Wakil Gubernur NTT Esthon Foenay saat membuka sosialisasi dan koordinasi kebijakan perdagangan luar negeri dan dalam negeri, di Kupang, Kamis (29/7), menjelaskan bahwa rencana pembukaan rute pelayaran antara kedua negara telah disampaikan kepada Kementrian Perhubungan, dan secara lisan telah disetujui oleh Menteri Perhubungan. "Kementrian Perhungan telah mendukung rencana pembukaan rute pelayaran tersebut," katanya.
Pembukaan pelayaran tersebut, menurut dia, untuk meningkatkan nilai ekspor ke negara tetangga tersebut. Nilai ekspor dari NTT dalam kurun empat tahun terakhir mengalami peningkatan dengan negara tujuan terbesar ke Timor Leste mencapai 80 persen.
Barang asal NTT yang diekspor ke Timor Leste, di antaranya komoditi hasil laut, hasil pertambangan, dan perkebunan. "Ekspor NTT empat tahun terakhir mengalami peningkatan rata-rata 29,35 persen," ujarnya.
Ekspor NTT pada semester pertama 2010, kata dia, mencapai US$ 24 juta atau naik 73,29 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Umumnya didominasi oleh ekspor non migas yakni sebesar 54,69 persen. "Memang ekspor dan perdagangan antar pulau di NTT tumbuh cukup baik, tapi masih pada tingkat percepatan yang rendah," paparnya.
Esthon minta agar produktivitas dan kualitas komoditi ekspor harus menjadi perhatian serius untuk terus ditingkatkan.
Dia juga mengajak dunia usaha di NTT untuk menyatukan tekad dalam mengolah berbagai komoditi yang selama ini masih diantarpulaukan sehingga mampu memberikan nilai tambah bagi daerah. “Kita tidak boleh puas sebelum masyarakat di daerah ini merasakan hidup yang lebih baik, sejahtera dan adil,” katanya. YOHANES SEO.