Empat Mantan Pejabat BI Ancam Gugat Radius  

Reporter

Editor

Senin, 31 Mei 2010 17:33 WIB

TEMPO/Arnold Simanjuntak
TEMPO Interaktif, Jakarta - Empat mantan pejabat Bank Indonesia meminta Radius Christanto memberikan penjelasan pada publik mengenai dugaan suap dalam pengadaan uang pecahan Rp 100 ribu pada tahun 1999. "Kami meminta Radius memberikan penjelasan dalam waktu 24 jam. Jika tidak, kami akan mengajukan somasi dan menggugat," kata mantan Direktur Pengedaran Uang BI Herman Joseph Susmanto kepada wartawan di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (31/5).

Harian Australia, The Age, dalam laporan investigasinya yang dipublikasikan beberapa waktu lalu menyebutkan bahwa pejabat senior Bank Indonesia telah menerima suap US$ 1,3 juta (Rp 12 miliar berdasarkan kurs saat ini).

Harian itu melansir dokumen korespondensi melalui fax antara perwakilan Reserve Bank of Australia (RBA) di Jakarta, Radius Christanto, dan Securency International and Note Printing Australia pada 1999. Dalam dokumen itu disebutkan adanya aliran uang ke pejabat berinisial M dan S.

Herman menilai, Radius harus bertanggungjawab karena dialah yang mengirimkan fax tersebut. "Konseptor dan pengirim fax itu harus menjelaskan masalah ini," kata Herman. Dia mengaku tidak tahu menahu dan tidak terlibat serta tidak menerima keuntungan dari adanya fax tersebut. Dia juga menyatakan tidak tahu siapa orang berinisial S dan M yang dimaksud dalam fax itu.

Menurut Herman faximile tertanggal 1 Juli 1999 tersebut janggal. Sebab, kontrak BI dan Securency Ltd sudah berakhir pada 1 Juni 1999. "Kontrak selesai jauh sebelum fax ada, ini bisa dibilang fax yang kesiangan," kata dia.

Pengadaan uang sejumlah 500 juta lembar itu diyakininya sudah sesuai dengan prosedur. Pengadaan dilakukan melalui penunjukan langsung dengan perbandingan dari beberapa bank sentral negara tetangga yakni New Zealand, Australia dan Canada.

Pengadaan uang dilakukan karena pada 1998 BI mengalami kekurangan uang kartal. Untuk mengatasinya, bank sentral mencetak uang kertas di luar Peruri karena Peruri sudah mengalami kelebihan kapasitas. Pecahan Rp 50 ribu bergambar mantan Presiden Soeharto kemudian dicetak di De La Rue, Singapura.

Namun ternyata masyarakat menolak uang kertas seri Soeharto itu. Untuk itu BI kemudian memutuskan penerbitan mata uang baru pecahan Rp 100 ribu bergambar proklamator. Bahan polymer dipilih karena harga bahan kertas meningkat tajam. Uang kertas juga dinilai banyak dipalsukan serta berusia lebih pendek

"Kami siap memberikan keterangan kepada pihak berwajib mengenai hal ini, dari Australia maupun Indonesia," kata Herman. Namun hingga saat ini pihaknya belum dihubungi oleh pihak berwajib tersebut dan baru memberikan keterangan kepada tim audit internal BI.

FAMEGA SYAVIRA

Berita terkait

Bank Indonesia Cerita Proses Desain Uang Kertas Baru: Pengaman Diperkuat, Ukuran Diubah

20 Agustus 2022

Bank Indonesia Cerita Proses Desain Uang Kertas Baru: Pengaman Diperkuat, Ukuran Diubah

Proses mendesain hingga percetakan uang kertas baru dengan nominal mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 1.000 ternyata memakan waktu cukup panjang.

Baca Selengkapnya

Pulihkan Perekonomian, Pemerintah Diminta Tak Hanya Tambah Utang dan Stimulus

14 Agustus 2020

Pulihkan Perekonomian, Pemerintah Diminta Tak Hanya Tambah Utang dan Stimulus

Pemerintah dinilai tidak cukup menarik utang dan memberikan stimulus fiskal untuk menghadapi pandemi Covid-19, wacana cetak uang kembali muncul.

Baca Selengkapnya

Tukar Uang Baru di Bali, Dibatasi Rp 4,4 Juta Per Orang

10 Juni 2017

Tukar Uang Baru di Bali, Dibatasi Rp 4,4 Juta Per Orang

Bank Indonesia Provinsi Bali akan membatasi jumlah penukaran uang pecahan kecil maksimal Rp 4,4 juta per orang

Baca Selengkapnya

BI Yogya Siapkan Rp 7,9 Triliun untuk Duit Baru Lebaran

7 Juni 2017

BI Yogya Siapkan Rp 7,9 Triliun untuk Duit Baru Lebaran

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta menyediakan uang Rp 7,9 triliun.

Baca Selengkapnya

Lebaran, Bank Indonesia Siapkan Uang Tunai Rp 167 Triliun  

18 Mei 2017

Lebaran, Bank Indonesia Siapkan Uang Tunai Rp 167 Triliun  

Bank Indonesia menyiapkan uang tunai dalam jumlah besar pada Lebaran tahun ini.

Baca Selengkapnya

Uang Baru Pecahan Rp10.000 Paling Disukai Warga Papua

25 Januari 2017

Uang Baru Pecahan Rp10.000 Paling Disukai Warga Papua

Uang pecahan Rp 10.000 itu memuat gambar Frans Kaisiepo, pahlawan nasional asal Biak, Papua.

Baca Selengkapnya

Rizieq Syihab Akan Didampingi Tim Pengacara saat Diperiksa

19 Januari 2017

Rizieq Syihab Akan Didampingi Tim Pengacara saat Diperiksa

Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Syihab dipanggil polisi pada 23 Januari 2017.

Baca Selengkapnya

Yuk, Intip Proses Pencetakan Uang Rupiah Baru di Peruri

19 Januari 2017

Yuk, Intip Proses Pencetakan Uang Rupiah Baru di Peruri

Tempo berkunjung ke pabrik percetakan uang milik Peruri di Karawang, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Peruri Cetak 12,9 Miliar Bilyet 2,5 Miliar Keping Logam

18 Januari 2017

Peruri Cetak 12,9 Miliar Bilyet 2,5 Miliar Keping Logam

Perusahaan juga mencetak dokumen berstandar keamanan (security document) seperti pita cukai, materai, paspor, sertifikat, buku pertanahan dan perangko

Baca Selengkapnya

Cetak Uang Baru, Begini Langkah Peruri Perkecil Kesalahan

18 Januari 2017

Cetak Uang Baru, Begini Langkah Peruri Perkecil Kesalahan

Dalam satu bulan, Peruri bisa memproduksi uang kertas NKRI 2016 sebanyak 500 juta lembar.

Baca Selengkapnya