Malaysia Cabut Pelarangan TKI Sektor Manufaktur dan Konstruksi

Reporter

Editor

Senin, 21 Juli 2003 08:39 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah menyambut baik keputusan Malaysia yang membuka kembali lapangan kerja sektor manufaktur dan konstruksi, bagi Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Kendati demikian, pemerintah mensyaratkan ditandatanganinya nota kesepahaman (MoU) sebelum penempatan TKI dilakukan. "Bagaimana pun saya menyampaikan terima kasih atas pembukaan sektor kerja itu," kata Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jacob Nuwa Wea di Jakarta, Rabu (29/1). Tetapi, kata dia, MoU tetap diperlukan sebagai bentuk kepastian hukum dan perlindungan terhadap TKI. Seperti diketahui, Wakil Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi mengatakan, pemerintahnya akan mencabut sejumlah restriksi (pelarangan) tentang penyewaan (pemakaian tenaga) TKI. Sebelumnya, selama sekitar 1,5 tahun Malaysia menghentikan penempatan TKI untuk sektor manufaktur dan konstruksi. Negara ini hanya mengizinkan TKI bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga dan perkebunan, menyusul kerusuhan yang terjadi beberapa waktu alu. Bahkan Malaysia sempat mengancam akan mengusahakan tenaga kerja dari negara lain, seperti Thailand, Kamboja, Nepal, Myanmar, Laos, Filipina, dan India. Kebijakan pencabutan sejumlah retriksi tentang penyewaan TKI itu dimaksudkan untuk mengisi kekurangan tenaga kerja di bidang konstruksi dan manufaktur. Ini dilakukan atas permintaan kalangan industri setempat. TKI dinilai lebih terlatih dan memiliki bahasa yang mirip dengan bahasa Malaysia. Kekurangan tenaga kerja di Malaysia terjadi akibat diberlakukannya hukuman cambuk bagi imigran ilegal, sejak 31 Agustus lalu. sekitar 468 ribu imigran ilegal meninggalkan Malaysia. Nyaris separuh di antaranya adalah tenaga kerja konstruksi. Jacob meminta, pemerintah Malaysia tidak asal membuka lapangan kerja begitu saja. Melainkan harus ada aturan yang jelas. "Nanti sebentar buka, sebentar tutup lagi," ujarnya. Karena itu, ia mendesak, penandatangan MoU Indonesia-Malaysia harus segera dilakukan. Dengan acuan hukum itu, penempatan TKI ke negeri jiran itu dipastikan bisa lebih teratur. Tanpa kepastian hukum, Jacob mengkhawatirkan, kejadian masa lalu akan terulang. Ia mencontohkan, peristiwa pemulangan ratusan ribu TKI ilegal dari Malaysia. "Jangan sampai karena banyak TKI yang masuk secara ilegal kemudian diusir begitu saja karena nggak suka. Itu yang saya tidak sepakat," kata dia. Saat ini, naskah kesepakatan sedang dibahas antara Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Indonesia dengan Menteri Sumber Daya Manusia Malaysia. Beberapa hal penting tengah menjadi perdebatan, dan hingga kini belum tercapai kesepakatan. Misalnya keinginan Malaysia untuk melakukan perekrutan tenaga kerja secara langsung. "Saya tidak sepakat. Kita ini negara merdeka, kok Malaysia mau merekrut langsung," kata Jacob. Pemerintah, kata dia, tetap menuntut agar proses rekruitmen tidak dilakukan secara langsung, melainkan harus melalui PJTKI. Selanjutnya baru ditempatkan ke Malaysia. Selain itu, masalah yang belum disepakati adalah tentang kewenangan menyimpan paspor. Pemerintah menghendaki paspor dipegang langsung oleh TKI, bukan oleh agen atau majikan. Ini penting, supaya ada pegangan atau bukti diri bahwa yang bersangkutan adalah TKI resmi dari Indonesia. Saat ini paspor para TKI dipegang oleh majikannya masing-masing. Ini tidak hanya terjadi di Malaysia, tetapi juga di negara-negara tujuan TKI lain. Kendati demikian, Jacob memaklumi keberatan Malaysia atas kewenangan memegang paspor itu. Terutama karena TKI seringkali melarikan diri. Untuk itu, Jacob menawarkan alternatif pembuatan kartu identitas (ID card) yang disahkan oleh pemerintah setempat. "Bahwa dengan kartu itu, cukup sebagai bekal bila TKI ingin jalan-jalan di Malaysia," kata Jacob. Alternatif lain, TKI memegang foto copy paspor yang telah dilegalisir oleh lembaga yang berwajib di Malaysia. Retno Sulistyowati --- Tempo News Room

Berita terkait

5 Pemain Irak yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia pada Laga Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U-23

3 menit lalu

5 Pemain Irak yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia pada Laga Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U-23

Duel Irak vs Indonesia dalam perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024 berlangsung di Stadion Abdullah bin Khalifa, Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

UTBK Hari Kedua di UPI Bandung Mulus, Gangguan Teknis Tak Terulang

4 menit lalu

UTBK Hari Kedua di UPI Bandung Mulus, Gangguan Teknis Tak Terulang

SNPMB jelaskan gangguan teknis yang mengganggu pelaksanaan UTBK hari pertama di banyak lokasi. Laporan dikelompokkan ke dalam 2 kategori.

Baca Selengkapnya

KPK Sita Kantor NasDem di Sumatera Utara dalam Kasus Korupsi Bupati Labuhanbatu

4 menit lalu

KPK Sita Kantor NasDem di Sumatera Utara dalam Kasus Korupsi Bupati Labuhanbatu

KPK menyita kantor Partai NasDem di Labuhanbatu, Sumatera Utara, dalam perkara korupsi yang menjerat Bupati Erik Atrada Ritonga.

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

4 menit lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Surya Paloh Tegaskan Dukungan ke Prabowo, Singgung Sportivitas NasDem

8 menit lalu

Surya Paloh Tegaskan Dukungan ke Prabowo, Singgung Sportivitas NasDem

Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, menegaskan posisi partainya yang mendukung pemerintahan baru Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka

Baca Selengkapnya

Jadwal dan Link Live Streaming Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Piala Asia U-23 2024

9 menit lalu

Jadwal dan Link Live Streaming Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Piala Asia U-23 2024

Berikut jadwal dan link live streaming timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 pda perebutan perinkat ketiga Piala Asia U-23 2024 pada Kamis malam ini.

Baca Selengkapnya

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

16 menit lalu

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

BCA menggelar rangkaian Appreciation Day Sekolah Bakti BCA bertema "Building Better Future: Nurturing Dreams, Growing Leaders

Baca Selengkapnya

Menpora Bakal Kebut Naturalisasi Calvin Verdonk dan Jens Raven, Bisa Main di Kuaifikasi Piala Dunia 2026?

21 menit lalu

Menpora Bakal Kebut Naturalisasi Calvin Verdonk dan Jens Raven, Bisa Main di Kuaifikasi Piala Dunia 2026?

Menpora Dito Ariotedjo berbicara soal peluang Calvin Verdonk dan Jens Raven tampil bersama Timnas Indonesia pada kualifikasi Piala Dunia 2026 Juni mendatang.

Baca Selengkapnya

Bidik Peziarah di Luar Ibadah Haji dan Umrah, Arab Saudi Kenalkan Platform Nusuk

23 menit lalu

Bidik Peziarah di Luar Ibadah Haji dan Umrah, Arab Saudi Kenalkan Platform Nusuk

Arab Saudi mengundang pelancong menjelajahi budaya, sejarah, dan petualangan di luar perjalanan keagamaan seperti haji dan umrah.

Baca Selengkapnya

Nikita Willy dan Indra Priawan Bertualang di Dubai, Nikmati Wisata Budaya hingga Uji Nyali

24 menit lalu

Nikita Willy dan Indra Priawan Bertualang di Dubai, Nikmati Wisata Budaya hingga Uji Nyali

Nikita Willy dan Indra Priawan menjelajahi kekayaan budaya Emirati hingga menjajal Edge Walk dalam kampanye baru pariwisata Dubai.

Baca Selengkapnya