Pernah Pasok Seragam NATO hingga Koleksi Rekor MURI, Berikut Fakta Sritex yang Disebut Terancam Bangkrut

Jumat, 28 Juni 2024 09:23 WIB

Suasana pabrik tekstil PT Sritex. Sritex.co.id

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Keuangan PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex, Welly Salam, membantah kabar Sritex terancam gulung tikar alias bangkrut. Namun ia mengaku bahwa pendapatan Sritex menurun drastis.

“Tidak benar, karena perseroan masih beroperasi dan tidak ada putusan pailit dari pengadilan,” kata Welly dalam keterangan tertulisnya yang diterima Tempo pada Senin, 24 Juni 2024.

Sebelumnya, Sritex merupakan salah satu pabrik tekstil terbesar di Indonesia, pabrik ini bahkan pernah menjadi produsen seragam NATO, Lalu apa saja fakta-fakta menarik Sritex?

Bermula dari Tekstil Eceran

Sritex berdiri pada 1966 oleh HM Lukminto, pria yang lahir pada Juni 1946 di Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur. Ia merintis Sritex sebagai pedagang tekstil eceran yang selanjutnya berkembang menjadi perusahaan tekstil dan garmen terbesar di Indonesia.

Advertising
Advertising

Sritex berawal dari sebuah usaha dagang (UD) bernama “Sri Redjeki” di Pasar Klewer, Solo, Jawa Tengah. Pada 1968, usaha kecil ini mengalami pertumbuhan pesat dan mulai memproduksi kain kelantang dan celup di pabrik pertamanya di Solo.

Kemudian di 1978 Sritex terdaftar dalam Kementerian Perdagangan sebagai perseroan terbatas. Pada 1982, Sritex mendirikan pabrik pemintalan pertama mereka yang menjadi babak penting dalam ekspansi perusahaan.

Produsen Seragam Militer NATO dan Jerman

Pada 1994, Sritex pernah menjadi produsen seragam militer untuk Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Tentara Jerman. PT Sritex sendiri memiliki lebih dari 300 ribu desain kain, termasuk enam desain pakaian militer yang telah dipatenkan di Dirjen HAKI.

Melansir Antara, sebagian besar ekspor Sritex dilakukan ke Amerika Serikat dengan nilai total mencapai US$ 300 juta per tahun, diikuti oleh kawasan Eropa dengan nilai mencapai US$ 200 juta per tahun.

Kapasitas produksi Sritex tidak hanya terbatas pada seragam militer, tetapi juga mencakup perlengkapan militer untuk berbagai negara di seluruh dunia. Jangkauan pasar Sritex bahkan telah mencapai lebih dari 100 negara di dunia.

Negara-negara yang dipasok oleh PT Sritex untuk kebutuhan tekstil, termasuk benang, kain, dan pakaian militer, antara lain Jerman, Inggris, Malaysia, Australia, Timor Leste, Uni Emirat Arab, Kuwait, Brunei Darussalam, Singapura, Amerika Serikat, Papua Nugini, Selandia Baru, Tunisia, Turki, dan anggota NATO.

Selamat dari Krisis Moneter

Sritex selamat dari krisis moneter pada 1998 dan 2001 berhasil melipatgandakan pertumbuhannya sampai 8 kali lipat dibanding waktu pertama kali terintegrasi pada 1992. Kemudian pada 2013, PT Sritex secara resmi terdaftar sahamnya (dengan kode ticker dan SRIL) di Bursa Efek Indonesia.

Pada 2014, Iwan S. Lukminto yang merupakan Direktur Utama Sritex sekaligus anak sulung mendiang HM Lukminto menerima penghargaan sebagai Businessman of the Year dari Majalah Forbes Indonesia dan sebagai EY Entreprenuer of the Year 2014 dari Ernst & Young.

Pada 2017, perusahaan ini berhasil menerbitkan obligasi global senilai US$ 150 juta yang akan jatuh tempo pada 2024.

Rekor MURI

Sritex tercatat beberapa kalo memperoleh penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI). Salah satunya pada 2015, Sritex menerima penghargaan dari Museum Rekor Indonesia sebagai Pelopor dan Penyelenggara Penciptaan Investor Saham Terbesar Dalam Perusahaan.

Kemudian pada 2016, Sritex mencatatkan rekor Muri untuk jumlah peserta terbanyak dalam penyuluhan narkoba yang diadakan oleh satu perusahaan. Sebanyak 30 ribu karyawan Sritex mengikuti penyuluhan yang digelar sehari setelah ulang tahun ke-50 PT Sritex dan ulang tahun ke-71 Republik Indonesia di kompleks perusahaan.

Selanjutnya pada 2019, sebanyak 38 ribu karyawan Sritex Grup melakukan kerja bakti massal untuk membersihkan lingkungan. Kegiatan ini mencetak rekor Muri baru untuk Kerja Bakti di Lingkungan Perusahaan oleh Karyawan Terbanyak. Kerja bakti tersebut dilakukan dalam rangka menyambut HUT Kemerdekaan RI ke-74 dan HUT Sritex ke-53.

NI KADEK TRISNA CINTYA DEWI I RIZKI DEWI AYU

Pilihan Editor: Profil Perusahaan Tekstil Legendaris Sritex Klarifikasi Tidak Gulung Tikar Tapi Pendapatan Turun Drastis

Berita terkait

Menengok Krisis Moneter Asia 1997: Asal, Usul, Penyebab dan Dampaknya

3 jam lalu

Menengok Krisis Moneter Asia 1997: Asal, Usul, Penyebab dan Dampaknya

Krisis mata uang di Asia Tenggara pada tahun 1997, yang sering disebut sebagai Krisis Moneter Asia, dimulai dari Thailand.

Baca Selengkapnya

Peserta Aktif BPJS Ketenagakerjaan di Industri Tekstil Menurun 6,17 Persen

3 jam lalu

Peserta Aktif BPJS Ketenagakerjaan di Industri Tekstil Menurun 6,17 Persen

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo mengatakan penurunan jumlah kepesertaan aktif pekerja di industri tekstil karena pelbagai perusahaan yang terancam gulung tikar.

Baca Selengkapnya

Ribuan Buruh Akan Demo di Depan Istana Besok, Siapkan 7 Tuntutan

8 jam lalu

Ribuan Buruh Akan Demo di Depan Istana Besok, Siapkan 7 Tuntutan

Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengatakan unjuk rasa ini merespons berbagai kasus, termasuk PHK buruh di industri tekstil.

Baca Selengkapnya

Sekjen NATO Tuding China Berpotensi Picu Konflik Terbesar Eropa Sejak PD II

9 jam lalu

Sekjen NATO Tuding China Berpotensi Picu Konflik Terbesar Eropa Sejak PD II

Sekjen NATO Jens Stoltenberg menuduh bahwa China berpotensi memicu konflik militer terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Buruh Akan Aksi 3 Juli Menyerukan Setop PHK di Industri Tekstil

9 jam lalu

Buruh Akan Aksi 3 Juli Menyerukan Setop PHK di Industri Tekstil

Partai Buruh bersama KSPI akan menggelar aksi unjuk rasa menyikapi soal PHK bagi para pekerja di industri tekstil.

Baca Selengkapnya

Daftar Produk Cina yang Akan Dikenakan Bea Masuk 200 Persen, Ada Tekstil

12 jam lalu

Daftar Produk Cina yang Akan Dikenakan Bea Masuk 200 Persen, Ada Tekstil

Zulhas mengungkapkan bahwa produk impor asal Cina akan dikenakan bea masuk hingga 200 persen.

Baca Selengkapnya

Korut Tuding AS Ciptakan NATO Versi Asia Bersama Jepang dan Korsel

1 hari lalu

Korut Tuding AS Ciptakan NATO Versi Asia Bersama Jepang dan Korsel

Kementerian Luar Negeri Korea Utara (Korut) menuduh Jepang, Amerika Serikat dan Korea Selatan menciptakan "NATO versi Asia"

Baca Selengkapnya

Impor Barang dari Cina Akan Kena Bea Masuk hingga 200 Persen, Zulhas: Agar UMKM Tumbuh dan Berkembang

1 hari lalu

Impor Barang dari Cina Akan Kena Bea Masuk hingga 200 Persen, Zulhas: Agar UMKM Tumbuh dan Berkembang

Pemerintah akan mengenakan bea masuk dengan besaran hingga 200 persen pada produk impor asal Cina yang membanjiri pasar Indonesia.

Baca Selengkapnya

Denmark Bantah Tuduhan Putin soal Kepemilikan Rudal Jarak Menengah

1 hari lalu

Denmark Bantah Tuduhan Putin soal Kepemilikan Rudal Jarak Menengah

Kementerian Pertahanan Denmark pada akhir pekan menolak tuduhan Presiden Rusia Vladimir Putin tentang kepemilikan rudal jarak menengah.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Target Mentan untuk Setop Impor Kambing, Sritex Blak-blakan Kondisi Perusahaan hingga Profil Haji Isam

1 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Target Mentan untuk Setop Impor Kambing, Sritex Blak-blakan Kondisi Perusahaan hingga Profil Haji Isam

Mentan Amran Sulaiman menargetkan bisa mencetak peternak kambing di seluruh Indonesia untuk menyetop impor kambing.

Baca Selengkapnya