Pertamina Sedang Siapkan BBM Rendah Sulfur
Reporter
Bagus Pribadi
Editor
Grace gandhi
Senin, 22 Juli 2024 20:28 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah tengah menyiapkan bahan bakar minyak atau BBM rendah sulfur untuk menekan polusi dikota-kota besar Indonesia, khususnya Jakarta.
PT Pertamina (Persero) sebagai perusahaan pelat merah minyak bumi dan gas yang akan mempersiapkan BBM rendah sulfur yang dicanangkan pemerintah. “BBM rendah sulfur masih proses penyiapan,” kata Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso melalui aplikasi perpesanan, Senin, 22 Juli 2024.
Fadjar belum mau menjelaskan detail perbedaan BBM sulfur dengan BBM subsidi yang ada saat ini. Ia juga enggan menjawab pertanyaan soal kemungkinan BBM sulfur juga mendapatkan suntikan subsidi dari pemerintah. “Untuk detailnya disampaikan kemudian, ya,” kata Fadjar.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mengatakan pemerintah sedang mengkaji BBM rendah sulfur. Pemerintah mengambil langkah seiring isu polusi yang semakin tinggi di kota besar, seperti Jakarta. Ia berujar, bahan bakar kendaraan menjadi salah satu penyumbang masalah tersebut.
“(BBM) kita sulfur tinggi sampai 2.500. Padahal kalau mengikuti euro 4, sulfur 50. Kita 50 kali lipatnya,” kata Dadan ketika ditemui wartawan di Kementerian ESDM, Jumat, 19 Juli 2024. “Pemerintah mengkaji persiapan agar bahan bakar kita makin bersih.”
Selanjutnya: Dadan menuturkan, pemerintah memperhitungkan soal kesiapan dan ketersediaan suplai....
<!--more-->
Dadan menuturkan, pemerintah memperhitungkan soal kesiapan dan ketersediaan suplai, hingga nilai keekonomiannya. Pasalnya, semakin rendah kadar sulfur atau semakin berkualitas harga BBM, harganya bisa semakin tinggi. Namun, ia berujar, pemerintah belum memutuskan untuk memberikan subsidi atau tidak.
“Kalau pemerintah kan pasti melihat dari sisi suplai ada, masyarakat tetap terjaga. Kemampuan untuk membeli harus bisa dipastikan,” kata Dadan.
Sementara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut penggunaan bioetanol dapat mengurangi polusi udara dan memiliki kadar sulfur yang rendah.
"Sulfur (pada bensin) ini sampai 500 ppm. Kita mau sulfur 50 ppm. Ini sedang diproses, dikerjakan Pertamina," ujar Luhut melalui unggahan di akun Instagram @luhut.pandjaitan, pada Selasa, 9 Juli 2024.
Luhut juga meyakini bahwa penggunaan bioetanol dapat mengurangi jumlah penderita ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) dan menghemat biaya BPJS Kesehatan hingga Rp 38 triliun. "Pembayaran BPJS untuk penyakit tersebut bisa kita hemat sampai Rp 38 triliun," ujarnya.
BAGUS PRIBADI | RIRI RAHAYU
Pilihan Editor: Family Office akan Dapat Insentif Pajak, Ini Tanggapan Sri Mulyani