Rupiah Diproyeksikan Bisa Kembali ke Level 15.000 per USD Akhir Tahun, Apa Syaratnya?

Senin, 22 Juli 2024 06:25 WIB

Petugas penukaran mata uang asing tengah menghitung uang pecahan 100 dolar Amerika di Jakarta, Kamis, 24 Desember 2020. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat tipis 5 poin atau 0,03 persen ke level 14.200. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) David Sumual memproyeksikan nilai tukar rupiah bisa menguat hingga ke level Rp 15 ribu dan meninggalkan kisaran Rp16 ribu per dolar AS pada akhir 2024. Dengan catatan, terjadi penurunan suku bunga acuan yang ditetakan bank sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) pada September 2024.

"Kalau secara global nanti akhir tahun ini Fed mulai menurunkan suku bunga. Apalagi diturunkan agresif ya, bisa saja fundamentalnya balik ke sana (Rp 15 ribu). Tapi, saat ini fundamental masih di Rp 16 ribuan," katanya kepada Tempo pada Ahad, 21 Juli 2024.

Sejauh ini, menurut David Bank Indonesia benar-benar melakukan operasi pasar, sehingga cadangan devisa sudah naik lagi. Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2024 tercatat sebesar US$ 140,2 miliar, meningkat dibandingkan akhir Mei 2024 yang sebesar US$ 139 miliar.

Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono menyebut, kenaikan posisi cadangan devisa dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa, serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah di tengah kebutuhan stabilisasi nilai tukar rupiah. "Sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global," katanya dalam keterangan resmi pada 5 Juli 2024.

David menambahkan, minat investor asing ke Sekuritas Rupiah BI (SRBI) juga cukup baik. Saat ini, kepemilikan asing di SRBI sudah sekitar 25 persen, lebih dari Rp800 triliun. Kondisi ini, kata dia bisa menambah cadangan devisa.

Advertising
Advertising

"Nah, ini membuat rupiah kita masih akan stabil sekitar Rp 16.000 sampai Rp 16.500. Memang fundamental kita sebenarnya di sekitaran Rp16 ribu, bukan Rp15 ribu lagi. Kalau lihat emerging market yang lain, semua melemah juga termasuk hard currency seperti Jepang," kata dia.

Dia menekankan, suku bunga The Fed menjadi syarat utama untuk kurs rupiah kembali ke pusaran Rp 15 ribu. Jika dolar AS masih kuat dan rupiah masih melanjutkan tren pelemahan, maka investor lebih tertarik menaruh dananya di aset dolar.

Saat ini, ekspektasi terhadap penurunan suku bunga The Fed sudah mencapai 100 persen. Suku bunga acuan diproyeksikan akan diturunkan 25 basis poin. "Sejauh ini ekspektasi masih 100 persen di September. Mungkin bisa bergeser, tergantung kondisi eksternal juga, terutama geopolitik," tutur David.

Pilihan Editor: Tim Prabowo Sebut Teka-teki Pengganti Sri Mulyani Berimbas Negatif: Siapa pun, Jangan Sok Tahu atau 'Geer'

Berita terkait

Rupiah Ditutup Menguat Sore Ini, Analis Prediksi Lanjut Hingga Pekan Depan

3 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat Sore Ini, Analis Prediksi Lanjut Hingga Pekan Depan

Ibrahim memprediksi rupiah masih akan tetap menguat pada Selasa pekan depan, 17 September 2024.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Perdagangan Hari Ini, Diprediksi Kembali Menguat Besok

4 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Perdagangan Hari Ini, Diprediksi Kembali Menguat Besok

Nilai Rupiah mengalami penguatan terhadap Dolar AS pada akhir perdagangan Rabu, 11 September 2024. Hal ini disebabkan melemahnya indeks Dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Melemah Sepekan Terakhir, Hipmi: Karena Ketidakpastian Global

5 hari lalu

Rupiah Melemah Sepekan Terakhir, Hipmi: Karena Ketidakpastian Global

Hipm menyebutkan lemahnya nilai tukar rupiah selama sepekan terakhir disebabkan sejumlah faktor. Salah satunya ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Data Tingkat Pengangguran AS Turun, Rupiah Hari Ini Diprediksi Bakal Melemah

6 hari lalu

Data Tingkat Pengangguran AS Turun, Rupiah Hari Ini Diprediksi Bakal Melemah

Data tingkat pengangguran AS pada Agustus lebih rendah dibanding sebelumnya, hal ini mendorong penguatan indeks dolar AS dan membuat kurs rupiah melemah

Baca Selengkapnya

Rupiah Melemah Tipis Sore Ini, Besok Diprediksi Menguat

13 hari lalu

Rupiah Melemah Tipis Sore Ini, Besok Diprediksi Menguat

Rupiah sore ini ditutup melemah tipis, besok bakal bergerak fluktiatif cenderung menguat

Baca Selengkapnya

5 Anak Orang Terkaya di Indonesia Pewaris Usaha dan Harta Kekayaan Para Konglomerat

15 hari lalu

5 Anak Orang Terkaya di Indonesia Pewaris Usaha dan Harta Kekayaan Para Konglomerat

Elaine Low, anak konglomerat Low Tuck Kwong terima saham Rp 122,4 triliun dari ayahnya. Bagaimana dengan Grace Tahir, Axton Salim, Putri Tanjung?

Baca Selengkapnya

BI dan Bank of Korea Kerja Sama Penggunaan Mata Uang Lokal Antarnegara

17 hari lalu

BI dan Bank of Korea Kerja Sama Penggunaan Mata Uang Lokal Antarnegara

Bank Indonesia (BI), Bank of Korea (BOK), dan Kementerian Keuangan Korea menyepakati kerangka kerja sama Local Currency Transaction (LCT).

Baca Selengkapnya

Rupiah Melemah Sore Ini, Analis Prediksi Pelemahan Berlanjut Sampai Pekan Depan

17 hari lalu

Rupiah Melemah Sore Ini, Analis Prediksi Pelemahan Berlanjut Sampai Pekan Depan

Rupiah pekan depan diprediksi bergerak fluktuatif, cenderung melemah

Baca Selengkapnya

Juli 2024, Dana Kelolaan pada Bisnis Management Wealth BCA Tembus Rp 240 Triliiun

17 hari lalu

Juli 2024, Dana Kelolaan pada Bisnis Management Wealth BCA Tembus Rp 240 Triliiun

BCA akan kembali menggelar BCA Wealth Summit 2024 secara hybrid mulai 4 September 2024 bagi nasabah belajar mengelola keuangan.

Baca Selengkapnya

BI dan Kemenkeu Beda Proyeksi Kurs di RAPBN 2025, Ekonom: Satu Moneter, Satu Fiskal

17 hari lalu

BI dan Kemenkeu Beda Proyeksi Kurs di RAPBN 2025, Ekonom: Satu Moneter, Satu Fiskal

Kepala Ekonom BCA David Sumual mengatakan, perbedaan proyeksi nilai tukar rupiah antara BI dan Kemenkeu wajar karena BI memandang dari sisi moneter, sedangkan Kemenkeu dari sisi fiskal.

Baca Selengkapnya