Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187
Reporter
Annisa Febiola
Editor
Grace gandhi
Kamis, 25 April 2024 19:29 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Dolar AS kembali menguat dan nilai tukar rupiah lesu dalam perdagangan hari ini Kamis, 25 April 2024. Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187. Pada perdagangan Rabu kemarin, kurs rupiah ditutup menguat 70 poin pada level Rp 16.155. per dolar AS.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan perubahan arah kebijakan moneter AS dan memburuknya ketegangan geopolitik di Timur Tengah serta Eropa mengakibatkan dinamika ekonomi keuangan global cepat berubah. Pasalnya, risiko dan ketidakpastian juga meningkat.
Kemudian, tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi AS mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR) yang lebih kecil dan lebih lama dari prakiraan. Hal ini sejalan pula dengan pernyataan para pejabat Federal Reserve System.
Akibatnya, kata Ibrahim, investor global memindahkan portofolionya ke aset yang lebih aman. Khususnya mata uang dolar AS dan emas.
"Sehingga, menyebabkan pelarian modal keluar dan pelemahan nilai tukar di negara berkembang semakin besar," katanya pada Kamis.
Menurut Ibrahim, kondisi ini memerlukan respons kebijakan yang kuat untuk memitigasi dampak negatif dari rambatan ketidakpastian global tersebut terhadap perekonomian, termasuk dampak terhadap perekonomian Indonesia sendiri.
Selanjutnya: Sebelumnya, Bank Indonesia atau BI memutuskan untuk menaikan suku bunga acuan....
<!--more-->
Sebelumnya, Bank Indonesia atau BI memutuskan untuk menaikan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis points (bps). Per Rabu kemarin, BI Rate resmi naik menjadi 6,25 persen.
Selain itu, suku bunga deposit facility dan lending facility juga naik 25 bps. "Masing-masing menjadi sebesar 5,5 persen dan 7 persen," tutur Ibrahim.
Sementara itu, sentimen eksternal datang dari greenback yang tetap mendekati level tertinggi dalam 5 bulan. Level ini dicapai pada pekan lalu. Pasalnya, para pedagang terus mengabaikan ekspektasi penurunan suku bunga lebih awal oleh The Fed.
Kemudian, data ekonomi yang dirilis pekan ini akan memberikan lebih banyak isyarat mengenai jalur suku bunga. Data produk domestik bruto AS kuartal I yang akan dirilis pada hari Kamis diperkirakan akan menunjukkan apakah ekonomi AS tetap tangguh pada awal tahun 2024.
Namun, kata Ibrahim, data yang lebih diawasi adalah data indeks harga PCE ukuran inflasi pilihan The Fed yang akan dirilis pada Jumat. Data indeks harga PCE yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed kemungkinan akan memiliki dampak yang lebih besar. "Mengingat data tersebut terkait langsung dengan prospek bank sentral mengenai suku bunga."
Pilihan Editor: AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu