Betulkah Lagoon 500 Milik Negara?  

Reporter

Editor

Senin, 8 Februari 2010 15:52 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Anggota Komisi Perhubungan Dewan Perwakilan Rakyat mempertanyakan validitas kapal Lagoon 500 jenis catamaran seharga Rp 14,34 miliar milik Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai barang kepunyaan negara.

Anggota Komisi dari Fraksi Demokrasi Indonesia Perjuangan, Sudin, mempertanyakan apakah kapal jenis Catamaran ini benar milik negara. “Kalau benar milik negara, kenapa sampai minggu lalu belum memiliki nomor lambung?”

Sudin menambahkan jika Lagoon 500 benar milik negara, seharusnya sudah memiliki nomor lambung sehingga tidak akan kena pajak pertambahan nilai sebesar 11,5 persen. Penambahan aksesoris sebesar Rp 4 miliar juga berpotensi kena PPN-BM (PPN Barang Mewah) sebesar 52 persen.

Nomor lambung merupakan serial nomor identifikasi yang diberikan kepada perahu atau kapal. Angka yang lebih rendah menyiratkan kapal yang lebih tua. Penggunaan yang tepat bervariasi menurut negara dan jenis. Di Amerika Serikat, nomor lambung diberikan kepada kapal ketika dibangun.

Hal tersebut merupakan bagian dari lambung nomor identifikasi yang unik mengidentifikasi kapal dan harus secara permanen ditempelkan pada lambung dalam setidaknya dua tempat. Selain itu, nomor identifikasi lambung dapat dinyatakan pada judul, pendaftaran, dan dokumen asuransi.

Menurut dia, pembelian kapal ini tidak ada dalam anggaran. “Adanya dana untuk memperbaiki kapal-kapal perusak yang nantinya untuk para nelayan,” ucap dia. Sudin menyatakan kalau kebutuhan itu adalah kapal patroli, PT PAL sudah bisa membuatnya. "Dengan dana Rp 1 miliar sudah dapat kapal yang sangat bagus,” tutur dia.

Pembelian kapal tersebut dinilai melanggar Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan. Selain itu, setelah tender selesai pada November tahun lalu, Kementerian Kelautan semestinya wajib segera berkoordinasi dengan Komisi Perhubungan. Soal pernyataan kapal ini merupakan pesanan juga diragukan. “Kalau memang pesanan, cepat sekali datangnya. Baru dua bulan sudah sampai Batam,” katanya.

Anggota Komisi dari Fraksi Golongan Karya, Anton Sihombing, menambahkan kalau enggan dinilai sebagai barang mewah, seharusnya Kementerian perlu melakukan sosialisasi yang benar. “Kapal ini bisa dipakai untuk membawa para pejabat dalam dan luar negeri untuk menyadari keindahan laut Indonesia,” katanya.

ARYANI KRISTANTI

Berita terkait

Polemik Draf RUU Penyiaran, Kejaksaan Agung dan KPK Sebut Jurnalisme Investigasi Bantu Penegakan Hukum

3 jam lalu

Polemik Draf RUU Penyiaran, Kejaksaan Agung dan KPK Sebut Jurnalisme Investigasi Bantu Penegakan Hukum

Kapuspenkum Kejaksaan Agung Ketut Sumedana merespons soal RUU Penyiaran yang bakal melarang tayangan jurnalisme investigasi.

Baca Selengkapnya

Komisi VII DPR Sebut Beri Izin Tambang ke Ormas Sebagai Reward Berjasa kepada Rezim Tidak Sehat

12 jam lalu

Komisi VII DPR Sebut Beri Izin Tambang ke Ormas Sebagai Reward Berjasa kepada Rezim Tidak Sehat

Anggota DPR mengatakan penerbitan izin tambang atau IUP kepada ormas tertentu tidak sehat bagi iklim pertambangan nasional

Baca Selengkapnya

Pemerintah dan DPR Bakal Rapat soal Revisi UU MK Pekan Depan

21 jam lalu

Pemerintah dan DPR Bakal Rapat soal Revisi UU MK Pekan Depan

Hal yang krusial dari revisi UU MK ini adalah mengenai peralihan hakim Mahkamah Konstitusi.

Baca Selengkapnya

Ketahui Hak Prerogatif Presiden, Kapan dan untuk Kepentingan Apa Bisa Digunakan?

1 hari lalu

Ketahui Hak Prerogatif Presiden, Kapan dan untuk Kepentingan Apa Bisa Digunakan?

Presiden Jokowi sebut pemilihan menteri merupakan hak prerogatif Prabowo sebagai presiden terpilih. Apakah pengertiannya?

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingatkan agar Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS dan PPP Bilang Begini

1 hari lalu

Prabowo Ingatkan agar Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS dan PPP Bilang Begini

PPP menyinggung pengalaman Prabowo di luar pemerintahan sebagai oposisi selama 10 tahun.

Baca Selengkapnya

Draft RUU Penyiaran Larang Penayangan Konten Eksklusif Jurnalisme Investigasi, AJI Sebut Upaya Membungkam Pers

2 hari lalu

Draft RUU Penyiaran Larang Penayangan Konten Eksklusif Jurnalisme Investigasi, AJI Sebut Upaya Membungkam Pers

Sekretaris Jenderal AJI, Bayu Wardhana, meminta agar DPR menghapus pasal bermasalah dalam RUU Penyiaran tersebut.

Baca Selengkapnya

KIP Kuliah Jalur Aspirasi Anggota DPR Dinilai Tak Tepat, Stafsus Presiden Sarankan Ini

2 hari lalu

KIP Kuliah Jalur Aspirasi Anggota DPR Dinilai Tak Tepat, Stafsus Presiden Sarankan Ini

Stafsus Presiden Billy Mambrasar menyarankan sejumlah hal ini guna perbaikan tata kelola KIP Kuliah jalur aspirasi anggota DPR.

Baca Selengkapnya

Stafsus Presiden Minta Hentikan Program KIP Kuliah Jalur Aspirasi Anggota DPR

2 hari lalu

Stafsus Presiden Minta Hentikan Program KIP Kuliah Jalur Aspirasi Anggota DPR

Menurut Billy Mambrasar, DPR sebagai lembaga legislatif seharusnya tidak boleh mengeksekusi program KIP Kuliah.

Baca Selengkapnya

Anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran Sebut Prabowo Sudah Ikut Diskusi untuk RAPBN 2025

2 hari lalu

Anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran Sebut Prabowo Sudah Ikut Diskusi untuk RAPBN 2025

Anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Drajad Wibowo, menyebut Presiden terpilih Prabowo Subianto sudah dilibatkan dalam diskusi untuk RAPBN 2025.

Baca Selengkapnya

Billy Mambrasar: KIP Kuliah Digunakan Anggota DPR untuk Kepentingan Elektabilitas

2 hari lalu

Billy Mambrasar: KIP Kuliah Digunakan Anggota DPR untuk Kepentingan Elektabilitas

Stafsus Presiden Billy Mambrasar mengungkap soal KIP Kuliah jalur aspirasi yang diduga digunakan oleh anggota DPR untuk kepentingan elektabilitas.

Baca Selengkapnya