LSM Anti Pertambangan Demo Kedubes Australia

Reporter

Editor

Jumat, 10 Oktober 2003 11:16 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Australia menerapkan standar ganda. Hutan lindungnya tak boleh diganggu, tapi pendukung perusahaan Australia membuka hutan lindung di luar negeri.

Massa gabungan dari kelompok pecinta alam, serta koalisi organisasi non pemerintah (ornop) lingkungan hidup seperti Walhi, WWF Indonesia dan Jaringan Advokasi Tambang (Jatam), melakukan aksi demo didepan Kedubes Australia, Rabu (2/7) siang. Aksi demo ini, sebagai bentuk protes atas intervensi pemerintah Australia terhadap pemerinatah Indonesia dalam kasus kontrak karya pertambangan dikawasan hutan lindung Indonesia.

Menurut Hesti dari Walhi, berdasarkan informasi yang diperoleh dari ornop lingkungan hidup Australia yang bersumber dari senat Australia, ke Dubes Australia telah sembilan kali melakukan pertemuan dengan para pejabat Indonesia yang terkait dalam masalah ini. Hesti melihat, pemerintah Australia telah melakukan standar ganda mengenai tambang di hutan lindung. Publik di Australia menolak keras adanya pertambangan di kawasan hutan lindung, sehingga memaksa perusahaan-perusahaan tambang disana berhenti beroperasi, katanya. Namun beberapa perusahaan tambang di Australia seperti BHP- Biliton dan Rio Tinto justru berusaha memasuki kawasan hutan lindung Indonesia, dan pemerintah Autralia malah mendukung mereka.

Menurut Hesti, ada sekitar 150 situs dikawasan hutan lindung Indonesia yang berdasarkan kontrak karya akan ditambang. beberapa diantaranya, bahkan telah diusulkan oleh UNISCO untuk menjadi daerah warisan dunia (world heritage) seperti taman nasional lorentz, ujarnya. Hesti sendiri menyesalkan menteri negara lingkungan hidup yang akhirnya menyetujui masuknya 15 perusahaan tambang asing sedalam kawasan hutan lindung Indonesia. Seharusnya dia (Meneg Lingkungan Hidup) mempertahankan kawasan hutan lindung kita, dan bukannya kelihatan tidak percaya diri, tandasnya.

Rencananya besok 3 Juli, DPR akan melakukan penentuan mengenai disetujui atau tidaknya 15 perusahaan tambang asing beroperasi dikawasan hutan lindung Indonesia. Namun Deputi Direktur Walhi M. Ridha Saleh yang biasa disapa Edang, pesimis DPR akan menolak hal itu. Kelihatannya pemerintah sendiri sudah tunduk (ada perusahaan-perusahaan tambang asing). DPR pun hanya akan memanfaatkannya hal ini untuk kepentingan politiknya, prediksi Edang.

Malam ini, massa berencana akan menginap di gedung MPR/DPR RI, sebagai bentuk tekanan terhadap parlemen. Bila DPR ternyata tetap menyetujui, koalisi ornop LH akan menggalang pemerintah daerah dan masyarakat adat dikawasan hutan lindung itu, untuk mengirim surat memorandum yang berisi penolakan kepada pemerintah pusat. Hari ini 2 Juli, pemerintah provinsi Sulawesi Tengah akan mengirimkan surat penolakan ke pemerintah pusat, ujarnya.

Advertising
Advertising

Bila hal ini tetap tidak mempan, dia tidak menutup kemungkinan akan melakukan aksi blokade areal pertambangan dikawasan hutan lindung itu bekerja sama dengan masyarakat adat disana.

(Sita Planasari TNR)

Berita terkait

Demokrat Bilang Prabowo Sedang Mendesain Struktur Kabinet, Sebut Ada Rencana Pemisahan Kementerian

8 menit lalu

Demokrat Bilang Prabowo Sedang Mendesain Struktur Kabinet, Sebut Ada Rencana Pemisahan Kementerian

Partai Demokrat sedang menyiapkan kadernya untuk menjadi menteri di kabinet Prabowo.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Singgung Isu Palestina di KTT OKI

24 menit lalu

Retno Marsudi Singgung Isu Palestina di KTT OKI

Retno Marsudi mengingatkan seluruh negara anggota OKI berutang kemerdekaan kepada rakyat Palestina.

Baca Selengkapnya

Bandara Sam Ratulangi Manado Dibuka Lagi Usai Tutup Sementara karena Erupsi Gunung Ruang

25 menit lalu

Bandara Sam Ratulangi Manado Dibuka Lagi Usai Tutup Sementara karena Erupsi Gunung Ruang

Operasional Bandara Sam Ratulangi Manado kembali dibuka setelah sempat ditutup sementara karena terdampak sebaran abu vulkanik Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Piala Uber 2024: Dikalahkan Chen / Jia, Fadia / Ribka Akui Kalah Pengalaman

37 menit lalu

Piala Uber 2024: Dikalahkan Chen / Jia, Fadia / Ribka Akui Kalah Pengalaman

Fadia / Ribka gagal menyumbangkan angka untuk Indonesia saat menghadapi Cina di final Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

43 menit lalu

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

Ester Nurumi Tri Wardoyo yang turun di partai ketiga kalah melawan He Bing Jiao sehingga Cina yang jadi juara PIala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Hari Ini Ruas Tol Jagorawi Diperbaiki hingga 12 Mei 2024 Mendatang, Simak Jadwal Lengkap dan Titik Lokasinya

44 menit lalu

Hari Ini Ruas Tol Jagorawi Diperbaiki hingga 12 Mei 2024 Mendatang, Simak Jadwal Lengkap dan Titik Lokasinya

PT Jasa Marga (Persero) Tbk. memperbaiki ruas Tol Jagorawi mulai hari ini, Ahad, 5 sampai 12 Mei 2024 mendatang

Baca Selengkapnya

Dukung Adik Moonbin, ASTRO Hadiri Fan Concert Billlie: Selamat Moon Sua!

53 menit lalu

Dukung Adik Moonbin, ASTRO Hadiri Fan Concert Billlie: Selamat Moon Sua!

MJ, Jinjin, Cha Eun Woo, dan Sanha ASTRO menunjukkan dukungannya kepada adik mendiang Moonbin, Moon Sua dengan menghadiri fancon Billlie.

Baca Selengkapnya

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

57 menit lalu

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

Tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (Unej)menangi kompetisi gelaran Nanyang Technological University (NTU) Singapura.

Baca Selengkapnya

Jadwal Proliga 2024 Minggu 5 Mei: 3 Pertandingan Live, Jakarta LaVani Berjuang Bangkit

1 jam lalu

Jadwal Proliga 2024 Minggu 5 Mei: 3 Pertandingan Live, Jakarta LaVani Berjuang Bangkit

Jadwal kompetisi bola voli Proliga 2024 akan kembali hadir Minggu, 5 Mei. Tiga pertandingan akan berlangsung termasuk LaVani.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Seret Alexander Marwata, Yudi Purnomo: Harus Didalami

1 jam lalu

Nurul Ghufron Seret Alexander Marwata, Yudi Purnomo: Harus Didalami

Yudi Purnomo menilai sidang etik terhadap Nurul Ghufron bisa membuka fakta baru soal apakah Alexander Marwata terlibat atau tidak.

Baca Selengkapnya