Tokopedia Sebut Alasan PHK Besar-besaran karena Ada Tumpang Tindih Peran

Editor

Erwin Prima

Kamis, 20 Juni 2024 23:02 WIB

Logo Tokopedia. foto: Tokopedia

TEMPO.CO, Jakarta - Vice President of Corporate Communications Tokopedia, Nuraini Razak, mengungkapkan alasan perusahaannya berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 450 karyawan. Menurut dia, langkah ini diambil karena ada tumpang tindih peran di dalam perusahaan.

Nuraini menuturkan, perusahaannya meninjau setiap unit, departemen, atau fungsi dalam bisnis untuk membangun tim e-commerce atau lokapasar yang lebih kuat di Indonesia. Walhasil, dia berharap tim bisa fokus kepada pertumbuhan bisnis.

“Salah satu tantangan yang kami hadapi adalah tumpang tindih peran dalam beberapa tim e-commerce kami yang baru,” ujar Nuraini saat dihubungi melalui aplikasi perpesanan, Kamis, 20 Juni 2024.

Nuraini mengatakan perusahaan telah mengidentifikasi adanya beberapa peran dari berbagai tim yang serupa yang perlu disesuaikan. Dia enggan merinci apa saja peran itu. Namun, dia mengaku telah meninjau dan mempertimbangkan keputusan ini dengan matang.

Penjelasan itu selaras dengan ucapan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim. Dia mengatakan, PHK disebabkan oleh keputusan perusahaan melakukan efisiensi.

Advertising
Advertising

Isy mengaku telah menghubungi manajemen Tokopedia untuk menanyakan penyebab PHK besar-besaran. Dari situ dia mendapatkan informasi adanya fungsi-fungsi di perusahaan yang bersifat redundant. Karena itu, manajemen memutuskan menghilangkan fungsi-fungsi itu. “Lebih ke efisiensi,” ujar dia saat ditemui di Kantor Kemendag, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu, 19 Juni 2024.

Dia mencotohkan, kementerian A dan B masing-masing memiliki sekretaris jenderal dan inspektorat jenderal. Bila ada fungsi yang redundant dari kedua posisi itu, dia mengatakan posisi itu bisa dihilangkan. Dia mengatakan akan terus memantau perkembangan yang terjadi di Tokopedia. “Kami akan pantau terus,” kata dia.

Dalam penjelasannya, GoTo menyebutkan posisinya sebagai pemegang saham bukan pengendali minoritas. GoTo yakin manajemen PT Tokopedia akan dapat mengambil keputusan dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian sehubungan dengan pengelolaan kegiatan usahanya.

"Dengan mempertimbangkan berbagai penilaian untuk memastikan hasil terbaik bagi PT Tokopedia dan seluruh pemangku kepentingan," seperti dikutip dari surat penjelasan GoTo.

GoTo juga optimistis bahwa PT Tokopedia terus meninjau efektivitas dari organisasi mereka (seperti halnya perusahaan lain). "Segala keputusan yang diambil oleh PT Tokopedia merupakan hal yang akan ditentukan secara penuh oleh manajemen PT Tokopedia," tulis GoTo.

Pilihan Editor: Penumpang di Bandara Soekarno-Hatta Menumpuk Akibat Gangguan Server Pusat Data Nasional

Berita terkait

Terkini: APBD Jakarta yang Jadi Rebutan sampai Jokowi Disebut PKS Cawe-cawe Pilgub, 21 Pabrik Tekstil dan Garmen Tutup 150 Ribu Karyawan Kena PHK

22 jam lalu

Terkini: APBD Jakarta yang Jadi Rebutan sampai Jokowi Disebut PKS Cawe-cawe Pilgub, 21 Pabrik Tekstil dan Garmen Tutup 150 Ribu Karyawan Kena PHK

Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep dikabarkan didorong oleh ayahnya, Presiden Jokowi, untuk maju dalam Pemilihan Gubernur Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Asosiasi Produsen Serat dan Benang: 21 Pabrik Tekstil dan Garmen Tutup, 150 Ribu Karyawan Kena PHK

1 hari lalu

Asosiasi Produsen Serat dan Benang: 21 Pabrik Tekstil dan Garmen Tutup, 150 Ribu Karyawan Kena PHK

APSyFI mencatat saat ini 21 industri tekstil di Indonesia gulung tikar. Sementara 31 pabrik terancam tutup. Ada 150 ribu karyawan kena PHK.

Baca Selengkapnya

Kampanye Beli Lokal Tokopedia Tingkatkan Penjualan Produk Dalam Negeri

2 hari lalu

Kampanye Beli Lokal Tokopedia Tingkatkan Penjualan Produk Dalam Negeri

Perusahaan lokapasar Tokopedia mencatat sejumlah brand lokal mengalami lonjakan penjualan sejak kampanye "Beli Lokal" diluncurkan enam bulan lalu.

Baca Selengkapnya

Tokopedia Catat Peningkatan Transaksi di Sejumlah Provinsi

2 hari lalu

Tokopedia Catat Peningkatan Transaksi di Sejumlah Provinsi

Perusahaan lokapasar Tokopedia merilis data penjualan sejak program "Beli Lokal" diluncurkan pada 12 Desember 2023 lalu.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Sri Mulyani Sebut Rupiah Sudah Terdepresiasi 6,25 Persen, PDN Belum Normal Layanan Sameday Passport di Soekarno-Hatta Tutup

2 hari lalu

Terpopuler: Sri Mulyani Sebut Rupiah Sudah Terdepresiasi 6,25 Persen, PDN Belum Normal Layanan Sameday Passport di Soekarno-Hatta Tutup

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan awal tahun hingga saat ini, rupiah tercatat mengalami depresiasi 6,25 persen dibanding akhir 2023.

Baca Selengkapnya

API Minta Revisi Terbatas Permendag No. 8 Tahun 2024, Dikhawatirkan Picu Gelombang PHK Tahun ini

2 hari lalu

API Minta Revisi Terbatas Permendag No. 8 Tahun 2024, Dikhawatirkan Picu Gelombang PHK Tahun ini

Direktur Eksekutif API Danang Girindrawardana mengatakan asossiasi meminta pemerintah melakukan revisi terbatas pada Permendag Nomor 8 tahun 2024

Baca Selengkapnya

Badai PHK Bayang-bayangi Industri Tekstil, Konfederasi Serikat Buruh: Harusnya Pemerintah Bisa Hadir

2 hari lalu

Badai PHK Bayang-bayangi Industri Tekstil, Konfederasi Serikat Buruh: Harusnya Pemerintah Bisa Hadir

Ketua Umum Konfederasi Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) Sunarno buka suara mengenai isu badai PHK di sektor industri tekstil.

Baca Selengkapnya

Begini Solusi Jokowi untuk Industri Tekstil yang Dibayangi PHK Massal dan Kebangkrutan

3 hari lalu

Begini Solusi Jokowi untuk Industri Tekstil yang Dibayangi PHK Massal dan Kebangkrutan

Jokowi memanggil sejumlah menteri untuk menyelesaikan masalah industri tekstil.

Baca Selengkapnya

Bos Sritex Blak-blakan soal Pendapatan Perusahaan Anjlok karena Banjir Produk Cina

3 hari lalu

Bos Sritex Blak-blakan soal Pendapatan Perusahaan Anjlok karena Banjir Produk Cina

Manajemen PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex membeberkan kondisi pendapatan perseroan sedang menurun drastis di antaranya karena banjir produk Cina.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Gelombang PHK di Industri Tekstil, Penyebab Kimia Farma Rugi Rp 1,8 Triliun

3 hari lalu

Terkini Bisnis: Gelombang PHK di Industri Tekstil, Penyebab Kimia Farma Rugi Rp 1,8 Triliun

Berita terkini ekonomi dan bisnis pada Rabu siang, 26 Juni 2024, dimulai dari daftar perusahaan tekstil terbesar di Indonesia di tengah gelombang PHK.

Baca Selengkapnya