Prabowo Akan Tambah Kementerian pada Kabinetnya, Faisal Basri: Menteri Sekarang Sudah Kebanyakan

Jumat, 17 Mei 2024 21:47 WIB

Ekonom Faisal Basri dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk "Menemukan Jalan Subsidi BBM Tepat Sasaran" di Gedung Tempo, Jakarta pada Selasa, 30 Agustus 2022. (Foto: Norman Senjaya)

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior Universitas Indonesia Faisal Basri mempertanyakan alasan pemerintahan Prabowo Subianto berencana menambah sejumlah kementerian baru dalam kabinetnya mendatang. Saat ini, kabinet Presiden Joko Widodo atau Jokowi terdiri atas 34 kementerian.

Bila beralasan sebagai negara besar, menurut Faisal, Indonesia seharusnya mencontoh negara besar yang faktanya memiliki kementerian dalam jumlah sedikit. Sebagai contoh, Amerika Serikat yang hanya memiliki 15 kementerian dan Cina hanya punya 17 kementerian.

"Alasannya apa dulu? Alasannya, kita negara besar? Amerika lebih besar dari kita, (kementeriannya) 15. Cina lebih besar dari kita, 17. Jadi, nothing to do," katanya di Senayan Park, Jakarta Pusat pada Rabu, 15 Mei 2024.

Namun jika pemerintah bisa menjelaskan alasan yang masuk akal, menurut Faisal mungkin akan bisa diterima. "Kalau alasannya make sense, kita terima, (tapi) kita enggak tahu."

Pada Kamis kemarin, 16 Mei 2024, Rapat pleno Badan Legislasi (Baleg) DPR menyepakati pengambilan keputusan atas hasil penyusunan Rancangan Undang-Undang Kementerian Negara menjadi usul inisiatif DPR. DPR membahas revisi UU Kementerian Negara di tengah panasnya kabar Prabowo-Gibran ingin menambah jumlah kementerian setelah duduk di istana nantinya.

Advertising
Advertising

Namun, Ketua Baleg DPR Supratman Andi Agtas mengatakan, revisi aturan jumlah kementerian tersebut hanya kebetulan bersamaan dengan isu rencana Prabowo.

Faisal Basri mengatakan, penambahan kementerian boleh-boleh saja, asalkan dengan alasan kepentingan rakyat. Tapi Faisal pun mengaku tak setuju dengan rencana tersebut. "Menteri sekarang ini udah kebanyakan. Tidak setuju. Sangat tidak setuju," tuturnya.

Menurut dia, dengan adanya menteri koordinator (Menko) sekarang sudah mengambil alih tugas para menteri. Padahal, mereka hanya bertugas sebagai koordinator saja.

"Kalau sekarang, yang terjadi Menko itu mengambil alih tugas menteri dan Menko-nya katanya dari partai-partai. Daripada Menko kayak sekarang, merusak Menko itu. (Kementerian) Industri dan Perdagangan gabung aja, supaya gak berantem.

MOH. KHORY ALFARIZI | ANDI ADAM FATURAHMAN

Pilihan Editor: Santer Isu Prabowo Tambah Kementerian, Rumah Dinas Menteri di IKN Bakal Ditambah?

Berita terkait

Daftar Proyek Investor Asing di IKN, Ada Hotel hingga Sekolah Internasional

16 menit lalu

Daftar Proyek Investor Asing di IKN, Ada Hotel hingga Sekolah Internasional

Investor asal Cina, Rusia, dan Australia mulai merealisasikan investasinya di IKN. Simak daftar proyek yang sedang dibangun tersebut.

Baca Selengkapnya

Pasukan Bawah Tanah Jokowi Laporkan Roy Suryo, Menilai Gibran Harus Dilindungi sebagai Lambang Negara

1 jam lalu

Pasukan Bawah Tanah Jokowi Laporkan Roy Suryo, Menilai Gibran Harus Dilindungi sebagai Lambang Negara

Betulkah Wakil Presiden terpilih Gibran adalah lambang negara seperti disebut Pasukan Bawah Tanah Jokowi, yang jadi alasannya menuntut Roy Suryo?

Baca Selengkapnya

SETARA Institute Kecam Aksi Premanisme Bubarkan Diskusi FTA oleh Orang Tak Dikenal, Singgung Polisi Tak Berbuat Apa-apa

1 jam lalu

SETARA Institute Kecam Aksi Premanisme Bubarkan Diskusi FTA oleh Orang Tak Dikenal, Singgung Polisi Tak Berbuat Apa-apa

SETARA Institute mengecam pembubaran paksa diskusi Forum Tanah Air oleh kelompok tak dikenal. Polisi disebut hanya menonton tindakan anarkis itu.

Baca Selengkapnya

Selain Makan Bergizi Gratis, Prabowo Canangkan 2 Juta Rumah dan 1 Juta Apartemen per Tahun

1 jam lalu

Selain Makan Bergizi Gratis, Prabowo Canangkan 2 Juta Rumah dan 1 Juta Apartemen per Tahun

Program tersebut merupakan buah dari keinginan Prabowo untuk membentuk kembali Kementerian Perumahan.

Baca Selengkapnya

Pasbata Jokowi Bela Gibran Lambang Negara, Menurut UU: Lambang Negara Adalah Garuda Pancasila

2 jam lalu

Pasbata Jokowi Bela Gibran Lambang Negara, Menurut UU: Lambang Negara Adalah Garuda Pancasila

Budianto menyebut Gibran sebagai lambang negara. Benarkah? Lantas apa yang sebenarnya dimaksud dengan lambang negara?

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Jokowi Klaim Pemindahan IKN Kehendak Rakyat, Promo Payday Pembelian Tiket Pesawat

3 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Jokowi Klaim Pemindahan IKN Kehendak Rakyat, Promo Payday Pembelian Tiket Pesawat

Jokowi menekankan bahwa keputusan pemindahan Ibu Kota Negara dari Jakarta ke Nusantara telah mengikuti aturan yang berlaku.

Baca Selengkapnya

Jubir Pastikan Prabowo dan Megawati Bertemu sebelum Pelantikan Presiden

12 jam lalu

Jubir Pastikan Prabowo dan Megawati Bertemu sebelum Pelantikan Presiden

Jubir mengatakan Prabowo dan Megawati akan berdiskusi mengenai berbagai agenda ke depan seputar pembangunan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Prabowo Saksikan Sailing Pass 55 Kapal Perang TNI AL

15 jam lalu

Jokowi dan Prabowo Saksikan Sailing Pass 55 Kapal Perang TNI AL

Jokowi dan Prabowo dengan penuh perhatian menyimak pameran tersebut dari geladak KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat (RJW - 992).

Baca Selengkapnya

KSAL Ungkap Pesan Jokowi agar Utamakan Pembuatan Kapal Dalam Negeri

18 jam lalu

KSAL Ungkap Pesan Jokowi agar Utamakan Pembuatan Kapal Dalam Negeri

Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya pembangunan alat utama sistem senjata (alutsista), khususnya armada kapal selam, di dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Jokowi Anugerahkan Samkaryanugraha ke Satuan KRI Nanggala-402 yang Tenggelam

19 jam lalu

Jokowi Anugerahkan Samkaryanugraha ke Satuan KRI Nanggala-402 yang Tenggelam

Presiden Jokowi menganugerahkan tanda kehormatan Samkaryanugraha kepada KRI Nanggala-402 yang tenggelam pada 21 April 2021.

Baca Selengkapnya