"Mengejutkan," ujar Kepala Ekonom Kantor Perwakilan Bank Dunia Jakarta, William E Wallace kepada wartawan di kantornya, Rabu (4/11). Dia menaksir pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini 4,3 persen. Dan diprediksi masih terus meningkat. Pada 2010 Bank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 5,4 persen.
Penyebab kuatnya daya tahan perekonomian Indonesia, kata Wallace, karena pada saat memasuki krisis Indonesia memiliki posisi fiskal yang kuat dan utang publik yang rendah. Pemerintah juga memiliki tim ekonomi yang baik. Wallace menilai positif peran Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur Bank Indonesia Boediono.
Menurut dia, kedua figur tersebut berpengalaman menghadapi krisis ekonomi dunia sehingga kebijakan yang mereka keluarkan tepat sasaran. "Mulai dari pengamanan pasar modal, belanja stimulus plus pemotongan pajak, hingga belanja program sosial seperti bantuan langsung tunai dan bantuan operasional sekolah," katanya.
Karena minim pengaruh krisis, Bank Dunia menilai Indonesia bisa terus memacu pertumbuhan ekonomi dan melaju meninggalkan negara tetangga yang terkena dampak krisis. Wallace mengatakan, kunci utama pertumbuhan ekonomi adalah dimulainya investasi oleh pemerintah. Pasalnya Indonesia sukses di bidang ekonomi makro. "Tapi tidak demikian di bidang mikro," ujarnya.
"Dibutuhkan terobosan di bidang infrastruktur," kata Wallace. Sedikitnya diperlukan lima mega proyek yang bisa mendongkrak pertumbuhan sektor riil. Misalnya Jalan Tol Trans Jawa dan Jembatan Antar Pulau. "Itu bisa mengubah persepsi dunia tentang pembangunan sektor riil Indonesia," ucapnya.
Pembangunan infrastruktur juga harus dilakukan di tingkat daerah. Wallace menyoroti perlunya pembangunan transportasi, perumahan, dan penyediaan air bersih di kota-kota besar Indonesia. "Harus ada pemberian sumber daya dan perubahan insentif pada pemerintah daerah yang berprestasi dalam penyediaan kebutuhan tersebut," ungkapnya.
Di luar pembangunan infrastruktur, Bank Dunia memandang pemerintah perlu memperbaiki fasilitas investasi, dengan mengurangi hambatan masuknya investasi asing. "Juga membatasi hambatan non-tarif yang hanya menambah biaya dan mengurangi daya saing," ujar Wallace.
Di bidang birokrasi, Bank Dunia menilai reformasi kelembagaan di Departemen Keuangan, terutama Direktorat Jenderal Pajak, bergulir baik. "Perlu ditiru oleh lembaga-lembaga lain," kata Wallace.
REZA MAULANA