Pertamina Minta Ketegasan BPH Migas Soal Kuota BBM Bersubsidi

Reporter

Editor

Rabu, 17 November 2010 15:56 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - PT Pertamina (Persero) minta ketegasan Badan Pengatur Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) soal penambahan kuota bahan bakar minyak bersubsidi.

"Sampai sekarang belum ada ketegasan dari BPH Migas, padahal kuotanya mulai menipis," ujar juru bicara Pertamina Mochammad Harun ketika dihubungi hari ini (17/11).

Pertamina, kata Harun, terpaksa melakukan penghematan di daerah yang kuota bahan bakar minyak bersubsidi menipis. Daerah yang kuotanya masih banyak mensubsidi daerah yang kuotanya berkurang. Ia mengakui, hal ini membuat beberapa daerah mengalami kelangkaan.

Selain itu, Pertamina juga berusaha memberikan bahan bakar minyak pengganti non subsidi, seperti Pertamax, di wilayah yang kuotanya menipis. Namun, harganya yang lebih mahal membuat beberapa orang masih enggan menggunakannya.

"Kami berusaha untuk tetap memasok bahan bakar minyak untuk masyarakat," katanya.
Untuk wilayah Jember yang kemarin mengalami kelangkaan Premium, Harun mengatakan, jumlah pasokannya sudah kembali normal.

Namun demikian, menurut dia, cara ini tidak bisa menyelesaikan masalah menipis bahan bakar minyak bersubsidi. Pertamina telah mengajukan penambahan kuota bahan bakar minyak bersubsidi tahun ini dari 36,5 juta kilo liter menjadi 38,5 juta sampai 39 juta kilo liter.

Penambahan ini menunggu persetujuan dari BPH Migas bersama anggota Komisi Energi dan DPR RI.

SORTA TOBING

Berita terkait

Daya Beli Masih Lemah, Komisi VII DPR Minta Kaji Penghapusan BBM Premium

24 November 2020

Daya Beli Masih Lemah, Komisi VII DPR Minta Kaji Penghapusan BBM Premium

Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto mengingatkan agar pemerintah tidak menerapkan penghapusan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium.

Baca Selengkapnya

Ini Akibatnya Jika Mobil Diisi Bensin dengan RON Rendah

30 September 2020

Ini Akibatnya Jika Mobil Diisi Bensin dengan RON Rendah

Hal paling sering dijumpai ketika mobil diisi dengan bahan bakar RON rendah (misalnya RON 88), mesin akan knocking atau mengelitik.

Baca Selengkapnya

Konsumsi BBM Turun 8 Persen Akibat Work From Home

26 Maret 2020

Konsumsi BBM Turun 8 Persen Akibat Work From Home

Pertamina mencatat terjadi penurunan konsumsi BBM terkait kebijakan work from home.

Baca Selengkapnya

Garda Revolusi Iran Bakal Bertindak Jika Demonstrasi Berlanjut

19 November 2019

Garda Revolusi Iran Bakal Bertindak Jika Demonstrasi Berlanjut

Warga Iran turun ke jalan memprotes kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak hingga 50 persen dan membatasi pembeliannya.

Baca Selengkapnya

Bos Baru Shell Siapkan Strategi Pengembangan Bisnis SPBU

25 September 2019

Bos Baru Shell Siapkan Strategi Pengembangan Bisnis SPBU

Shell, perusahaan energi Internasional resmi menunjuk Waqar Siddiqui sebagai Direktur Retail Shell Indonesia yang baru

Baca Selengkapnya

Bakamla RI Tangkap Empat Kapal Pengangkut BBM Ilegal

20 Agustus 2019

Bakamla RI Tangkap Empat Kapal Pengangkut BBM Ilegal

Dari pemeriksaan diketahui nakhoda bahwa kapal mendapatkan BBM sebanyak 300 ton dari kapal tanker di Palembang tanpa dokumen yang sah.

Baca Selengkapnya

Subsidi BBM Solar Tahun Ini Diprediksi Membengkak

27 Juni 2019

Subsidi BBM Solar Tahun Ini Diprediksi Membengkak

Realisasi konsumsi solar sampai dengan April 2019 telah mencapai sebesar 5,07 juta kl atau setara dengan 35 persen pagu.

Baca Selengkapnya

Harga Pertamax Naik, ESDM Yakin Konsumen Tak Beralih ke Premium

5 Juli 2018

Harga Pertamax Naik, ESDM Yakin Konsumen Tak Beralih ke Premium

Konsumen Pertamax diyakini tak akan balik lagi mengkonsumsi premium.

Baca Selengkapnya

Posko ESDM: Konsumsi BBM Bensin Naik 12 Persen saat Ramadan 2018

2 Juli 2018

Posko ESDM: Konsumsi BBM Bensin Naik 12 Persen saat Ramadan 2018

Sementara itu, BBM jenis gasoil (solar) terjadi penurunan pendistribusian.

Baca Selengkapnya

2018, AKR Bakal Bangun 7 Pompa Bensin di Wilayah 3T

10 November 2017

2018, AKR Bakal Bangun 7 Pompa Bensin di Wilayah 3T

Demi mendukung program BBM satu harga, AKR akan membangun 7 SPBKB di wilayah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T).

Baca Selengkapnya