TEMPO Interaktif, Jakarta -Bank Indonesia menilai inflasi yang rendah dalam jangka menengah sangat diperlukan untuk menjaga daya saing perekonomian domestik, terutama menghadapi ASEAN Economic Community 2015.
Pejabat Sementara Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution, mengatakan kebijakan moneter ke depan akan terus diarahkan untuk menjaga agar inflasi rendah dan stabil.
Tahun ini, sasaran inflasi BI berada pada kisaran lima plus minus satu persen. Adapun dalam jangka menengah, BI akan mengarahkan agar inflasi terus dalam tren yang menurun sehingga berada pada tingkat yang sebanding dengan inflasi di negara kawasan yang sudah berada pada kisaran tiga persen.
"Untuk mencapai target tersebut, Bank Indonesia berkomitmen untuk mengarahkan BI rate dalam takaran yang tepat secara konsisten," katanya dalam jamua santap malam dengan para bankir di Bank Indonesia, Jumat (22/1).
Menurut dia, penentuan BI rate akan selalu mempertimbangkan outlook perekonomian domestik maupin global. Khusus saat ini, dampak exit policy negara-negara maju terhadap pemulihan ekonomi dunia juga dipertimbangkan. "Ini untuk berjaga-jaga terhadap kemungkinan bahwa pemulihan ekonomi kurang sesuai dengan perkiraan," ujarnya.
Oleh sebab itu, guna memitigasi guncangan yang kemungkinan dapat muncul di perekonomian Indonesia, BI memiliki strategi kebijakan yang mengkombinasikan penggunaan respon suku bunga dan manajemen volatilitas nilai tukar. "BI akan tetap berupaya menjaga agar agar volatilitas nilai tukar yang terjadi di pasar tak berlebihan," kata Darmin.
BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen
2 hari lalu
BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen
Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen