Presiden Ingatkan Utang Luar Negeri Harus Sesuai Kebutuhan

Reporter

Editor

Kamis, 25 November 2010 19:50 WIB

Pembangunan gedung. TEMPO/Subekti
TEMPO Interaktif, Jakarta -Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan para pengusaha agar mempertimbangkan pinjaman luar negeri harus sesuai dengan kebutuhan. Hal ini berkaitan dengan kredit ekspor yang notabene sama dengan pinjaman luar negeri. "Saya sampaikan jangan gemar dan jangan gembira kalau kita menerima kredit ekspor, karena itu sesungguhnya pinjaman luar negeri, apalagi kalau tidak diperlukan," kata Presiden dalam sambutan pembuka sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Kamis (25/11).

Presiden melanjutkan pemerintah harus menganut satu kebijakan berkaitan pinjaman luar negeri. Bila terpaksa berutang, pinjaman harus bisa memberikan efek multiplier dan mendorong investasi. Selain itu, pinjaman itu diharapkan tanpa persyaratan politik dan jumlahnya patut tetap dalam semangat mengurangi beban utang. "Terus kurangi beban utang kita jangka menengah dan jangka panjang," ujarnya.

Yudhoyono juga meminta Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional mempresentasikan kepada kebijakan pengelolaan anggaran yang lebih sustain, termasuk kebijakan pinjaman luar negeri. Dia berharap kebijakan bertolak dari pelajaran dari negara sahabat yang sekarang mengalami krisis ekonomi termasuk krisis keuangan di negara masing yang dipicu oleh situasi anggaran mereka. Misalnya, krisis demi krisis terjadi di Eropa. Bahkan negara itu, contohnya irlandia, telah mendapatkan bail out yang jumlahnya ratusan trilyun dan seperti yang masih terjadi di beberapa negara lain juga mengalami masalah yang berat.

Kebijakan dasar dalam pembiayaan pembanguna, ia melanjutkan, adalah dengan meningkatkan penerimaan negara sambil terus memastikan belanja dalam negeri optimal. Selain itu, dalam jangka menengah dan panjang memperbaiki rasio utang. "Tahun demi tahun perkembangannya positif. Kita ingin makin ke depan makin baik, termasuk kita harus bisa memiliki kebijakan pinjaman luar negeri yan tepat," katanya.

EKO ARI WIBOWO

Berita terkait

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

17 hari lalu

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

Erick Thohir mengatakan BUMN perlu mengoptimalkan pembelian dolar, artinya adalah terukur dan sesuai dengan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

18 hari lalu

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

Erick Thohir mengarahkan agar BUMN membeli dolar secara optimal dan sesuai kebutuhan di tengah memanasnya geopolitik dan penguatan dolar.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

18 hari lalu

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

BI mencatat jumlah utang luar negeri Indonesia jumlahnya naik 1,4 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi US$ 144 Miliar

7 Maret 2024

BI Laporkan Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi US$ 144 Miliar

BI mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2024 senilai US$ 144 miliar.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Makan Siang Gratis Bisa Berujung Utang Luar Negeri, Jadwal dan Cara Pendaftaran CPNS 2024

18 Februari 2024

Terpopuler: Makan Siang Gratis Bisa Berujung Utang Luar Negeri, Jadwal dan Cara Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Program makan siang gratis bisa berujung pada utang luar negeri, jadwal dan cara mendaftar CPNS 2024

Baca Selengkapnya

Ekonom Prediksi Program Makan Siang Gratis Berujung pada Utang Luar Negeri

17 Februari 2024

Ekonom Prediksi Program Makan Siang Gratis Berujung pada Utang Luar Negeri

Ekonom memprediksi, jika program makan siang gratis akan berujung pada penambahan utang luar negeri. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Terkini: Prabowo-Gibran Unggul Begini Kata Walhi, Bapanas Sebut Bantuan Pangan Beras Kembali Disalurkan

15 Februari 2024

Terkini: Prabowo-Gibran Unggul Begini Kata Walhi, Bapanas Sebut Bantuan Pangan Beras Kembali Disalurkan

Pasangan Capres dan Cawapres) nomor urut dua Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) unggul di hitung cepat.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri Naik jadi US$ 407,1 Miliar pada Akhir 2023, Begini Penjelasan Lengkap BI

15 Februari 2024

Utang Luar Negeri Naik jadi US$ 407,1 Miliar pada Akhir 2023, Begini Penjelasan Lengkap BI

Bank Indonesia (BI) mengumumkan utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal keempat tahun 2023 naik menjadi US$ 407,1 miliar.

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa Turun, Disedot Jatuh Tempo Bayar Utang Luar Negeri Pemerintah

9 Februari 2024

Cadangan Devisa Turun, Disedot Jatuh Tempo Bayar Utang Luar Negeri Pemerintah

Cadangan devisa Indonesia menurun pada bulan pertama 2024 gara-gara pembayaran utang luar negeri. Masih dua kali lipat dari standar internasional.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Catat Utang Luar Negeri RI Capai Rp 6.230 Triliun

16 Januari 2024

Bank Indonesia Catat Utang Luar Negeri RI Capai Rp 6.230 Triliun

Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri RI per November 2023 sebesar US$ 400,9 miliar atau Rp 6.230 triliun.

Baca Selengkapnya