Bea Cukai menyebut pelabuhan-pelabuhan tikus di wilayah Sumatera diduga menjadi pintu masuk bagi pelaku penyelundupan baju-baju bekas

Baca Selengkapnya

Virus Corona, Industri Garmen Krisis Bahan Baku dari Cina

7 Februari 2020

Virus Corona, Industri Garmen Krisis Bahan Baku dari Cina

Pasokan dari Cina yang merupakan pemasok terbesar industri garmen RI, terganggu akibat merebaknya virus Corona.

Baca Selengkapnya