Bank Sentral China Pangkas Suku Bunga, Rupiah Menguat Tipis Sore Ini

Selasa, 23 Juli 2024 16:52 WIB

Ilustrasi mata uang Rupiah. Brent Lewin/Bloomberg via Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah menguat tipis pada Selasa sore, 23 Juli 2024. Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi mengatakan penguatan kurs dipengaruhi oleh pemangkasan suku bunga oleh bank sentral Cina.

Meski dolar juga tengah menguat, pemotongan suku bunga Tiongkok menurut Ibrahim mendorong nilai tukar Indonesia tetap menguat. “Hari ini rupiah menguat tapi menguatnya tipis,” ujarnya melalui sambungan telepon, Selasa 23 Juli 2024.

Pada perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup menguat tipis kel level 6 poin menjadi Rp16.214 per dolar Amerika Serikat. Posisi tersebut menguat 0,04 persen jika dibandingkan akhir perdagangan Senin sore kemarin, di level Rp16.220 per dolar AS.

Ibrahim mengatakan penguatan kurs terjadi di tengah dolar yang juga menguat. Namun sentimen dari pemangkasan suku bunga Cina berdampak karena negara tersebut memiliki hubungan dagang yang erat dengan Indonesia.

Mengutip Reuters, People's Bank of China atau bank sentral RRT pada 22 Juli 2024 secara tidak terduga memangkas suku bunga kebijakan jangka pendek dan suku bunga acuan pinjaman yang ada. Suku bunga reverse repo tujuh hari diturunkan menjadi 1,7 persen dari 1,8 persen. Sementara suku bunga kredit satu tahun diturunkan menjadi 3,35 persen dari 3,45 persen dan LPR lima tahun diturunkan menjadi 3,85 persen dari 3,95 persen.

Advertising
Advertising

Sementara itu, menguat atau lemahnya dolar, Ibrahim melanjutkan, dipengaruhi ketidakpastian pemilihan presiden AS yang meningkat. Pekan ini Presiden Joe Biden mengumumkan menarik diri dari pencalonannya kembali, dan malah mendukung Wakil Presiden Kamala Harris.

Percobaan pembunuhan Trump juga berpengaruh pada penguatan dolar. “Kita melihat gonjang-ganjing penguatan karena percobaan pembunuhan gagal dan meningkatkan elektabilitas Trump,” kata dia.

Meskipun demikian, rupiah ke dapan tetap bisa menguat sangat tipis karena meningkatnya optimisme bank sentral Amerika atau The Fed akan mulai menurunkan suku bunga acuan sejak bulan September mendatang. "The Fed Bank akan mengadakan pertemuan minggu depan dan diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil pada saat itu,"

Sedangkan untuk perdagangan besok, ia memprediksi mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.200 - Rp16.260.

Pilihan Editor: Rupiah Diproyeksikan Bisa Kembali ke Level 15.000 per USD Akhir Tahun, Apa Syaratnya?

Berita terkait

Siswa Jepang Tewas Ditikam di China, Picu Krisis Diplomatik

5 jam lalu

Siswa Jepang Tewas Ditikam di China, Picu Krisis Diplomatik

Seorang siswa Jepang berusia 10 tahun meninggal satu hari setelah ditikam di dekat sekolahnya di China selatan

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri Indonesia Naik pada Juli 2024, Tembus USD 414,3 Miliar

8 jam lalu

Utang Luar Negeri Indonesia Naik pada Juli 2024, Tembus USD 414,3 Miliar

Bank Indonesia mencatat utang luar negeri Indonesia pemerintah pada Juli 2024 sebesar US$194,3 miliar, atau tumbuh sebesar 0,6 persen year-on-year.

Baca Selengkapnya

BI Proyeksikan Suku Bunga The Fed Turun Tiga Kali Tahun Ini

15 jam lalu

BI Proyeksikan Suku Bunga The Fed Turun Tiga Kali Tahun Ini

Bank Indonesia memprediksi The Fed akan memangkas suku bunga sebanyak tiga kali tahun ini yaitu pada September, November, dan Desember.

Baca Selengkapnya

Rupiah Stagnan saat BI Pangkas Tingkat Suku Bunga Acuan Menjadi 6 Persen

1 hari lalu

Rupiah Stagnan saat BI Pangkas Tingkat Suku Bunga Acuan Menjadi 6 Persen

Rupiah ditutup stagnan bertahan pada level Rp15.335. Di hari yang sama, Bank Indonesia memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 basis poin

Baca Selengkapnya

BI Diminta Pertahankan Suku Bunga Acuan di 6,25 Persen pada Rapat Dewan Gubernur Hari Ini, Kenapa?

1 hari lalu

BI Diminta Pertahankan Suku Bunga Acuan di 6,25 Persen pada Rapat Dewan Gubernur Hari Ini, Kenapa?

Menurut analisis LPEM FEB UI, BI perlu mempertahankan suku bunga acuan di angka 6,25 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) kali ini.

Baca Selengkapnya

Mengapa Apple Intelligence Belum Bisa Digunakan di China dan Eropa?

2 hari lalu

Mengapa Apple Intelligence Belum Bisa Digunakan di China dan Eropa?

Apple Intelligence belum bisa digunakan di China dan Eropa karena regulasi privasi ketat di kedua wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat Sore Ini, Analis Prediksi Lanjut Hingga Pekan Depan

6 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat Sore Ini, Analis Prediksi Lanjut Hingga Pekan Depan

Ibrahim memprediksi rupiah masih akan tetap menguat pada Selasa pekan depan, 17 September 2024.

Baca Selengkapnya

Ekonom Desak BI Berani Ambil Keputusan Segera Turunkan Suku Bunga, Ini Sebabnya

6 hari lalu

Ekonom Desak BI Berani Ambil Keputusan Segera Turunkan Suku Bunga, Ini Sebabnya

Indef meminta BI berani mengambil keputusan pelonggaran dan tidak terlalu bergantung suku bunga acuan AS. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Perdagangan Hari Ini, Diprediksi Kembali Menguat Besok

8 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Perdagangan Hari Ini, Diprediksi Kembali Menguat Besok

Nilai Rupiah mengalami penguatan terhadap Dolar AS pada akhir perdagangan Rabu, 11 September 2024. Hal ini disebabkan melemahnya indeks Dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Melemah Sepekan Terakhir, Hipmi: Karena Ketidakpastian Global

8 hari lalu

Rupiah Melemah Sepekan Terakhir, Hipmi: Karena Ketidakpastian Global

Hipm menyebutkan lemahnya nilai tukar rupiah selama sepekan terakhir disebabkan sejumlah faktor. Salah satunya ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya