Dewan Soroti Kerugian Pengelolaan Parkir Pemkot Balikpapan
Jumat, 12 November 2010 07:51 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Dinas Perhubungan Balikpapan Kalimantan Timur merugi dalam pengelolaan retribusi parkir kendaraan bermotor roda dua dan empat. Pengelolaan retribusi parkir hanya mampu memberikan pemasukan Rp 600 juta dibandingkan biaya operasional yang menelan anggaran daerah sebesar Rp 800 juta.
“Pemasukan retribusi parkir Balikpapan hanya Rp 600 juta, padahal biaya operasional petugas parkirnya mencapai Rp 800 juta setiap tahunnya,” kata Anggota Komisi II DPRD Balikpapan, Iskandar, Jumat (12/11).
Iskandar mengatakan, setiap tahunnya Pemerintah Kota Balikpapan merugi sebesar Rp 200 juta dalam pengelolaan retribusi parkir. Pemkot Balikpapan, katanya mengalokaskan anggaran sebesar Rp 800 juta untuk pembayaraan honor petugas parkir, seragam hingga operasional lainnya. “Kalau rugi terus, buat apa dipertahankan. Kita kan ingin ada pemasukan dari retribusi parkir,” sesalnya.
Padahal, kata Iskandar, potensi retribusi di sektor parkir di Balikpapan masih bisa dimaksimalkan oleh Dinas Perhubungan Balikpapan. Dia mengacu pada pengelolaan retribusi parkir Pemerintah Kota Malang yang mampu menyumbangkan pendapatan daerah sebesar Rp 6 miliar setiap tahunnya. “Mereka (Malang) mampu memberikan pemasukan tinggi, kenapa kita tidak bisa,” ungkapnya.
Iskandar menilai Dinas Perhubungan Balikpapan gagal dalam mengolah secara maksimal potensi retribusi parkir di daerah setempat. Kebocoran pemasukan, katanya, dilakukan oknum petugas parker. “Semestinya Dishub Balikpapan kerja sama dengan pihak ketiga dalam pengelolaan lahan parkir. Area parkir dilelang dalam memberikan pemasukan daerah. Sehingga petugas di lapangan juga tidak perlu ada lagi,” ujarnya.
Komisi II, lanjut Iskandar, berencana memanggil Kepala Dishub Balikpapan untuk menjelaskan transparansi pengelolaan retribusi parkir daerah. Dishub Balikpapan, menurutnya, juga harus menyiapkan kantong-kantong parkir di sejumlah kawasan padat kendaraan bermotor.
“Saya menargetkan agar mampu meningkatkan pemasukan hingga Rp 2 miliar saja, tahun depan bisa direalisasikan,” kata Iskandar.
SG WIBISONO