Merukh-Salgaocar Kembangkan Tambang Bijih Besi di Sumba
Selasa, 13 Juli 2010 14:13 WIB
Dalam pernyataan pers Merukh Enterprises yang diterima Tempo hari ini menyebutkan, penandatanganan perjanjian pembentukan perusahaan patungan (joint venture agreementt bersama Salgaocar dilakukan pada Selasa lalu (6/7).
Para pihak yang menandatangani perjanjian itu di antaranya President Direktur dan CEO Merukh Enterprises Rudy Merukh, Presiden Direktur dan CEO Salgaocar Gautam Radia, President Direktur PT Sumba Prima Iron Nunik Merukh, dan Direktur Merukh Enterprises Gustaaf YN Merukh.
Rudy menjelaskan, dalam perusahaan patungan tersebut Salgaocar berhak atas kepemilikan saham sebesar 20 persen, sedangkan Sumba Prima Iron sebagai pemegang saham mayoritas sebesar 55 persen. Sedangkan sekitar 25 persen saham dari tambang bijih besi tersebut dikuasai perusahaan asal Jerman ESG Eisenerz-Stahl GmbH, mitra Sumba Prima Iron sebelum Salgaocar bergabung.
“Pembentukan perusahaan patungan bersama Salgaocar dilakukan untuk mempercepat eksplorasi dan eksploitasi tambang bijih besi di Pulau Sumba,” kata Rudy usai penandatanganan joint venture agreement.
Dua tim teknis gabungan dari kedua perusahaan itu akan melakukan survei pendahuluan pada Agustus mendatang. Diperkirakan akhir 2011 tambang tersebut sudah berproduksi.
Tambang bijih besi di Pulau Sumba terdiri atas tujuh wilayah Kontrak Karya yang secara langsung dikonversi menjadi wilayah Izin Usaha Pertambangan berdasarkan Undang-Undang pertambangan nomor 4 Tahun 2009. Tambang tersebut diperkirakan memiliki cadangan sedikitnya 2, 6 juta metrik ton bijih besi yang terbentang pada 503 ribu hektare lahan.
Nunik menambahkan, dari tujuh wilayah izin usaha penambangan di Pulau Sumba, pihaknya bersama Salgaocar hanya akan mengelola dua blok tambang bijih besi tersebut. Dua blok tambang bijih besi itu terletak di Kabupaten Sumba Barat Daya yang luas konsesinya 75.01 hektare dengan cadangan sebesar 400, 04 juta metrik ton dan di Kabupaten Sumba Timur sekitar 114 ribu hektare dengan cadangan sebesar 292, 17 juta metrik ton.
“Dua blok tersebut yang paling strategis untuk dikembangkan karena selain cadangannya besar, investasinya bisa lebih murah karena jaraknya sangat dengan dengan pelabuhan angkut,” katanya.
Menurut Rudy, PT Sumba Prima Iron akan menghibahkan saham sebesar 10 persen dalam bentuk golden share masing-masing 5 persen kepada pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya dan 5 persen saham berikutnya kepada pemerintah Kabupaten Sumba Timur.
Nunik menambahkan, hibah tersebut bertujuan agar pemerintah daerah berpartisipasi sejak awal dalam mengoperasikan tambang bijih besi tersebut.
“Kami akan melakukan pertemuan antara PT Sumba Prima Iron, Salgaocar, Gubernur NTT, Bupati, dan DPRD pada September mendatang untuk membahas soal pengelolaan tambang bijih besi tersebut, termasuk rencana menghibahkan saham 10% itu kepada kedua Kabupaten,” kata Nunik.
MARIA