Kadin Minta Suku Bunga Kredit Diturunkan

Reporter

Editor

Jumat, 3 September 2010 15:30 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia berharap suku bunga kredit perbankan diturunkan. "Bunga kredit saat ini, kami masih merasa tinggi. Kami harapkan bisa sekitar 14-16 persen," kata Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang UMKM dan Koperasi Sandiaga S. Uno di Jakarta, Jumat (3/9).

Menurut Sandi, suku bunga kredit perbankan saat ini masih di kisaran 20-22 persen. Dengan suku bunga yang begitu tinggi, sektor UMKM masih sulit meningkatkan daya saingnya. Selain penurunan suku bunga kredit, Kadin juga berharap agar UMKM diberikan kemudahan untuk tidak dipungut pajak pertambahan nilai.

Ia menjelaskan, para pengusaha sektor UMKM belum merasakan dampak penurunan suku bunga kredit perbankan. "Belum sama sekali terasa. Saya rasa harus ada terobosan yang jitu, ditetapkan saja batas atas untuk UMKM," katanya. Nantinya, pengurangan suku bunga kredit perbankan tersebut juga harus diimbangi dengan kemudahan bagi para pengusaha untuk mengaksesnya.

Sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) diperkirakan menyumbang 53 persen atau lebih dari setengah pendapatan domestik bruto Indonesia sepanjang tahun lalu. Jumlah unit usaha UMKM di Indonesia diperkirakan sekitar 51,26 juta unit, atau sekitar 99 persen dari seluruh unit usaha di Tanah Air.

Bidang-bidang usaha UMKM juga beragam, di antaranya makanan, minuman, jasa, pertanian, perikanan, kerajinan, retail, dan transportasi. "Dengan jumlah pelaku yang sedemikian besar, dan jika didukung kebijakan yang tepat, seharusnya UMKM dapat kuat dan terus tumbuh. Baik dari segi volume maupun jumlah pelakunya," katanya.

Menurut Sandiaga, sebenarnya yang menggerakkan ekonomi bangsa ini adalah pelaku UMKM. Namun, saat ini kondisi UMKM masih belum ideal, baik dari segi kualitas, permodalan, maupun akses informasi. Selain itu, dengan adanya perdagangan bebas, maka tantangan kompetisi pasar juga terus meluas. Sebab itu, diharapkan ada kebijakan yang tepat dan komprehensif untuk membangun sektor UMKM.

Dalam rapat kerja nasional kali ini, Kadin Indonesia akan membahas beberapa target pencapaian untuk membangun UMKM. Rakornas tersebut akan dibagi menjadi tiga komisi, yaitu Komisi I Akses Pembiayaan, Komisi II Akses Pasar, dan Komisi III Peningkatan Kapabilitas.

Melalui Rakornas tersebut, ada beberapa target yang hendak dicapai. Pertama, UMKM mampu meningkatkan volume turnover sebesar 15 persen per unit UMKM. Kedua, UMKM mampu untuk go international. "Walaupun harus diakui tren angka ekspor UMKM menurun dari US$ 1,35 juta pada 2008 menjadi US$ 1,23 juta pada 2009," kata Sandiaga. Ketiga, kemudahan akses kredit bagi UMKM, yang didampingi dengan capacity building seperti alih teknologi dan peningkatan SDM. Keempat, kemudahan perizinan legalitas usaha.

Menurut Ketua Umum Kadin Indonesia Adi Putra Tahir, seharusnya pemerintah fokus pada strategi untuk membuat pengusaha non formal menjadi pengusaha formal. Untuk mencapai hal tersebut, pemerintah diharapkan memiliki politik anggaran yang fokus untuk membangun UMKM. "Kami mengusulkan agar tahun ini fokus pada pertanian, dan jadikan pengusaha non formal di sektor tersebut menjadi pengusaha formal," ujar Adi.

EVANA DEWI

Berita terkait

Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat hingga Rp 15.900 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat hingga Rp 15.900 per Dolar AS

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp 15.900 - Rp 15.990.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

2 hari lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Alasan Bea Cukai Tahan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

4 hari lalu

Alasan Bea Cukai Tahan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

Alasan Bea Cukai menahan 9 supercar milik pengusaha Malaysia, Kenneth Koh

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

4 hari lalu

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah turun 60 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.984 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

4 hari lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

4 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

82 Tahun Jusuf Kalla, Salah Satu Ikon Pengusaha Menjadi Politisi

5 hari lalu

82 Tahun Jusuf Kalla, Salah Satu Ikon Pengusaha Menjadi Politisi

Jusuf Kalla dikenal sebagai pengusaha keturunan Bugis yang memiliki bendera usaha Kalla Group, sebelum menjadi politisi, dua kali sebagai wapres.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

5 hari lalu

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup menguat setelah rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat menguat.

Baca Selengkapnya

Jalan Nasional Sumatera Barat Putus Diterjang Banjir, Pasokan Logistik Terancam

6 hari lalu

Jalan Nasional Sumatera Barat Putus Diterjang Banjir, Pasokan Logistik Terancam

Banjir menyebabkan jalan nasional di Sumatera Barat terputus. Kadin khawatir akan terjadi ancaman pada pasokan komoditas.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

7 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

Wamenkeu Suahasil Nazara memperkirakan suku bunga The Fed belum akan turun dalam waktu dekat, sehingga indeks dolar meningkat dan menekan nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya