Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Reporter

Annisa Febiola

Editor

Grace gandhi

Kamis, 25 April 2024 19:29 WIB

Karyawan tengah menghitung uang pecahan 100 ribu rupiah di penukaran valuta asing di Jakarta, Rabu, 28 Februari 2024. Rupiah ditutup melemah mendekati level Rp16.000 hari ini. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Dolar AS kembali menguat dan nilai tukar rupiah lesu dalam perdagangan hari ini Kamis, 25 April 2024. Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187. Pada perdagangan Rabu kemarin, kurs rupiah ditutup menguat 70 poin pada level Rp 16.155. per dolar AS.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan perubahan arah kebijakan moneter AS dan memburuknya ketegangan geopolitik di Timur Tengah serta Eropa mengakibatkan dinamika ekonomi keuangan global cepat berubah. Pasalnya, risiko dan ketidakpastian juga meningkat.

Kemudian, tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi AS mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR) yang lebih kecil dan lebih lama dari prakiraan. Hal ini sejalan pula dengan pernyataan para pejabat Federal Reserve System.

Akibatnya, kata Ibrahim, investor global memindahkan portofolionya ke aset yang lebih aman. Khususnya mata uang dolar AS dan emas.

"Sehingga, menyebabkan pelarian modal keluar dan pelemahan nilai tukar di negara berkembang semakin besar," katanya pada Kamis.

Advertising
Advertising

Menurut Ibrahim, kondisi ini memerlukan respons kebijakan yang kuat untuk memitigasi dampak negatif dari rambatan ketidakpastian global tersebut terhadap perekonomian, termasuk dampak terhadap perekonomian Indonesia sendiri.

Selanjutnya: Sebelumnya, Bank Indonesia atau BI memutuskan untuk menaikan suku bunga acuan....

<!--more-->

Sebelumnya, Bank Indonesia atau BI memutuskan untuk menaikan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis points (bps). Per Rabu kemarin, BI Rate resmi naik menjadi 6,25 persen.

Selain itu, suku bunga deposit facility dan lending facility juga naik 25 bps. "Masing-masing menjadi sebesar 5,5 persen dan 7 persen," tutur Ibrahim.

Sementara itu, sentimen eksternal datang dari greenback yang tetap mendekati level tertinggi dalam 5 bulan. Level ini dicapai pada pekan lalu. Pasalnya, para pedagang terus mengabaikan ekspektasi penurunan suku bunga lebih awal oleh The Fed.

Kemudian, data ekonomi yang dirilis pekan ini akan memberikan lebih banyak isyarat mengenai jalur suku bunga. Data produk domestik bruto AS kuartal I yang akan dirilis pada hari Kamis diperkirakan akan menunjukkan apakah ekonomi AS tetap tangguh pada awal tahun 2024.

Namun, kata Ibrahim, data yang lebih diawasi adalah data indeks harga PCE ukuran inflasi pilihan The Fed yang akan dirilis pada Jumat. Data indeks harga PCE yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed kemungkinan akan memiliki dampak yang lebih besar. "Mengingat data tersebut terkait langsung dengan prospek bank sentral mengenai suku bunga."

Pilihan Editor: AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

Berita terkait

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

8 jam lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

1 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

1 hari lalu

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah turun 60 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.984 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

1 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

1 hari lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

1 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

2 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

3 hari lalu

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup menguat setelah rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat menguat.

Baca Selengkapnya

Pj Bupati Banyuasin Berikan Bibit Cabai dan Jagung Bagi Masyarakat Kabupaten Banyuasin

3 hari lalu

Pj Bupati Banyuasin Berikan Bibit Cabai dan Jagung Bagi Masyarakat Kabupaten Banyuasin

Penjabat (Pj) Bupati Banyuasin, Hani S Rustam, mendukung gerakan menanam untuk pengendalian inflasi di Kabupaten Banyuasin, dengan memberikan bantuan bibit cabai dan jagung.

Baca Selengkapnya

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

3 hari lalu

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)

Baca Selengkapnya