Tambang Ormas Keagamaan bisa Picu Konflik Horizontal, PBNU Enggan Berkomentar

Reporter

Ikhsan Reliubun

Editor

Agung Sedayu

Selasa, 13 Agustus 2024 07:18 WIB

Pemerintah menawarkan eks lahan PT Kaltim Prima Coal (KPC), anak usaha Grup Bakrie, kepada PBNU.

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ulil Abshar Abdalla enggan menanggapi kekhawatiran kelompok masyarakat adat setelah NU memutuskan menerima izin tambang dari pemerintah. Salah satu kekhawatiran itu adalah potensi konflik horizontal terjadi antara ormas dan masyarakat adat.

Ulil tak menjawab pertanyaan Tempo soal mitigasi NU terhadap potensi konflik horizontal antara ormas dan masyarakat adat. "Nanti kita lihat saja," kata Ulil, menjawab mitigasi NU perihal konflik horizontal, di pelataran Kantor PBNU, di Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat, Senin, 12 Agustus 2024.

Kepada Tempo, Ulil hanya berujar singkat bahwa organisasi keagamaan ini akan mengelola tambang dengan memperhitungkan aspek lingkungan. "Intinya kami akan mengelola tambang yang konsesinya diberikan oleh pemerintah kepada kami sebaik-baiknya," ujarnya.

Ulil meninggalkan kantor PBNU dengan menumpang ojek online. Beberapa pertanyaan perihal masalah lingkungan dan was-was komunitas masyarakat perihal konflik horizontal tak dijawab oleh Ulil. Dia beralasan harus berangkat karena ditunggu pengendara ojek online tersebut. Ulil beranjak setelah mengikuti acara perkenalan Kejuaran Nasional & Pagar Nusa Championship V 2024 di Kantor Pusat PBNU.

Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Adat Nusantara atau AMAN, Rukka Sombolinggi, menyatakan was was perihal potensi konflik horizontal dari langkah Presiden Joko Widodo atau Jokowi bagi-bagi izin tambang pada organisasi kemasyarakatan atau Ormas keagamaan.

Advertising
Advertising

Saat ini sejumlah ormas keagamaan besar seperti NU dan Muhammadiyah menyatakan bersedia menerima IUP yang ditawarkan pemerintah meski mereka menuai banyak kritik dari publik. Sikap dua ormas itu berbeda dengan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia yang menyatakan tak menerima IUP.

Menurut Rukka, selama ini masyarakat adat banyak menjadi korban industri tambang. Banyak hutan, termasuk hutan adat dirusak industri tambang. NU dan Muhammadiyah serta ormas keagamaan lain adalah kelompok yang kerap bersama masyarakat adat membela kelestarian hutan dari tambang.

Dia mengatakan, NU dan Muhammadiyah adalah dua organisasi keagamaan yang turut terlibat dalam aliansi agama dan kepercayaan untuk hutan tropis. "Selama ini, mereka (Ormas keagamaan) kami anggap sebagai sekutu," kata Rukka kepada Tempo di sela kegiatan Konferensi Internasional Hari Masyarakat Adat Sedunia di Hotel Le Meridien, Jakarta Pusat, Jumat, 9 Agustus 2024.

Masyarakat adat juga kerap berhadapan dengan perusahaan saat berupaya melindungi tanah atau hutan adat mereka dari tambang. Tidak jarang masyarakat adat terpaksa berhadapan dengan aparat pemerintah yang membela industri tambang. Dia tidak berharap nanti masyarakat adat akan berhadapan dengan ormas keagamaan. “Akan makin berat hidup kami,” ujarnya.

Pilihan Editor: Disangka Kerjakan Desain Istana Garuda IKN Seorang Diri, Nyoman Nuarta: Geblek Banget

Berita terkait

Ini Alasan Masyarakat Adat dan NGO Ajukan Uji Formil UU KSDAHE ke MK

10 jam lalu

Ini Alasan Masyarakat Adat dan NGO Ajukan Uji Formil UU KSDAHE ke MK

Perwakilan komunitas dan organisasi sipil mengajukan uji formil UU KSDAHE ke Mahkamah Konstitusi. Aturan baru dianggap tak melibatkan warga terdampak.

Baca Selengkapnya

Penggagas Muktamar Luar Biasa NU Klaim Dapat Dukungan 326 Cabang

1 hari lalu

Penggagas Muktamar Luar Biasa NU Klaim Dapat Dukungan 326 Cabang

Muktamar luar biasa Nahdlatul Ulama direncanakan pertengahan Oktober mendatang. Akan digelar di Cirebon.

Baca Selengkapnya

PKB Akan Umumkan Susunan Kepengurusan Baru Hari ini

1 hari lalu

PKB Akan Umumkan Susunan Kepengurusan Baru Hari ini

PKB akan mengumumkan kepengurusan DPP baru.

Baca Selengkapnya

Soal Wacana MLB, PBNU: Tidak Ada Pengurus Cabang dan Wilayah yang Ikut Serta

3 hari lalu

Soal Wacana MLB, PBNU: Tidak Ada Pengurus Cabang dan Wilayah yang Ikut Serta

PBNU menyatakan MLB NU merupakan isu yang digulirkan segelintir orang yang tidak mempunyai legitimasi dalam kepengurusan.

Baca Selengkapnya

Pertimbangan Jokowi Tunjuk Gus Ipul jadi Mensos: Menyangkut Masyarakat Bawah

7 hari lalu

Pertimbangan Jokowi Tunjuk Gus Ipul jadi Mensos: Menyangkut Masyarakat Bawah

Presiden Jokowi mengungkap alasannya mengangkat Saifullah Yusuf alias Gus Ipul sebagai Mensos menggantikan Tri Rismaharini.

Baca Selengkapnya

Sederet Pernyataan Gus Ipul setelah Dilantik Jadi Mensos oleh Jokowi

7 hari lalu

Sederet Pernyataan Gus Ipul setelah Dilantik Jadi Mensos oleh Jokowi

Gus Ipul mengatakan tidak ada jaminan posisinya sebagai Mensos akan berlanjut pada pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Lantik Gus Ipul Jadi Mensos, Begini Reaksi PKB

7 hari lalu

Presiden Jokowi Lantik Gus Ipul Jadi Mensos, Begini Reaksi PKB

Syaiful Huda mengatakan pelantikan Gus Ipul sebagai Mensos tidak ada kaitannya dengan gegeran PBNU dan PKB.

Baca Selengkapnya

Resmi Jadi Mensos, Gus Ipul Bicara soal Jabatannya sebagai Sekjen PBNU

7 hari lalu

Resmi Jadi Mensos, Gus Ipul Bicara soal Jabatannya sebagai Sekjen PBNU

Gus Ipul belum memastikan apakah akan mundur atau tetap melanjutkan tanggung jawab sebagai Sekjen PBNU setelah dilantik sebagai Mensos.

Baca Selengkapnya

Jokowi Lantik Saifullah Yusuf Jadi Mensos, Berikut Pernyataan Gus Ipul Soal PKB

8 hari lalu

Jokowi Lantik Saifullah Yusuf Jadi Mensos, Berikut Pernyataan Gus Ipul Soal PKB

Jokowi lantik Sekjen PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul sebagai Mensos gantikan Tri Rismaharini. Sebelumnya kerap lontarkan kritik ke Cak Imin dan PK

Baca Selengkapnya

Muhadjir Sebut Muhammadiyah Sudah Bentuk Dua Perusahaan untuk Kelola Tambang

8 hari lalu

Muhadjir Sebut Muhammadiyah Sudah Bentuk Dua Perusahaan untuk Kelola Tambang

Muhadjir Effendy mengumumkan bahwa Muhammadiyah telah membentuk dua perusahaan untuk mengelola tambang.

Baca Selengkapnya