Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

Selasa, 23 April 2024 17:11 WIB

Ilustrasi kurs rupiah dan mata uang Indonesia. Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Laba Forexinfo Berjangka Ibrahim Assuaibi mencatat, mata uang rupiah ditutup menguat 17 poin dalam perdagangan akhir pekan. Walaupun sebelumnya sempat melemah 15 poin di level Rp 16.220 dari penutupan sebelumnya di level Rp 16.237.

Pada perdagangan besok, mata uang rupiah diprediksi fluktuatif. Namun ditutup menguat direntang Rp 16.180 - Rp 16.260.

Berdasarkan faktor internal, menguatnya rupiah disebabkan karena keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak seluruh permohonan pasangan calon presiden 01 maupun 03.

Menurut Ibrahim, putusan itu memberikan pandangan positif bagi investasi dan dunia usaha. Pernyataan itu didasari oleh dua pertimbangan. Pertama, kepastian yang berhubungan dengan risiko.

Ia menganggap putusan MK relatif tak menimbulkan gejolak politik maupun sosial di masyarakat. Stabilitas tersebut membuat tingkat risiko menjadi kecil sehingga sisi kepastian investasi dan ekonomi lebih terukur.

Advertising
Advertising

Kedua, faktor imbal hasil atau tingkat keuntungan. "Dalam konteks ini, ekonomi Indonesia menawarkan potensi yang berlimpah," kata Ibrahim melalui keterangan tertulis pada Selasa, 23 April 2024.

Selanjutnya: Mulai dari sumber daya alam, komoditas unggulan....

<!--more-->

Mulai dari sumber daya alam, komoditas unggulan, sampai dengan lokal domestik demand yang mencapai 280 juta penduduk serta Produk Domestik Bruto atau PDB Indonesia sementara yang secara signifikan ditopang oleh konsumsi rumah tangga.

"Artinya, peningkatan nilai tambah, manufakturing dan investasi masih mempunyai porsi dan potensi yang besar untuk memperbesar dalam rasio PDB ini," ujar Ibrahim.

Faktor eksternal dapat dilihat dari indeks dolar yang melemah pada Selasa, 23 April 2024. Lima bulan terakhir, puncaknya awal April, dolar masih berada di dekat level tertinggi.

Ibrahim berujar, memudarnya ekspektasi penurunan suku bunga lebih awal oleh The Fed membuat para pedagang semakin banyak berinvestasi pada Greenback. Sehingga membuat sebagian besar mata uang Asia berada di bawah tekanan.

Selain itu, para menteri luar negeri Uni Eropa sepakat untuk memperluas sanksi terhadap Iran atas serangan rudal dan pesawat tak berawak mereka terhadap Israel.

Saat ini, para investor sedang menunggu rilis angka PDB AS dan data pengeluaran konsumsi pribadi bulan Maret 2024 ukuran inflasi pilihan The Fed pada akhir pekan ini untuk menilai arah kebijakan moneter.

Pilihan Editor: Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

Berita terkait

Akhir Pekan, Harga Emas Antam Tembus Rp 1.350.000 per Gram

1 jam lalu

Akhir Pekan, Harga Emas Antam Tembus Rp 1.350.000 per Gram

Harga emas PT Aneka Tambang atauharga emas Antam melonjak ke level Rp 1.350.000 per gram dalam perdagangan akhir pekan, Sabtu, 18 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Airlangga Sebut IA-CEPA Dorong Perdagangan RI-Australia Melonjak 90 Persen

18 jam lalu

Airlangga Sebut IA-CEPA Dorong Perdagangan RI-Australia Melonjak 90 Persen

Menteri Airlangga menyatakan IA-CEPA pada tahun 2020 telah berhasil menggenjot nilai perdagangan Indonesia dan Australia melonjak hingga 90 persen.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

19 jam lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

20 jam lalu

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

Presiden terpilih Prabowo Subianto membeberkan strategi Pemerintah untuk membiayai pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

23 jam lalu

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam keterangan pers usai pertemuan, menjelaskan, Jokowi dan Hurley misalnya mebahas upaya menggiatkan pengajaran bahasa di masing-masing negara.

Baca Selengkapnya

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

1 hari lalu

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

Ekonom Nailul Huda menilai langkah OJK mencabut izin PT Paytren Manajemen Investasi sudah tepat.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

1 hari lalu

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah turun 60 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.984 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Tingkatkan Ekspor ke Amerika Selatan, Kemendag Akan Pakai Perjanjian Perdagangan Bilateral dengan Cile

1 hari lalu

Tingkatkan Ekspor ke Amerika Selatan, Kemendag Akan Pakai Perjanjian Perdagangan Bilateral dengan Cile

Kemendag berencana memanfaatkan perjanjian dagang bilateralnya dengan Cile untuk meningkatkan ekspor ke Amerika Selatan.

Baca Selengkapnya

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

1 hari lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

1 hari lalu

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menjajaki kerja sama dengan ExxonMobil Indonesia melalui pengembangan Asri Basin Project CCS Hub.

Baca Selengkapnya