Garuda dan Indonesia Air Asia: Tarif Naik Tergantung Permintaan  

Reporter

Editor

Selasa, 27 Juli 2010 17:50 WIB

Miniatur pesawat Garuda Indonesia. TEMPO/Panca Syurkani

TEMPO Interaktif, Jakarta -Maskapai penerbangan Garuda Indonesia menyatakan, tarif penerbangan selama arus mudik dan arus balik Lebaran tahun ini akan disesuaikan dengan permintaan. Namun, besarannya tidak akan melebihi tarif batas atas yang ditetapkan pemerintah.

VP Corporate Communication Garuda Indonesia, Pujobroto mengatakan, "Yang jelas, kami tidak akan melanggar tarif batas atas karena itu sudah ketentuan pemerintah," katanya hari ini. Namun, ia juga tidak menampik ketika ditanya kemungkinan penyesuaian tarif hingga menyamai batas. "Itu tergantung permintaan," katanya lagi.

Menurut Pujo, sejauh ini pun perusahaannya menerapkan kebijakan yang berbeda-beda untuk tarif di masing-masing rute. "Semuanya tergantung supply dan demand," katanya.

Garuda Indonesia sebagai satu-satunya maskapai niaga berjadwal di Indonesia yang memiliki jenis layanan full service atau maksimum berhak menerapkan tarif sesuai tarif batas atas yang ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan.

Menurut Pujo, saat ini belum terasa lonjakan permintaan. Biasanya lonjakan permintaan baru terjadi pada pertengahan bulan puasa dan puncaknya terjadi pada H-3 dan H-2 Lebaran. "Tahun lalu malah besoknya Lebaran," jelasnya.

Pada saat Lebaran, ujarnya, Garuda operasikan pesawat berbadan lebar yang biasanya dioperasikan untuk penerbangan internasional akan melayani penerbangan ke Surabaya dan Denpasar.

Destinasi yang juga banyak dituju pemudik pada saat Lebaran adalah Solo, Padang, dan Palembang. "Destinasi mancanegara juga banyak dicari karena orang yang tidak merayakan Lebaran biasanya berlibur ke luar negeri, biasanya ke Singapura dan Hongkong," tuturnya.

Sama halnya dengan Garuda Indonesia, Indonesia Air Asia juga menyatakan tarif penerbangan selama Lebaran tergantung pada load factor. Sebagai maskapai penerbangan dengan jenis layanan no frills atau minimum, Indonesia Air Asia diperkenankan menerapkan tarif hingga 85 persen dari tarif batas atas. "Ya, itu mentok-mentoknya," kata Corporate Communication Manager, Audrey Progastama Petriny.

"Pada dasarnya, kami memiliki beberapa level harga. Penjualan biasanya dibuka dari yang termurah, jika sudah habis baru ke level harga selanjutnya," jelas Audrey.Pada intinya semakin tinggi minat masyarakat untuk terbang ke destinasi tertentu, semakin cepat pula harganya menjadi mahal.

Audrey mengatakan, sejak Juni lalu sudah terasa lonjakan permintaa karenanya perusahaannya memambah frekuensi penerbangan ke empat kota destinasi, yaitu Denpasar, yogyakarta, Surabaya, dan Singapura.


ADISTI DINI INDRESWARI

Berita terkait

Menhub Minta Maskapai Tak Naikkan Tarif Pesawat pada Musim Mudik Lebaran: Ada Sanksi

35 hari lalu

Menhub Minta Maskapai Tak Naikkan Tarif Pesawat pada Musim Mudik Lebaran: Ada Sanksi

Budi Karya Sumadi meminta maskapai penerbangan tidak mematok harga pesawat melebihi TBA menjelang arus mudik dan balik Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

Tak Perlu Transit, Bandara Hang Nadim Batam Buka Penerbangan Langsung Batam-Bandung

19 Maret 2023

Tak Perlu Transit, Bandara Hang Nadim Batam Buka Penerbangan Langsung Batam-Bandung

Bandara Hang Nadim Batam membuka penerbangan langsung Batam-Bandung tanpa perlu transit di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Garuda Terima Suntikan Pemerintah Rp 7,5 Triliun, Duit Dipakai untuk Restorasi Pesawat

20 Desember 2022

Garuda Terima Suntikan Pemerintah Rp 7,5 Triliun, Duit Dipakai untuk Restorasi Pesawat

Pada April lalu, bos Garuda menekankan PMN tidak akan digunakan untuk membayar utang-utang perseroan.

Baca Selengkapnya

Garuda Terima PMN Rp 7,5 Triliun, Restrukturisasi Ditargetkan Selesai Akhir Tahun

20 Desember 2022

Garuda Terima PMN Rp 7,5 Triliun, Restrukturisasi Ditargetkan Selesai Akhir Tahun

Pemerintah mengucurkan PMN Rp 7,5 triliun kepada Garuda setelah perusahaan maskpai itu lolos penundaan kewajiban pembayawan utang (PKPU).

Baca Selengkapnya

Bos Garuda Ingin PMN Rp 7,5 Triliun Segera Cair Agar Bisa Tambah Pesawat dan Karyawan

6 Desember 2022

Bos Garuda Ingin PMN Rp 7,5 Triliun Segera Cair Agar Bisa Tambah Pesawat dan Karyawan

Pemerintah akan mengucurkan PMN kepada Garuda senilai Rp 7,5 triliun pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Jelang KTT G20, Garuda Optimalkan Kelancaran Operasional Penerbangan di Bali

11 November 2022

Jelang KTT G20, Garuda Optimalkan Kelancaran Operasional Penerbangan di Bali

Masyarakat diimbau secara berkala melakukan pengecekan jadwal penerbangan, khususnya pada periode gelaran KTT G20.

Baca Selengkapnya

Garuda Yakin Bakal Kantongi Tambahan Modal Rp 14,4 Triliun dari Rights Issue

20 Oktober 2022

Garuda Yakin Bakal Kantongi Tambahan Modal Rp 14,4 Triliun dari Rights Issue

Dalam aksi korporasi itu, Garuda akan melaksanakan rights issue sebanyak dua kali.

Baca Selengkapnya

Garuda Geber Pendapatan dari Bisnis Kargo Usai Jumlah Penumpang Tergerus

20 Oktober 2022

Garuda Geber Pendapatan dari Bisnis Kargo Usai Jumlah Penumpang Tergerus

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengakui perseroan sempat lesu darah lantaran pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Bos Garuda Blak-blakan Kondisi Terakhir Keuangan Perusahaan Setelah Lolos PKPU

20 Oktober 2022

Bos Garuda Blak-blakan Kondisi Terakhir Keuangan Perusahaan Setelah Lolos PKPU

Mulai September 2021, menurut Irfan, sebenarnya Garuda Indonesia sudah mampu memperkecil gap antara pendapatan dan biaya yang dikeluarkan.

Baca Selengkapnya

Garuda Tambah Frekuensi Penerbangan Rute Domestik Mulai Oktober 2022

5 Oktober 2022

Garuda Tambah Frekuensi Penerbangan Rute Domestik Mulai Oktober 2022

Irfan mengungkapkan penambahan frekuensi Garuda dilaksanakan secara bertahap melalui serangkaian evaluasi.

Baca Selengkapnya