Target Pertumbuhan Ekonomi di Asumsi Dasar RAPBN-RKP 2025 Beda, Ini Penjelasan Sri Mulyani
Reporter
Annisa Febiola
Editor
Grace gandhi
Kamis, 4 Juli 2024 20:29 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan mengapa persentase target pertumbuhan ekonomi dalam asumsi dasar makro Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 dengan yang ada dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 berbeda.
Di dalam asumsi dasar ekonomi makro RAPBN 2025, target pertumbuhan dipasang pada level 5,1 sampai 5,5 persen. Sementara di dalam RKP 2025, target yang dibidik antara 5,3 sampai 5,6 persen.
"Ada beberapa range kan kita lihat tadi antara RKP dengan beberapa laporan Panja A dan C itu masih ada yang belum disinkronkan, nanti kita lihat ya," kata Sri Mulyani saat ditemui usai rapat kerja bersama Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (Banggar DPR RI), Senayan pada Kamis, 4 Juli 2024.
Sri Mulyani juga belum mau membocorkan hal-hal yang tengah dibahas. "Nanti kan kami sesudah ini menyusun APBN-nya, nanti kami sampaikan ya estimasinya. Jadi, dua minggu lagi kita lihat ada laporan semester yang membuat forecast 2024 dan kemudian kami susun APBN-nya. Jadi aku gak mau men-spoil apa yang sedang dibuat," tutur Bendahara Negara ini.
Sementara di dalam dokumen asumsi dasar ekonomi makro 2025, laju perekonomian Indonesia diharapkan tumbuh 5,1 sampai 5,5 persen. Hal ini utamanya ditopang oleh permintaan domestik yang masih kuat serta kebijakan fiskal dalam menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong akselerasi transformasi ekonomi nasional. "Dinamika eksternal dan domestik serta arah kebijakan ekonomi nasional akan memengaruhi kinerja dan prospek pertumbuhan ekonomi nasional."
Selain itu, laju inflasi tahun depan ditargetkan pada kisaran 1,5 sampai 3,5 persen. Mengutip dokumen asumsi dasar makro 2025, laju inflasi ditargetkan terjaga karena ditopang oleh berbagai langkah kebijakan yang sinergis dan terkoordinasi dengan baik, dari nasional maupun daerah. "Inflasi volitile food diarahkan berada di bawah 5 persen, didukung dengan langkah stabilisasi harga, khususnya berbagai upaya menjaga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi."
Pilihan Editor: Libur Tahun Baru Islam 1446 H, KAI Sediakan Kereta Tambahan dari Bandung