Kecelakaan Kerja Berulang di Penghiliran Nikel IMIP, Serikat Buruh: Perusahaan dan Negara tidak Melindungi Pekerja
Reporter
Riri Rahayu
Editor
Aisha Shaidra
Kamis, 31 Oktober 2024 14:25 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Serikat Buruh Industri Pertambangan atau SBIPE di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah, tengah gelisah lantaran ledakan di kawasan industri penghiliran nikel itu masih terjadi. Ketua SBIPE IMIP, Henry Foord Jebss, mengatakan tidak ada rasa aman bagi mereka dalam bekerja.
Apalagi kemarin, belum sampai sepekan dua ledakan terjadi di dua perusahaan. Insiden ledakan pertama terjadi di PT Dexin Steel Indonesia (DSI), Jumat, 25 Oktober 2024. Lima hari kemudian, ledakan terjadi di PT Zhongtsing New Energy atau ZTEN pada Rabu pagi, 30 Oktober 2024.
Dua peristiwa itu terjadi, bahkan saat Henry dan rekan-rekannya belum bisa melupakan insiden ledakan tungku smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) pada 24 Desember 2023, yang menewaskan 21 pekerja. “Kami menilai tidak ada itikad, baik dari perusahaan maupun negara, untuk melindungi pekerja di IMIP,” ujar Henry ketika dihubungi melalui sambungan telepon pada Rabu malam, 30 Oktober 2024.
Henry mengatakan serikat pekerja sudah kerap melayangkan tuntutan kepada perusahaan. Mereka menuntut agar semua perusahaan yang beroperasi di IMIP mesti diidentifikasi. Sistem keselamatan dan kesehatan kerja juga mesti ditingkatkan. Namun, menurut dia, tuntutan itu tidak digubris. “Itu yang membuat kami kecewa ke perusahaan dan negara,” kata Henry. “Mereka bicara dampak hilirisasi tapi di sini buruh menjadi korban hilirisasi. Kami berdarah-darah.”
Media Relations Head PT IMIP, Dedy Kurniawan, membenarkan terjadinya kecelakaan kerja di PT DSI dan PT ZTEN kemarin. Dedy juga mengkonfirmasi ada seorang karyawan meninggal akibat insiden di PT DSI. Sementara ihwal insiden di PT ZTEN kemarin, Dedy membantah bila peristiwa itu berupa ledakan pabrik. Menurut dia, insiden itu terkait dengan operasional tungku PT ZTEN saat proses tapping. “Saat proses tapping ada sebagian kecil cairan keluar dari jalur, dan terkena percikan air. Akibatnya, terjadi beberapa kali letupan dan kepulan asap tebal,” ujar Dedy melalui keterangan tertulisnya, Rabu, 30 Oktober 2024.
Namun, Dedy mengatakan perusahaan masih terus melakukan investigasi penyebab insiden di PT ZTEN. Pernyataan serupa juga ia sampaikan ketika menanggapi insiden di PT DSI.
Pilihan editor: Nusron Wahid: Ada 537 Perusahaan Sawit tanpa HGU dan Kuasai 2,5 Juta Hektar