BPS Minta Awasi Dampak Tak Langsung Kenaikan Tarif Listrik

Reporter

Editor

Selasa, 16 Maret 2010 18:48 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta – Kenaikan Tarif Dasar Listrik sebesar 15 persen pada Juli nanti diperkirakan tidak akan memiliki dampak langsung yang terlalu besar terhadap inflasi. Dari keseluruhan bobot listrik dalam inflasi yang sebesar 2,4 persen, diperkirakan dampak langsung kenaikan tarif listrik hanya sebesar 0,36 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik Rusman Heriawan mengatakan selain akan dirasakan berat oleh konsumen rumah tangga, dampak langsung kenaikan tarif dasar listrik juga akan dirasakan oleh pihak industri, karena merekalah pengkonsumsi energi listrik yang besar.

Namun Rusman juga meminta pemerintah untuk awas terhadap dampak tidak langsung yang akan terjadi. “Itu juga harus diperhatikan,” kata Rusman kepada Tempo, Selasa (16/3). Selama ini, menurut Rusman, kecenderungannya pelaku industri ikut-ikutan menaikkan harga barang produksi mereka lebih dulu jika tarif listrik atau tarif lainnya naik.

Dia berharap pelaku usaha memikirkan nasib konsumen dengan tidak menaikkan harga yang menambah beban mereka. “Jangan gunakan kesempatan dalam kesempitan,” seru Ketua BPS tersebut.

Lebih lanjut, Rusman mengatakan, karena kenaikan tarif resmi baru akan dilakukan sekitar Juli mendatang sementara pengumuman tentang kenaikan sudah diberitahu dari sekarang, pemerintah harus awas terhadap kemungkinan dampak tidak langsung yang akan terjadi di masyarakat, seperti kenaikan harga tak terkendali.

Ia juga melihat adanya potensi spekulasi kalangan pengusaha dengan menumpuk barang menjelang kenaikan tarif yang dilakukan pemerintah. Tapi untuk tarif listrik diakuinya hanya kecil kemungkinannya terjadi.

Agar tak terlalu membebani masyarakat, Rusman menyarankan sejumlah opsi kenaikan tarif dasar listrik tersebut. Pertama, konsumen besar, di atas pemakaian 6.600 watt tetap naik sebesar 15 persen, sedangkan yang di bawah itu tidak usah dinaikkan.

Alternatif kedua, semuanya naik rata-rata 15 persen, tapi untuk konsumen rumah tangga diberi bantuan langsung tunai.

ARIE FIRDAUS

Berita terkait

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

3 hari lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

4 hari lalu

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

BPS menyebut nilai ekspor komoditas nikel dan barang daripadanya mengalami kenaikan sebesar US$ 210,6 juta atau 45,85 persen pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

5 hari lalu

Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

Wamenkeu Suahasil Nazara mengungkapkan, tingkat pengangguran 2024 telah turun lebih rendah ke level sebelum pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

12 hari lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

12 hari lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

13 hari lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

13 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

13 hari lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

17 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

17 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya