Penegasan dengan peringkat yang sama juga diberikan terhadap obligasi PLN (VIII/2006 dan X/2009) senilai Rp 3,64 triliun, medium term notes I-X/2009 sebesar Rp 5 triliun, dan sukuk ijarah (I/2006 dan III/2009) sebesar Rp 960 miliar.
"Termasuk terhadap obligasi VII/2004 sebesar Rp 1,5 triliun, obligasi IX/2007 Rp 2,7 triliun, dan sukuk ijarah II/2007 Rp 300 miliar," kata analis Pefindo Vonny Widjaja, dalam penjelasan resminya, Kamis (23/7).
Peringkat yang diberikan mencerminkan adanya dukungan kuat dari pemerintah sebagai pemegang saham. Termasuk ditopang oleh posisi pasar PLN yang superior, serta likuiditas dan fleksibilitas finansial yang kuat.
Hanya, ia melanjutkan, peringkat tersebut masih dibatasi dengan penyesuaian tarif yang tidak fleksibel, dan tingginya eksposur terhadap risiko nilai tukar mata uang asing. "Serta profil keuangan PLN yang lemah," ujar Vonny.
PT Perusahaan Listrik Negara merupakan perushaan negara yang menghasilkan, mentransmisikan, dan mendistribuiskan listrik ke seluruh Indonesia. Sebagai perusahaan setrum terbesar, PLN memiliki total kapasitas terpasang sebesar 25.442 megawatt.
WAHYUDIN FAHMI