Profil Muhammadiyah, Ormas Islam yang Tolak IUP Tambang dan Tarik Dana Umat dari BSI

Jumat, 7 Juni 2024 15:00 WIB

Logo Muhammadiyah. ANTARA/HO-istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu ormas keagamaan terbesar di Indonesia, Muhammadiyah, akhir-akhir ini menjadi sorotan masyarakat. Hal ini disebabkan karena berbagai hal, utamanya soal kebijakan yang diambil oleh organisasi tersebut.

Salah satu kebijakan Muhammadiyah yang baru-baru ini mendapat sorotan adalah ketika Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah tiba-tiba mengumumkan akan menarik dana dari PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk. atau BSI.

Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas mengungkapkan penarikan itu dilakukan karena penempatan dana Muhammadiyah selama ini terlalu banyak berada di BSI. Sementara itu, penyimpanan dana Muhammadiyah di bank-bank syariah lain masih sedikit. Kondisi ini, kata Anwar, secara bisnis dapat menimbulkan risiko konsentrasi atau concentration risk.

“Bank-bank syariah lain tersebut tidak bisa berkompetisi dengan margin yang ditawarkan oleh BSI, baik dalam hal penempatan dana maupun pembiayaan,” ujar Anwar Abbas melalui keterangan tertulis, Rabu, 5 Juni 2024.

Selain itu, Muhammadiyah juga mengkritik pemberian Izin Usaha Pertambangan (IUP) untuk ormas keagamaan tanpa proses lelang sebagai hal yang melanggar aturan. Hal ini menanggapi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 2024 tentang perubahan atas PP Nomor 96 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara.

Advertising
Advertising

Dalam beleid tersebut terdapat aturan baru yang memberikan kesempatan organisasi massa atau ormas keagamaan untuk memiliki Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus (WIUPK). Meski begitu PP Muhammadiyah belum menentukan sikap terkait pemberian IUP tersebut.

“Sampai saat ini pimpinan belum memutuskan dalam rapat pleno pimpinan terkait hal ini,” ujar Ketua Majelis Hukum dan HAM PP Muhammadiyah, Trisno Raharjo, saat dihubungi, Rabu, 5 Juni 2024.

Lantas, bagaimana sebenarnya profil Muhammadiyah yang tiba-tiba menarik dananya dari BSI dan menolak bagi-bagi izin tambang bagi ormas tersebut? Simak rangkuman informasi selengkapnya berikut ini.

Profil Muhammadiyah

Muhammadiyah adalah gerakan Islam yang didirikan pada 8 Dzulhijjah 1330 H/18 November 1912 di Kampung Kauman Yogyakarta. Organisasi ini didirikan oleh seorang kiayi bernama Muhammad Darwis yang kemudian dikenal dengan nama K.H Ahmad Dahlan.

Melansir dari laman Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, organisasi ini mengembang misi dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid berdasarkan Islam, dan bersumber pada Al Quran serta As Sunnah. Adapun maksud dan tujuan pendiriannya adalah untuk menegakkan dan menjunjjung tinggi agama Islam, sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Dakwah amar ma’ruf nahi munkar yang digagas Muhammadiyah untuk perorangan bersifat pembaharuan, yaitu mengembalikan kepada ajaran Islam yang asli-murni, sesuai Al Quran dan sunnah, serta bersih dari syirik, bid’ah, dan khurafat.

Sedangkan, dakwah kepada masyarakat bersifat perbaikan atau islah, pemberdayaan, bimbingan, dan peringatan. Adapun untuk seseorang yang belum Islam, dakwah Muhammadiyah bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk Islam.

Adapun kata “Muhammadiyah” secara bahasa berarti ”pengikut Nabi Muhammad”. Penggunaan kata “Muhammadiyah” dimaksudkan untuk menisbahkan (menghubungkan) dengan ajaran dan jejak perjuangan Nabi Muhammad.

Melansir dari laman resmi Muhammadiyah, keberadaan gerakan Islam ini pada awal berdirinya tidak lepas dari gagasan pemilikiran dan amal perjuangan Ahmad Dahlan selaku pendiri. Setelah menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci dan bermukim yang kedua kalinya pada 1903, Ahmad Dahlan mulai menyemaikan benih pembaruan di Tanah Air.

Gagasan pembaruan itu diperoleh Ahmad Dahlan setelah berguru kepada sejumlah ulama Indonesia yang bermukim di Mekkah dan membaca pemikiran para pembaharu Islam seperti Ibn Taimiyah, Jamaluddin Al Afghani, Rasyid Ridha, dan lain sebagainya.

Benih kelahiran Muhammadiyah sebagai organisasi bermula dari interaksi Ahmad Dahlan dengan kawan-kawannya di Boedi Oetomo, dan saran dari siswanya untuk membuat organisasi, serta usulan nama gerakan dari Muhammad Sangidu.

Faktor-faktor tersebut selain untuk mengaktualisasikan gagasan pembaruan Ahmad Dahlan, juga untuk praktis-organisatoris guna memayungi sekolah Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah yang didirikannya. Sekolah ini adalah kelanjutan dari kegiatan informal Kyai Dahlan dalam memberikan pelajaran agama Islam dan pengetahuan umum di rumahnya.

Akhirnya, 18 November 1912 ditetapkan sebagai hari didirikannya Muhammadiyah. Organisasi ini lalu mengajukan pengesahannya pada 20 Desember 1912 dengan mengirim ”Statuten Muhammadiyah” atau Anggaran Dasar Muhammadiyah yang pertama tahun 1912. Gerakan Islam ini baru disahkan oleh Gubernur Jenderal Belanda pada 22 Agustus 1914.

Sejak saat itu, Muhammadiyah berkomitmen untuk memajukan kehidupan umat, bangsa, dan dunia kemanusiaan sebagai wujud ikhtiar menyebarluaskan Islam yang bercorak rahmatan lil-‘alamin. Misi yang kemudian disebut sebagai misi kerisalahan yang kerahmatan itu diwujudkan Muhammadiyah secara nyata melalui berbagai kiprahnya dalam pengembangan amal usaha, program, dan kegiatan yang membawa pada kemaslahatan hidup di dunia dan akhirat seluruh umat manusia.


RADEN PUTRI | ANNISA FEBIOLA | HAN REVANDA PUTRA

Pilihan Editor: Sebelum Aturan Diteken Jokowi, Luhut Sempat Ribut dengan Bahlil soal Izin Tambang untuk Ormas

Berita terkait

Promo Payday BSI, Diskon sampai Gratis Beras di Superindo, Naga Swalayan, hingga Hypermart

12 jam lalu

Promo Payday BSI, Diskon sampai Gratis Beras di Superindo, Naga Swalayan, hingga Hypermart

BSI menawarkan promo di sejumlah gerai belanja grosir ternama seperti Superindo, Hypermart, hingga Naga Swalayan.

Baca Selengkapnya

Mayarakat Sipil akan Gugat PP Izin Tambang Ormas di Hari Kesaktian Pancasila

1 hari lalu

Mayarakat Sipil akan Gugat PP Izin Tambang Ormas di Hari Kesaktian Pancasila

Tim advokasi mengatakan pemberian izin tambang untuk ormas keagamaan bersifat diskriminatif.

Baca Selengkapnya

Jepara Jadi Lokasi Tambang Pasir Laut, Kiara: Para Nelayan Menangis

3 hari lalu

Jepara Jadi Lokasi Tambang Pasir Laut, Kiara: Para Nelayan Menangis

Kiara menilai kebijakan ekspor pasir laut dinilai memutuskan secara sepihak.

Baca Selengkapnya

BSI Gandeng Jamkrida Jakarta Perluas Layanan Bank Garansi

3 hari lalu

BSI Gandeng Jamkrida Jakarta Perluas Layanan Bank Garansi

Kerja sama BSI dengan Jamkrida Jakarta diharapkan dapat membantu travel haji dan umrah di Tanah Air yang jumlah totalnya lebih dari 2.000 perusahaan

Baca Selengkapnya

Transaksi QRIS Melalui BSI Tumbuh 30 Persen Selama PON XXI

3 hari lalu

Transaksi QRIS Melalui BSI Tumbuh 30 Persen Selama PON XXI

Pihak BSI klaim selama penyelenggaraan PON XXI Kenaikan jumlah transaksi dengan rata-rata 9.667 kali atau meningkat 23,8 persen dari biasanya

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggaran untuk IKN hingga Agustus Tembus Rp 18,9 Triliun; Lowongan Kerja di Freeport Indonesia dan BSI

5 hari lalu

Terkini: Anggaran untuk IKN hingga Agustus Tembus Rp 18,9 Triliun; Lowongan Kerja di Freeport Indonesia dan BSI

Hingga akhir Agustus 2024, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara telah mencapai Rp 18,9 triliun.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Lowongan Kerja di BSI, Tol Solo - Yogyakarta Dilintasi 74.518 Kendaraan dalam Dua Hari

5 hari lalu

Terkini Bisnis: Lowongan Kerja di BSI, Tol Solo - Yogyakarta Dilintasi 74.518 Kendaraan dalam Dua Hari

Lowongan kerja dari PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Tbk (Persero) atau BSI untuk posisi Officer Development Program (ODP).

Baca Selengkapnya

Lowongan Kerja Bank BSI, Terbuka untuk S1 dari Lintas Jurusan

5 hari lalu

Lowongan Kerja Bank BSI, Terbuka untuk S1 dari Lintas Jurusan

PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Tbk (Persero) buka lowongan kerja, program khusus calon pimpinan.

Baca Selengkapnya

Ketika Tokoh Muhammadiyah Din Syamsuddin Dukung Kader NU di Pilgub Jatim 2024

8 hari lalu

Ketika Tokoh Muhammadiyah Din Syamsuddin Dukung Kader NU di Pilgub Jatim 2024

Din Syamsuddin mengatakan tidak aneh kalau tokoh Muhammadiyah mendukung kader NU.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Segera Kuasai 61 Saham Freeport, Jokowi: Freeport Sekarang Bukan Milik Amerika

9 hari lalu

Pemerintah Segera Kuasai 61 Saham Freeport, Jokowi: Freeport Sekarang Bukan Milik Amerika

Setelah Mind ID menguasai 51 persen saham PT Freeport Indonesia, Jokowi berujar, pemerintah akan menambah penguasaannya hingga 61 persen

Baca Selengkapnya