Atut yang ditemui usai rapat koordinasi mengharapkan keterlibatan investor untuk untuk mega proyek yang anggarannya mencapai US$ 15 miliar ini, baik dari investor dalam negeri maupun asing.
"Kita butuh investor. Harus ada sinergi antara pemerintah dengan swasta, dalam hal ini investor," kata dia di Jakarta, Kamis (17/6). Selain dua gubernur itu, sejumlah menteri dan lembaga terkait juga hadir dalam rapat koordinasi itu.
Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengatakan, anggaran US$ 15 miliar belum final. "Masih sangat plus minus," kata Djoko. Ia mengatakan, sudah ada investor asing yang berminat. Namun, kontraktor utama tetap harus berasal dari dalam negeri.
Adapun Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan harapannya agar proyek ini sepenuhnya diserahkan pada dalam negeri, baik dari segi pengerjaan maupun pembiayaan. "Ini proyek anak bangsa," katanya.
Dalam rapat koordinasi terebut juga dibahas percepatan pembangunan jembatan. Atut menjelaskan, saat ini proses pembangunan jembatan sampai pada tahap prastudi kelayakan. "Akhir 2013 akan dilakukan pemancangan," katanya.
Senada dengan Atut, Djoko mengatakan target ground breaking dilakukan selambat-lambatnya awal 2014. Dengan estimasi pembangunan memakan waktu 10-12 tahun, jembatan diharapkan dapat beroperasi secara fisik mulai 2023.
Nantinya di wilayah sekitar kaki-kaki jembatan, baik di Banten maupun Lampung, akan dibangun kawasan ekonomi. "Kalau kita membangun jembatan, kawasan di sekitarnya harus dikembangkan juga supaya ada subsidi silang," ujar Djoko.
ADISTI DINI INDRESWARI