Sempat Saling Sindir, Bahlil Menyatakan Prihatin atas Kasus yang Membelit Tom Lembong
Reporter
Antara
Editor
Yudono Yanuar
Kamis, 31 Oktober 2024 20:48 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia, yang mengaku sebagai junior Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), menyatakan turut prihatin terhadap kasus dugaan korupsi impor gula yang menyeret mantan menteri perdagangan itu.
"Saya sebagai junior juga turut prihatin, sebagai junior beliau karena kami sama-sama sebagai mantan Kepala BKPM, jadi kami mendoakan yang terbaik," kata Bahlil usai memberikan keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis, 31 Oktober 2024.
Tom Lembong dijadikan tersangka oleh Kejaksaan Agung dalam kasus dugaan korupsi dalam impor gula ketika menjadi Menteri Perdagangan pada 2015-2016.
Selepas dari Mendag, Tom Lembong ditunjuk oleh Presiden Jokowi jadi Kepala BKPM sampai 2019 dan digantikan oleh Bahlil.
Saat ditanya soal kemungkinan adanya intervensi, Bahlil meminta masyarakat untuk percaya pada aparat penegak hukum.
Ketua Umum Partai Golkar itu juga mengaku tidak mengetahui soal Tom Lembong yang ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan tindak pidana korupsi kegiatan importasi gula. Bahlil meminta agar kasus ini diselesaikan melalui proses hukum yang baik.
"Saya sendiri tidak tahu apa masalah, apa segala macam apalagi saya kan tidak pernah di (Kementerian) Perdagangan. Jadi mungkin kita serahkan kepada proses hukum yang baik aja," kata Bahlil.
Sebelum menjabat sebagai Menteri ESDM pada 2024, Bahlil ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Kepala BKPM pada periode 2019-2024.
Sebelum Bahlil, Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong lebih dahulu menjabat Kepala BKPM periode 2016-2019. Sebelum Kabinet Indonesia Maju mengalami reshuffle, Tom Lembong terlebih dahulu menjabat sebagai Menteri Perdagangan periode 2015-2016.
Tom Lembong dan Bahlil Saling Sindir
Tom Lembong pernah mengkritik pemerintahan Presiden Jokowi karena menurut dia terobsesi pada nikel dan mobil listrik yang membuat sektor lain terbengkalai. Sementara itu, peluang kerja di industri nikel, pabrik baterai, dan mobil listrik lebih sedikit karena merupakan sektor padat modal, bukan padat karya.
“Padahal, lapangan kerja yang peluangnya besar adalah sektor jasa, di samping pertanian, perikanan, dan manufaktur,” ujar Tom, pada 6 Desember 2023.
Bahlil menanggapi bahwa pemerintah optimistis hilirisasi akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menciptakan nilai tambah, dan mendorong kedaulatan negara. Ia pun menampik hilirisasi hanya berfokus di nikel.
"Jadi, pikirannya jangan sempit gitu, loh. Saya kadang-kadang bingung ketika orang berpandangan hilirisasi itu hanya bagian satu produk, seperti ekosistem baterai mobil listrik, itu kan cuma satu bagian saja,” ucap Bahlil, pada 7 Desember 2023.
Baterai lithium ferro-phosphate (LFP)
Tom Lembong mengkritik kebijakan hilirisasi nikel Presiden Jokowi yang dinilainya terobsesi pada nikel, tetapi tidak berorientasi pada pasar.
“Pemerintah kemarin melihat harga nikel bagus, permintaan tinggi karena semua baterai mobil listrik pakai nikel,” ujar Tom, pada 6 Desember 2023 lalu.
Menurut Tom, industri akan mencari bahan baku lain ketika bahan baku nikel mahal dan pasokannya tidak stabil, seperti produksi Tesla, mobil listrik Elon Musk yang beralih menggunakan baterai LFP.
Pernyataan Tom tersebut ditanggapi oleh Bahlil yang menilai nikel masih digunakan produsen untuk membuat baterai kendaraan listrik karena kualitasnya lebih baik daripada baterai LFP. Bahlil juga membantah klaim mobil Tesla sudah beralih sepenuhnya ke LFP.
“Jadi, jangan omon-omon saja. Bahaya ini negara kalau dibuat begini,” kata Bahlil, pada 24 Januari 2024.
IKN
Bahlil menyebut Tom Lembong, jangan asal bunyi tentang investasi IKN. Sebab, Tom mengatakan investasi di IKN tidak realistis dan menantang pemerintah menjabarkan nilai investasi setiap investor.
"Sahabat saya ini kadang-kadang halusinasi tingkat tinggi," kata Bahlil, pada 24 Januari 2024.
Bahlil mengatakan, investasi swasta sudah terealisasi, seperti Konsorsium Nusantara yang telah menggelontorkan dana sekitar Rp 20-25 triliun. Namun, Bahlil mengatakan, rincian investasi dari setiap perusahaan dalam konsorsium tersebut tidak bisa dipublikasikan.
Sebelumnya, Tom Lembong menulis cuitan di akun X, @PakarINTElek, “Saya tantang kalau memang benar Agung Sedayu, Marriot, Mayapada, dan lain-lain (investasi), mana angkanya?”
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Kejaksaan Agung menetapkan Tom Lembong sebagai tersangka perkara dugaan tindak pidana korupsi kegiatan importasi gula periode 2015--2023 di Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Direktur Penyidikan Jampidsus Kejagung Abdul Qodar mengatakan bahwa Tom Lembong merupakan salah satu dari dua saksi yang ditetapkan sebagai tersangka.
Qohar menjelaskan keterlibatan Tom Lembong dalam kasus tersebut bermula ketika pada tahun 2015, dalam rapat koordinasi antarkementerian disimpulkan bahwa Indonesia mengalami surplus gula, sehingga tidak perlu impor gula.
Namun, pada tahun yang sama, Tom Lembong selaku Mendag pada saat itu memberikan izin persetujuan impor gula kristal mentah kepada PT AP.
RACHEL FARAHDIBA R | DINDA SHABRINA | AMELIA RAHIMA SARI | RIRI RAHAYU berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Pilihan Editor Presiden Prabowo ke KTT APEC dan G20, Gibran Jalankan Tugas sebagai Kepala Pemerintahan