Pusat Data Nasional Dijebol, Security IT Aulia Postiera: Ada Risiko Finansial hingga Pencurian Data Pribadi

Senin, 1 Juli 2024 07:05 WIB

Aulia Postiera eks penyelidik KPK. Foto: Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Data Nasional sementara atau PDNS yang dikelola Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Telkom Sigma mengalami gangguan akibat serangan ransomware sejak 20 Juni lalu.

Direktur Eksekutif, Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM), Wahyudi Djafar, mengatakan hal tersebut menunjukkan adanya dugaan kegagalan pemerintah dalam melindungi data pribadi.

Ia mendesak Kominfo memberikan pemberitahuan kepada publik bahwa ada kegagalan pelindungan data pribadi. "Pemberitahuan itu setidaknya mencakup informasi mengenai data pribadi yang terungkap," kata Wahyudi dalam rilis yang diterima, Selasa 25 Juni 2024.

Wahyudi mengatakan, PDN menampung data-data pribadi warga negara. Karena itu, dugaan kegagalan perlindungan data pribadi beranjak dari besarnya pemrosesan data-data pribadi warga negara yang dikelola oleh berbagai kementerian/lembaga, dan melakukan penyimpanan data di PDN sementara.

Hal serupa disampaikan Security IT Aulia Posteira, dalam laman youtube Novel Baswedan pada 16 Juni 2024. Ia menyayangkan kurangnya upaya mitigasi pemerintah untuk mencegah risiko peretasan yang sangat mungkin terjadi di dunia siber.

Advertising
Advertising

Eks penyidik KPK ini menjelaskan bagaimana seharusnya sebuah data center dibangun. “Dalam teorinya, selalu ada namanya disaster recovery plan ada untuk demi businnes continuity plan ada disana. Itu ada salah satunya itu dengan melakukan back up, jadi ketika layanan terganggu itu bisa recovery dengan cepat,” kata dia.

Dalam perbincangan bersama Novel Baswedan, ia menyebut apabila pemerintah tidak membayar uang tebusan yang diminta sebanyak USD 8 juta atau sekitar Rp 131 miliar (dalam kurs Rp 16.399) kepada peretas, data yang disandera tidak dapat di ambil alih dan berisiko disalahgunakan.

“Setelah kita tidak membayar sudah pasti dia tidak akan berikan key sehingga kita tidak dapat ambil data kita kembali, setelah itu, langkah selanjutnya biasanya mereka menjual data itu, biasanya di forum-forum dark web,” katanya.

Selain itu, menurutnya sejumlah risiko yang perlu diwaspadai dari serangan ransomware terhadap PDN sementara seperti resiko kerugian finansial. “Dengan dikuasainya data pribadi kita, itu pertama ada risiko finansial disana, kita sering ya ada kejahatan-kejahatan orang dikirimin, diserang melalui phising dikirim melalui whatsapp segala macam akhirnya mobile banking-nya dikuasai dan dikuras, apa namanya, uangnya,” kata dia.

Selain itu ada pula risiko reputasi, terutama bagi perusahaan yang mengelola banyak data dari masyarakat. “Ketika perusahaan dia mengelola banyak data dari masyarakat dan terjadi kebocoran, sudah pasti kepercayaan tersebut turun. Dan itu bisa menghancurkan kredibilitas perusahaan,” ujarnya.

Belum lagi soal pencurian identitas, Aulia mengatakan banyak kejahatan siber yang akan terjadi berawal dari kebocoran data.

“Ketika adanya kebocoran data pribadi itu membuat orang bisa menjadi target kejahatan,” kata Novel menyambung. Ia menyebut kejahatan yang dapat terjadi bukan hanya kejahatan digital namun juga dapat mengarah pada kejahatan fisik.

Aulia Posteira merinci pula jumlah instansi dan daerah yang telah menggunakan PDN Sementara yakni ada 210 instansi 56 kementerian dan Lembaga, 13 provinsi, 105 kabupaten dan 13 kota.

“Bayangkan dari sekian data itu, dari 210 instansi itu ya bagaimanapun perlakuan di PDNS dan perlakuan di PDN harusnya sama. Dan setiap proyek IT atau dalam setiap bisnis proses IT itu seharusnya ada manajemen resiko, dan hal-hal seperti ini seharusnya masuk dalam daftar resikonya. Risk register-nya, kebocoran data itu standar bang,” ujar dia.

Sementara itu, sengkarut di PDNS ini disebabkan oleh serangan ransomware LockBit 3.02. Mengutip Koran Tempo Edisi 17 Mei 2023, kelompok hacker Lock Bit 3.0 mengklaim sudah melakukan serangan siber ransomware ke Bank Syariah Indonesia (BSI).

LockBit dikenal sebagai kelompok peretas yang aktif dan berbahaya. Komunitas ini diduga beroperasi di Eropa Timur. Sejumlah perusahaan besar di beberapa negara sempat menjadi korban ransomware mereka, seperti perusahaan pertahanan besar Prancis, Thales Group.

NI KADEK TRISNA CINTYA DEWI I HENDRIK YAPUTRA I ALIF ILHAM FAJRIADI

Pilihan Editor: Kronologi Pusat Data Nasional Jebol hingga Desakan Menkominfo Budi Arie Mundur dari Jabatannya

Berita terkait

Butuh Evaluasi Pasca Diretas, APJII Sarankan Operasi PDNS DIhentikan Sementara

7 jam lalu

Butuh Evaluasi Pasca Diretas, APJII Sarankan Operasi PDNS DIhentikan Sementara

APJII menyarankan sistem PDNS dihentikan sementara untuk keperluan audit. Langkah agar tidak diretas lagi,

Baca Selengkapnya

Kata SAFEnet Soal Dirjen Kominfo yang Mundur, Bukan Bosnya

8 jam lalu

Kata SAFEnet Soal Dirjen Kominfo yang Mundur, Bukan Bosnya

SAFEnet menilai tindakan mundur dari jabatan yang dilakukan Dirjen di Kominfo merupakan sesuatu yang baru dalam budaya pemerintahan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pansel Yakin Masih Banyak yang Akan Mendaftar Jadi Calon Pimpinan dan Dewas KPK

10 jam lalu

Pansel Yakin Masih Banyak yang Akan Mendaftar Jadi Calon Pimpinan dan Dewas KPK

Pansel KPK optimistis pendaftar calon pimpinan dan dewan pengawas KPK akan bertambah.

Baca Selengkapnya

Pakar Siber Ini Akan Donasi ke Peretas PDNS: Data Benar-benar Hilang Andai ...

10 jam lalu

Pakar Siber Ini Akan Donasi ke Peretas PDNS: Data Benar-benar Hilang Andai ...

Terima kasih kepada peretas PDNS. Penyebab insiden siber ini adalah pengelolaan data yang tidak mengikuti standar keamanan.

Baca Selengkapnya

Menkominfo Budi Arie Kunci Akun Instagram setelah Muncul Desakan Mundur

11 jam lalu

Menkominfo Budi Arie Kunci Akun Instagram setelah Muncul Desakan Mundur

Saat dikonfirmasi, Budi Arie hanya mengirimkan sejumlah link yang memberitakan dukungan terhadap dia.

Baca Selengkapnya

Kadis Pendidikan Maluku Utara Tersangka Penyuap Abdul Gani Kasuba Rp 1,2 Miliar, Ini Konstruksi Kasusnya

11 jam lalu

Kadis Pendidikan Maluku Utara Tersangka Penyuap Abdul Gani Kasuba Rp 1,2 Miliar, Ini Konstruksi Kasusnya

KPK menetapkan Kepala Dinas Pendidikan Maluku Utara, Imran Jacub sebagai tersangka penyuap Abdul Gani Kasuba.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Khawatir Insiden Pusat Data Nasional Kurangi Minat Investor ke Indonesia

14 jam lalu

Anggota DPR Khawatir Insiden Pusat Data Nasional Kurangi Minat Investor ke Indonesia

Waktu peretasan Pusat Data Nasional dinilai sangat krusial. Bertepatan dengan waktu pelaku bisnis mempertimbangkan rencana investasi mereka.

Baca Selengkapnya

Kunci yang Dikasih Gratis Hacker Berfungsi di Spesimen Data PDNS

15 jam lalu

Kunci yang Dikasih Gratis Hacker Berfungsi di Spesimen Data PDNS

Kunci dekripsi berfungsi untuk membuka data yang sebelumnya terenkripsi atau terkunci di PDNS akibat diserang kelompok hacker ransomware Brain Cipher.

Baca Selengkapnya

Semuel Abrijani Beberkan Rencananya usai Mundur sebagai Dirjen Aptika Kominfo

16 jam lalu

Semuel Abrijani Beberkan Rencananya usai Mundur sebagai Dirjen Aptika Kominfo

Semuel Abrijani mengatakan dalam membangun tranformasi digital Indonesia tak melulu harus dari kalangan pemerintah.

Baca Selengkapnya

PDN Diretas, Anggota DPR Sebut 80 Perusahaan Asing Audit Cabang di Indonesia

16 jam lalu

PDN Diretas, Anggota DPR Sebut 80 Perusahaan Asing Audit Cabang di Indonesia

Puluhan perusahaan asing ini memeriksa cabang mereka di Indonesia untuk memastikan apakah mereka terdampak insiden PDN atau tidak.

Baca Selengkapnya