Korporasi Buru Dolar Amerika, Rupiah Melemah

Reporter

Editor

Senin, 30 November 2009 16:49 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta -Masih adanya permintaan dolar Amerika Serikat dari korporasi membuat penguatan rupiah kembali tertahan.

Alhasil, pada transaksi pasar uang antar bank di Jakarta hari ini rupiah kembali melemah ke level 9.480 per dolar AS, atau melemah 35 poin dari penutupan akhir pekan lalu yang berada di posisi 9.445.

Praktisi pasar uang dari Bank Saudara, Rully Nova menjelaskan melemahnya dolar Amerika terhadap mata uang utama dunia, serta menguatnya mata uang kawasan belum mampu mendorong penguatan rupiah. “Masih adanya permintaan dolar AS dari korporasi diakhir bulan justru menekan rupiah,” ujarnya.

Menurut Rully, gagal bayar yang dialami Dubai World sebenarnya tidak banyak berpengaruh terhadap rupiah, karena eksposure kesana tidak banyak. Kasus Dubai world ini dampaknya tidak terlalu besar karena masih ada underlyingnya berupa aset. Berbeda dengan Lehman Brothers yang hanya merupakan surat utang, dan transaksi derivatif.

Pelemahan rupiah kali ini disebabkan karena antisipasi para pelaku pasar menunggu data inflasi yang akan dirilis Selasa (1/12) besok. Serta hasil rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang akan dilaksanakan Kamis (3/12). “Investor pun cenderung menahan diri dulu untuk saat ini,” tuturnya.

Secara fundamental ekonomi, Rupiah masih cukup bagus. “Ekonomi yang masih tumbuh, inflasi yang terkendali, serta perbedaan suku bunga rupiah dan dolar AS yang masih cukup lebar masih menjadi daya tarik berinvestasi dalam mata uang lokal,” paparnya.

Untuk hari Selasa besok rupiah akan ditransaksikan dalam kisaran sempit antara 9.430 hingga 9.460 per dolar AS. Indeks dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia kembali melemah 0,38 poin (0,5 persen) menjadi 74,62.

Mata uang euro berhasil menguat 0,0017 poin (0,4 persen) menjadi US$ 1,5047, poundsterling juga mengaut 0,0017 poin (0,1 persen) menjadi US$ 1,6518, serta yen juga menguat 0,46 poin (0,53 persen) menjadi 86,072 per dolar AS. Sebagian mata uang kawasan juga menguat terhadap dolar AS sore ini.

Dolar Singapura menguat 0,36 persen menjadi 1,3832 per dolar AS, won Korea Selatan terapresiasi 1,06 persen menjadi 1.162,85 per dolar AS, bath Thailand juga menguat 0,07 persen menjadi 33,215 per dolar AS.

VIVA B KUSNANDAR

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

6 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

38 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

26 Oktober 2023

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

7 Oktober 2023

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya