TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah memprediksi keikutsertaan Indonesia di pameran Shanghai Expo Mei-Oktober 2010 akan menelan dana tak kurang dari Rp 104 miliar. Deputi Perdagangan dan Industri Kementerian Koordinator Perekonomian Edy Putra Irawadi mengatakan perhitungan jumlah itu menggunakan standar Departemen Luar Negeri. Sekitar Rp 29 miliar telah disetujui oleh Menteri Keuangan, dan sisanya akan dihitung ulang.
"Menkeu minta dibahas lagi, Menteri Perdagangan juga," kata dia seusai rapat koordinasi di kantor Kementerian Perekonomian, Selasa (22/12). Menurut perhitungan Menteri Perdagangan dengan standar Departemen Luar Negeri, biaya pameran masih membutuhkan Rp 79 miliar.Namun, Menteri Keuangan dengan standar biaya umum (SBU) memperhitungkan kekurangan biaya hanya Rp 51 miliar.
Dari pengalaman sebelumnya, Edy menjelaskan, biaya untuk sewa ruang 324 meter persegi sekitar Rp 20 miliar. Sementara tahun depan Indonesia menyewa 4 ribu meter persegi. Target keikutsertaan Indonesia, kata dia, tak hanya sebatas perdagangan tapi juga kebudayaan, kreativitas dan invovasi produk. "Kami promosikan barang, kebijakan, dan peluang ekspor," ucapnya. Target transaksi, sekitar Rp 1 triliun atau 10 kali lipat dari biaya pameran.
Dalam pameran itu Badan Koordinasi Penanaman Modal akan memaparkan proyek-proyek prioritas pemerintah seperti infrastruktur, energi, dan pangan kepada investor.
Menteri Perindustrian M.S Hidayat menuturkan pameran akan berorientasi produk unggulan, industri kreatif, dan industri unggulan daerah. Selain itu Indonesia akan menampilkan atraksi budaya. "Kadin juga baru susun anggaran," kata dia.
Menurut Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Radjasa, keikutsertaan Indonesia dalam Shanghai Expo sekaligus merayakan 60 tahun hubungan Indonesia-Cina. Pemerintah, lanjutnya, telah meminta beberapa departemen untuk menyusun program dalam pameran. "Kami akan all out untuk menjadikan ajang promosi Indonesia," kata dia.
RIEKA RAHADIANA