Empat Komunitas Pemuda Bentuk Gerakan Dukung Pangan Lokal

Jumat, 31 Mei 2024 10:02 WIB

Sejumlah kelompok tani Dayak Ngaju mengikuti festival pawai petani tradisional di Desa Tumbang Oroi, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Sabtu 24 September 2022. Festival yang digelar oleh Borneo Institute tersebut untuk memperingati Hari Tani Nasional 2022 sekaligus memberikan semangat kepada peladang tradisional Dayak Ngaju supaya tetap bertahan dalam menjaga dan mengolah hasil pangan lokal. ANTARA FOTO/Makna Zaezar

TEMPO.CO, Jakarta - Center for Transdisciplinary and Sustainability Sciences Institut Pertanian Bogor (CTSS IPB) mengembangkan program Youth Food Systems Dialogue and Movement. Program itu merupakan kolaborasi CTSS IPB bersama Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP), Koppesda, Universitas Kristen Wira Wacana, Critical Pedagogi Indonesia (CPI), dan Papua Democratic Institut, serta dengan didukung The Samdhana Insitute.

Program yang melibatkan empat komunitas anak muda di Bogor, Yogyakarta, Sumba Timur, dan Papua itu memiliki kegiatan penelitian, pendokumentasian, dan debat tentang pangan lokal. Program itu mengedepankan perubahan dan penguatan sistem pangan untuk menjawab masalah kelaparan serta krisis pangan.

"Penguatan sistem pangan berlandaskan pengetahuan lokal dan digerakkan anak muda menjadi keharusan," kata Kepala CTSS IPB, Damayanti Buchori, dalam keterangan resminya, Kamis, 30 Mei 2024, dikutip Jumat, 31 Mei 2024.

Damayanti menjelaskan, permasalahan yang kini dihadapi Indonesia ialah makin sedikitnya anak muda yang mau terjun ke sektor pertanian. Selain itu, ancaman nyata yang terjadi saat ini adalah krisis iklim dan terdegradasinya pengetahuan dan sistem pangan lokal yang tersebar di seluruh Nusantara.

Menanggapi kondisi itu, mahasiswi hukum Universitas Kristen Wira Wacana, Sumba Timur, Erna Linda Ndakulara, mengatakan keterlibatan dirinya dalam program itu didorong oleh kesadaran ihwal anak muda yang apatis dan tidak peduli terhadap kearifan dan pangan lokal.

Advertising
Advertising

"Sebagai anak muda kita harus peka dan terus bersuara tentang ini," ujarnya.

Dalam budaya Sumba Timur, Erna menjelaskan, dikenal konsep kearifan pangan, yaitu Mandara atau berbagi pangan di antara masyarakat, Balang atau penyimpanan pangan, dan Uhu Tanga Watin atau ritual pangan. Dia menyebut kearifan lokal ini hidup dan berkembang bersama dalam sistem pangan masyarakat Sumba. Suku-suku lain di Nusantara juga memiliki kearifan pangan masing-masing.

Lebih lanjut, peserta dari Papua, Orva Novita Yosua, mengungkap bahwa program yang dijalankan sejak 2023 itu sangat penting karena situasi pangan lokal makin terancam. Dia menilai anak muda semakin tidak tertarik pada isi pangan lokal karena dianggap sebagai makanan kampungan yang tertinggal oleh zaman.

"Kami makin yakin bahwa sistem pangan lokal harus dipertahankan untuk menjamin tidak terjadi krisis pangan sehingga mencapai keberlanjutan hidup," tuturnya.

Berita terkait

Separuh dari Populasi Sudan Menghadapi Kerawanan Pangan Akut

4 jam lalu

Separuh dari Populasi Sudan Menghadapi Kerawanan Pangan Akut

Lebih dari populasi di Sudan menghadapi kerawanan pangan akut dampak dari perang yang berkecamuk selama 14 bulan

Baca Selengkapnya

Mentan Tekankan Pentingnya Sinergi untuk Pembangunan Pertanian

2 hari lalu

Mentan Tekankan Pentingnya Sinergi untuk Pembangunan Pertanian

Pertanian menjadi sektor vital sehingga sinergi menjadi hal yang penting untuk menghadapi ancaman krisis pangan dunia.

Baca Selengkapnya

PPI Afrika Selatan Gelar Kongres III

6 hari lalu

PPI Afrika Selatan Gelar Kongres III

PPI dari beberapa cabang yang tersebar di beberapa kota di Afrika Selatan menyelenggarakan Kongres III

Baca Selengkapnya

Alasan Bulog Berniat Akuisisi Sumber Beras Kamboja: Jamin Pasokan Ketika Indonesia Sedang Kekurangan

7 hari lalu

Alasan Bulog Berniat Akuisisi Sumber Beras Kamboja: Jamin Pasokan Ketika Indonesia Sedang Kekurangan

Bulog ungkap alasan hendak mengakuisisi sumber beras kamboja, yakni gar bisa menjamin pasokan pangan ketika diperlukan.

Baca Selengkapnya

Kualitas Udara Jakarta Menurun 2 Hari Terakhir Karena Polutan dari Bekasi?

8 hari lalu

Kualitas Udara Jakarta Menurun 2 Hari Terakhir Karena Polutan dari Bekasi?

Harapannya, upaya memperbaiki kualitas udara Jakarta akan lebih tepat sasaran karena semua penyebab dan solusinya sudah dikaji dan terukur.

Baca Selengkapnya

Mengenali Pangan Lokal dalam Pameran Etnografi Mentawai Universitas Andalas

14 hari lalu

Mengenali Pangan Lokal dalam Pameran Etnografi Mentawai Universitas Andalas

Universitas Andalas menyelenggarakan pameran Etnografi Mentawai bertema Merawat Pangan Lokal untuk Ketahanan Pangan yang Berkelanjutan

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Fakultas Kedokteran Gigi UGM, Ini Sederet Kampus Indonesia yang Masuk Top 100 Peringkat WURI

16 hari lalu

Tak Hanya Fakultas Kedokteran Gigi UGM, Ini Sederet Kampus Indonesia yang Masuk Top 100 Peringkat WURI

Fakultas Kedokteran Gigi UGM menempati posisi atas dalam berbagai kategori 100 peringkat WURI. Ada pula universitas di Indonesia lainnya.

Baca Selengkapnya

Mentan Membangun Pangan di Indonesia Timur

18 hari lalu

Mentan Membangun Pangan di Indonesia Timur

Dengan mengusung konsep transformasi pertanian modern, Merauke berpotensi menjadi lumbung pangan nasional.

Baca Selengkapnya

Perlunya Kreativitas Keluarga Mengolah Pangan Lokal agar Tak Tergantung pada Mi

18 hari lalu

Perlunya Kreativitas Keluarga Mengolah Pangan Lokal agar Tak Tergantung pada Mi

Masyarakat diminta kreatif mengelola pangan lokal dan tidak tergantung pada produk-produk hasil olahan gandum seperti mi instan.

Baca Selengkapnya

Rp 9 Triliun Dianggarkan untuk Kelanjutan Bantuan Pangan Beras 10 Kg bagi 22 Juta Keluarga

18 hari lalu

Rp 9 Triliun Dianggarkan untuk Kelanjutan Bantuan Pangan Beras 10 Kg bagi 22 Juta Keluarga

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyebutkan telah disiapkan anggaran Rp 9 triliun untuk melanjutkan bantuan pangan beras 10 kilogram (kg).

Baca Selengkapnya