Maret Terjadi Deflasi 0,14 Persen

Reporter

Editor

Kamis, 1 April 2010 13:00 WIB

TEMPO/Dwianto Wibowo

TEMPO Interaktif, Jakarta - Badan Pusat Statistik mengumumkan terjadi deflasi 0,14 persen pada Maret lalu. "Deflasi terjadi karena penurunan indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 0,91 persen," ujar Kepala BPS Rusman Hariawan di Jakarta, Kamis (1/4).

Bahan makanan menyumbangkan 0,24 persen pada deflasi. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau memiliki andil inflasi 0,05 persen. Sektor perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar berperan 0,03 persen.

Adapun sektor kesehatan, transportasi, komunikasi dan jasa keuangan justru mengalami inflasi 0,1 persen. Kelompok sandang, pendidikan, rekreasi dan olahraga stabil tanpa inflasi maupun deflasi.

Komoditas yang memberi sumbangan dominan dalam deflasi adalah beras dan cabe merah, masing masing 0,16 persen. "Hal ini dipengaruhi oleh panen raya yang sedang berlangsung," ujar Rusman. Ikan segar menyumbang deflasi 0,05 persen, dan cabe rawit 0.02 persen.

Berdasarkan pantauan BPS pada 66 kota di Indonesia, 47 kota mengalami deflasi, dan 19 kota mengalami inflasi. Deflasi tertinggi mencapai 0,99 persen di Sibolga, Sumatera Utara. Adapun inflasi tertinggi sebesar 1,70 persen terjadi di Singkawang, Kalimantan Barat.

Akibat deflasi, inflasi tahun kalender 2010 mencapai 0,99 persen. Sedangkan inflasi tahunan Maret 2010 terhadap Maret 2009 sebesar 3,43 persen.

Sebelumnya, A Tony Prasetiantono, kepala ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk, mengatakan peluang terjadinya inflasi dan deflasi cukup berimbang pada bulan lalu . "Tapi saya duga angkanya kecil. Jika inflasi paling 0,1 persen, sebaliknya jika deflasi juga paling -0,1," katanya.

Menurut dia, penurunan harga makanan, pasokan yg terjamin, dan kurs rupiah yang stabil dan cenderung menguat, merupakan faktor-faktor yg menjaga stabilitas harga, atau inflasi rendah. "Saya cenderung perkirakan inflasi 0- 0,1 persen, meski tak menutup kemungkinan terjadinya deflasi kecil, minus 0,1 persen," ujar Tony.

Adapun menurut perhitungan Bank Indonesia inflasi Maret akan rendah, yaitu dari 0,07 persen (month to month), 1,21 persen (year to date), dan 3,65 persen (year on year). "Sudah memperhitungkan deflasi harga beras 0,02 persen dan sumbangan inflasi lain. Tekanan inflasi belum signifikan hingga semester 1 2010." ujar Perry Warjiyo, Direktur Direktorat Pengendalian Moneter dan Pengelolaan Devisa beberapa waktu lalu.

Perhitungan inflasi tersebut dilakukan oleh Bank Indonesia melalui survei harga mingguan. Survei ini bertujuan mendeteksi kecenderungan inflasi pada minggu atau bulan tertentu. Survei dilakukan di 14 kota pada 40 komoditas atau sebesar 67 persen dari inflasi yang dipantau oleh Biro Pusat Statistik.

Pada Februari 2010 terjadi inflasi 0,30 persen. Inflasi terjadi karena kenaikan harga pada kelompok bahan makanan 0,86 persen, dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,40 persen. Adapun laju inflasi tahun kalender (Januari-Februari) mencapai 1,14 persen dan laju inflasi year on year (Februari 2010 terhadap Februari 2009) sebesar 3,81 persen.

FAMEGA SYAVIRA | BOBBY CHANDRA

Berita terkait

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

1 hari lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

2 hari lalu

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

BPS menyebut nilai ekspor komoditas nikel dan barang daripadanya mengalami kenaikan sebesar US$ 210,6 juta atau 45,85 persen pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

3 hari lalu

Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

Wamenkeu Suahasil Nazara mengungkapkan, tingkat pengangguran 2024 telah turun lebih rendah ke level sebelum pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

10 hari lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

10 hari lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

11 hari lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

11 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

11 hari lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

15 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

15 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya