Lalu Lintas Penumpang Tumbuh 7,4 Persen, Indonesia Diprediksi Butuh 1.000 Pesawat Baru

Jumat, 20 September 2024 08:33 WIB

Agam inong Aceh dan pramugari berpose di depan pesawat Indonesia Air Asia saat penerbangan perdana dari Bandara Kuala Namu Medan ke Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda di Aceh Besar, Aceh, Jumat, 3 Juni 2022. Indonesia Air Asia kembali membuka rute penerbangan domestik dari Aceh untuk melayani kebutuhan transportasi udara dengan pesawat Airbus A320. ANTARA/Irwansyah Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Airbus memperkirakan bahwa Indonesia akan membutuhkan setidaknya 1.000 pesawat baru dalam 20 tahun ke depan. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu pasar dengan pertumbuhan tertinggi di dunia untuk sektor penerbangan.

Airbus President Asia Pacific, Anand Stanley, mengatakan perkiraan ini berdasarkan angka pertumbuhan lalu lintas penumpang yang kuat sekitar 7,4 persen per tahun. Angka ini lebih dari dua kali lipat dari rata-rata pertumbuhan global yang hanya sebesar 3,6 persen.

Di negara yang terdiri dari 17.000 pulau dan berpenduduk 280 juta jiwa yang sebagian besar di antaranya belum pernah terbang dengan pesawat ini, Anand mengatakan transportasi udara akan menjadi sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

“Seiring dengan meningkatnya minat untuk melakukan perjalanan udara, armada yang ada saat ini serta backlog pesanan yang telah dikonfirmasi jelas tidak akan cukup untuk memenuhi permintaan,” katanya dalam keterangan tertulis yang dikutip Jumat, 20 September 2024.

Di Indonesia, jumlah pesawat dengan kebih dari 100 kursi yang beroperasi dari semua pabrikan yaitu 480 pesawat. Sedangkan pesawat tambahan yang telah dipesan sejumlah 490. Setengah dari pesawat yang beroperasi ini adalah pesawat Airbus.

Advertising
Advertising

Anand mengatakan Airbus ingin membangun kemitraan di Indonesia. Salah satu prioritas perusahaan adalah memajukan hubungan jangka panjang dengan PT Dirgantara Indonesia, yang kini telah berlangsung selama hampir 50 tahun. Selain itu, Airbus ingin mengembangkan kemitraan baru baik dengan sektor pemerintahan maupun swasta.

Dengan adanya penandatanganan nota kesepahaman dengan Pertamina pada hari pembukaan BIAS, Anand mengatakan Indonesia menawarkan potensi besar akan dibukanya kemitraan baru di bidang keberlanjutan.

Seiring dengan upaya kami untuk memenuhi permintaan perjalanan udara yang terus meningkat, Anand mengatakan salah satu tantangan besar yang harus kami hadapi adalah memastikan masa depan yang berkelanjutan bagi industri penerbangan.

“Kami melihat Indonesia sebagai salah satu negara di Asia dan Pasifik yang menawarkan potensi terbesar sebagai sumber bahan baku untuk bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF),” ucapnya.

Komoditas yang dia maksud antara lain minyak goreng bekas pakai (jelantah), residu pertanian, dan sampah kota. Dia menyebut komoditas-komoditas itu bisa didapatkan secara lokal sekaligus menawarkan pengembangan lokal.

Pilihan Editor: Bali Air Show 2024, Luhut: Terakhir Diadakan 28 Tahun Lalu

Berita terkait

AirAsia Pesan 361 Pesawat Airbus A321 untuk Capai Emisi Nol Bersih Tahun 2050

5 menit lalu

AirAsia Pesan 361 Pesawat Airbus A321 untuk Capai Emisi Nol Bersih Tahun 2050

Maskapai penerbangan AirAsia mengumumkan kerja sama jangka panjangnya dengan produsen pesawat Eropa, Airbus.

Baca Selengkapnya

Luhut Harap Bali Airshow 2024 Tarik Investor di Sektor Dirgantara, Terakhir Diadakan 28 Tahun Lalu

4 jam lalu

Luhut Harap Bali Airshow 2024 Tarik Investor di Sektor Dirgantara, Terakhir Diadakan 28 Tahun Lalu

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menyebut pameran ini merupakan upaya pemerintah Indonesia untuk memamerkan potensi sektor transportasi udara.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Penerbangan ke Australia Anjlok Hingga 49 Petugas Imigrasi Malaysia Ditangkap

6 jam lalu

Top 3 Dunia: Penerbangan ke Australia Anjlok Hingga 49 Petugas Imigrasi Malaysia Ditangkap

Berita Top 3 Dunia pada Kamis 19 September 2024 diawali kabar sebuah pesawat Qantas Australia yang anjlok 20.000 kaki dalam waktu hanya enam menit

Baca Selengkapnya

KAI Prediksi Sampai Akhir Tahun 2024 Bisa Layani hingga 400 Juta Penumpang

16 jam lalu

KAI Prediksi Sampai Akhir Tahun 2024 Bisa Layani hingga 400 Juta Penumpang

PT Kereta Api Indonesia (KAI) memprediksi hingga akhir tahun 2024 nanti bisa melayani hingga lebih dari 400 juta penumpang dari semua layanan kereta api di seluruh wilayah.

Baca Selengkapnya

Terkini: Sec Bowl Kuningan Tutup Permanen Setelah Viral Cuci Alat Masak di Toilet, Data NPWP yang Bocor Diduga Milik Jokowi, Sri Mulyani, dan Zulhas

22 jam lalu

Terkini: Sec Bowl Kuningan Tutup Permanen Setelah Viral Cuci Alat Masak di Toilet, Data NPWP yang Bocor Diduga Milik Jokowi, Sri Mulyani, dan Zulhas

Sec Bowl cabang Kuningan tutup permanen mulai 18 September 2024 setelah restoran itu viral di media sosial akibat stafnya mencuci alat masak di toilet

Baca Selengkapnya

Ngeri, Penerbangan ke Australia Tiba-tiba Anjlok 20.000 Kaki dalam 6 Menit

1 hari lalu

Ngeri, Penerbangan ke Australia Tiba-tiba Anjlok 20.000 Kaki dalam 6 Menit

Maskapai Qantas tiba-tiba terjun bebas dalam waktu enam menit, menambah daftar horor di dunia penerbangan.

Baca Selengkapnya

Istana Seret Nama Megawati dalam Polemik Pesawat Jet Kaesang

1 hari lalu

Istana Seret Nama Megawati dalam Polemik Pesawat Jet Kaesang

Istana Kepresidenan meminta publik untuk menyorot Megawati, Puan, dan Mahfud yang juga menggunakan jet pribadi.

Baca Selengkapnya

Insiden Mengerikan dalam Penerbangan, Banyak Penumpang Keluar Darah dari Hidung dan Telinga

1 hari lalu

Insiden Mengerikan dalam Penerbangan, Banyak Penumpang Keluar Darah dari Hidung dan Telinga

Insiden tersebut terjadi setelah pesawat mengalami masalah tekanan kabin di tengah penerbangan.

Baca Selengkapnya

4 Alasan Kenapa Jendela Pesawat Harus Dibuka Saat Take Off dan Landing

1 hari lalu

4 Alasan Kenapa Jendela Pesawat Harus Dibuka Saat Take Off dan Landing

Kenapa jendela pesawat harus dibuka saat take off dan landing? Hal ini merupakan standar keselamatan saat menggunakan pesawat.

Baca Selengkapnya

Traveler Bagikan Tips Menghindari Penerbangan Delay atau Batal

1 hari lalu

Traveler Bagikan Tips Menghindari Penerbangan Delay atau Batal

Menurut studi, lebih dari 80 persen penerbangan yang berangkat dari pukul 6 pagi hingga 9 pagi tepat waktu.

Baca Selengkapnya