Garuda Gaet 26 Penerbang Lulusan Kementerian Perhubungan

Reporter

Editor

Rabu, 29 September 2010 14:37 WIB

TEMPO/Ramdani
TEMPO Interaktif, Jakarta -Maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia akan menggaet sebanyak 26 penerbang lulusan sekolah dari Kementerian Perhubungan. "Sekitar 26 penerbang akan diambil Garuda setelah mereka lulus," ujar Menteri Perhubungan, Freddy Numberi, kepada wartawan, Rabu (29/9).

Menurut Freddy, pemerintah akan mendidik para calon penerbang hingga lulus. Setelah lulus, para perusahaan pun akan mengganti biaya pendidikan kepada pemerintah.

Menurut Kepala Badan Penembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Dedi Darmawan, perusahaan` akan mengganti biaya pendidikan sekitar Rp 500 juta per orang. Dana tersebut akan dimasukkan ke Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) via sekolah yang akan digunakan untuk pengembangan pendidikan.

Sedangkan untuk mengantisipasi para perwira laut yang lebih memilih kerja di luar negeri, menurut Dedi, pemerintah bekerja sama dengan perusahaan pelayaran akan bekerja sama melakukan beasiswa ikatan dinas. Hal ini dilakukan agar para pelaut tidak seluruhnya ke luar negeri.

Dia menjelaskan, perwira laut yang dipilih adalah perwira terbaik di Kementerian Perhubungan. Kementerian dan perusahaan pun akan memberikan waktu ikatan dinas selama dua tahun. "Perwira laut agar bisa ikut bekerja di dalam negeri. Setelah dua tahun, para perwira pun baru bisa bekerja untuk perusahaan pelayaran."

Dedi mengatakan, pemerintah pun akan mendorong para perusahaan pelayaran di Indonesia agar dapat memberikan gaji yang seimbang jika dibandingkan dengan gaji yang ditawarkan oleh berbagai perusahaan pelayaran asing kepada para pelaut Indonesia. "Akan diusahakan gaji pelaut disesuaikan dengan kemampuannya," ujar dia.

Akibat banyak yang hijrah ke luar negeri, Indonesia pun minus sekitar 18 ribu pelaut di Indonesia. Karena itu, pemerintah pun akan meningkatkan pelaut di dalam negeri melalui pelaksanaan program percepatan penerimaan calon pelaut pada lembaga diklat kelautan dengan program crash program atau fast track.

"Kami berharap suatu saat kualitas maupun ketersediaan pelaut Indonesia bisa mengimbangi Filipina, Malaysia dan Jepang yang SDM-nya cukup baik di bidang pelayaran," jelas Dedi.

SUTJI DECILYA

Berita terkait

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

2 hari lalu

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

Pnumpang maskapai penerbangan ini merasa diperlakukan sebagai penumpang kelas ekonomi meski sudah bayar kelas bisnis.

Baca Selengkapnya

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

7 hari lalu

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

Ketika traveling dengan pesawat, dia otomatis masuk dalam kategori anak bawah umur yang harus didampingi supervisor.

Baca Selengkapnya

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

8 hari lalu

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

Tony Fernandes ditunjuk sebagai penasihat dan pengurus Grup Chief Executive Officer (Advisor and Steward Group Chief Executive Officer) AirAsia.

Baca Selengkapnya

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

12 hari lalu

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

Awalnya, pesawat tidak dicat, hanya menampilkan bodi aluminium yang dipoles. Namun, tren berubah sejak 1970-an.

Baca Selengkapnya

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

13 hari lalu

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

Usai dugaan serangan Israel ke Iran, sejumlah maskapai penerbangan mengubah rute.

Baca Selengkapnya

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

13 hari lalu

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

Selama ini perbedatan tentang merebahkan kursi pesawat memang sedikit meresahkan. Maskapai penerbangan mulai mengganti kursi yang lebih ringan

Baca Selengkapnya

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

16 hari lalu

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

Salah satu penumpang merasa antusias mengikuti penerbangan yang memberikan pengalaman unik

Baca Selengkapnya

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

19 hari lalu

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

Penerbangan Australia, Qantas Airways, menyusul Lufthansa, menangguhkan penerbangan hingga mengalihkan rute akibat ancaman balasan Iran ke Israel.

Baca Selengkapnya

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

24 hari lalu

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

Bandara Dublin menerapkan aturan keamanan baru di sisi airside

Baca Selengkapnya

Amankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?

25 hari lalu

Amankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?

Beberapa maskapai penerbangan bahkan menawarkan pengalaman khusus untuk perjalanan gerhana matahari total.

Baca Selengkapnya