Greenpeace Usul Tiga Menteri Buat Keputusan Bersama  

Reporter

Editor

Kamis, 13 Mei 2010 20:59 WIB

TEMPO/Subekti
TEMPO Interaktif, Jakarta - Greenpeace mengusulkan Menteri Kehutanan, Menteri Pertanian dan Menteri Lingkungan Hidup membuat keputusan bersama untuk melindungi lahan gambut.

“Komitmen mereka untuk melindungi lahan gambut perlu dibuktikan dan harus mengikat,” kata Joko Arif, juru kampanye hutan Greenpeace Asia Tenggara dalam rilisnya yang diterima Tempo hari ini.

Usulan itu terkait dengan pertemuan Greenpeace dengan Menteri Pertanian Suswono dan Direktur Jenderal Perkebunan Achmad Manggabarani pada pekan lalu dan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan didamping Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Hadi Daryanto dan Dirjen Perlindungan Hutan dan
Konservasi Alam, Darori pada Senin (10/5).

Dalam pertemuan itu, Menteri Kehutanan mengatakan bahwa dia akan melindungi semua area lahan gambut termasuk yang dalamnya kurang dari tiga meter. Begitu pula pernyataan Menteri Pertanian mengenai pentingnya perlindungan terhadap lahan gambut. “Niat ini harus direalisasikan menjadi langkah nyata secepatnya,” kata Joko.

Menurut Joko, keputusan bersama tiga menteri ini diperlukan untuk mencegah terjadinya kebijakan yang saling berseberangan mengenai perlindungan terhadap lahan gambut.

Apalagi, kata Joko, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah berkomitmen untuk menurunkan emisi hingga 41 persen pada 2020. Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup juga tengah merumuskan peraturan pemerintah tentang pengendalian kerusakan ekosistem gambut.

Perlindungan terhadap kawasan lahan gambut selama ini diatur oleh Keputusan Presiden nomor 32 tahun 1990 yang menyebutkan, semua lahan gambut yang berkedalaman lebih dari tiga meter harus dilindungi.

Greenpeace sejak tahun lalu telah mendesak pemerintah untuk melakukan moratorium (penghentian sementara) penebangan hutan termasuk di lahan gambut. Greenpeace melakukan investigasi terhadap kerusakan lahan gambut oleh perusahaan-perusahaan perkebunan sawit berskala raksasa di kawasan gambut terluas di dunia di Semenanjung Kampar, Riau.

MARIA HASUGIAN !-- @page { margin: 2cm } P { margin-bottom: 0.21cm } --

Berita terkait

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

1 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

3 hari lalu

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

Kebun sawit PT SKIP Senakin Estate, anak usaha Sinarmas, diduga menerabas hutan Cagar Alam Kelautku, Kalimantan Selatan.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

3 hari lalu

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

Lebih dari separo lahan sawit di Kalimantan Tengah diduga berada dalam kawasan hutan. Pemerintah berencana melakukan pemutihan sawit ilegal.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

7 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

7 hari lalu

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

Greenpeace Indonesia mengapresiasi langkah KKP yang menangkap kapal ikan pelaku alih muatan (transhipment) di laut.

Baca Selengkapnya

Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

23 hari lalu

Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono klaim bahwa pembangunan IKN akan membawa manfaat bagi semua pihak.

Baca Selengkapnya

Penggemar K-Pop Minta Hyundai Mundur dari Investasi penggunaan PLTU di Kalimantan

27 hari lalu

Penggemar K-Pop Minta Hyundai Mundur dari Investasi penggunaan PLTU di Kalimantan

Penggemar K-Pop global dan Indonesia meminta Hyundai mundur dari investasi penggunaan PLTU di Kalimantan Utara.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Grab Evaluasi SOP Pelayanan Buntut Kasus Pemerasan, Pesawat Jet Pribadi Harvey Moeis untuk Sandra Dewi

35 hari lalu

Terpopuler: Grab Evaluasi SOP Pelayanan Buntut Kasus Pemerasan, Pesawat Jet Pribadi Harvey Moeis untuk Sandra Dewi

Terpopuler: Grab Indonesia evaluasi SOP pelayanan buntut kasus pemerasan, deretan barang mewah dari Harvey Moeis untuk artis Sandra Dewi.

Baca Selengkapnya

Komitmen Iklim Uni Eropa Dipertanyakan, Kredit Rp 4 Ribu Triliun Disebut Mengalir ke Perusak Lingkungan

37 hari lalu

Komitmen Iklim Uni Eropa Dipertanyakan, Kredit Rp 4 Ribu Triliun Disebut Mengalir ke Perusak Lingkungan

Sinarmas dan RGE disebut di antara korporasi penerima dana kredit dari Uni Eropa itu dalam laporan EU Bankrolling Ecosystem Destruction.

Baca Selengkapnya

Rp 19.842 triliun Kredit Global ke Grup Perusahaan Berisiko Iklim, Ada RGE dan Sinarmas

38 hari lalu

Rp 19.842 triliun Kredit Global ke Grup Perusahaan Berisiko Iklim, Ada RGE dan Sinarmas

Walhi dan Greenpeace Indonesia mengimbau lembaga keuangan tidak lagi mendanai peruhasaan yang terlibat perusakan lingkungan dan iklim.

Baca Selengkapnya