Erick Minta Pertamina Cs Borong Dolar di Tengah Konflik Iran-Israel, Airlangga: TIdak Bijak

Kamis, 18 April 2024 17:38 WIB

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto ketika ditemui usai Salat Idulfitri 1445 H di Masjid Ainul Hikmah, DPP Partai Golkar, Slipi Jakarta pada Rabu, 10 April 2024. TEMPO/Defara

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakna instruksi Menteri BUMN Erick Thohir agar BUMN yang memiliki porsi utang luar negeri dan punya kebutuhan bahan baku impor besar untuk segera memborong dolar Ameria Serikat tidak bijak. Menurut Erick hal itu untuk mengatisipasi imbas konflik Iran-Israel yang sedang memanas.

"Tentu kalau sitausi dolar lagi menguat (seperti sekarang), tidak bijak membeli dolar di harga tinggi," kata Airlangga saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat pada Kamis, 17 April 2024.

Airlangga menilai BUMN saat ini justru perlu meredam kebutuhan terhadap dolar. Pemerintah sendiri, kata dia, punya instrumen yaitu devisa hasil ekspor (DHE) yang ingin didorong di dalam negeri. Tetapi, dia meminta BUMN tetap menahan impor konsumitif dalam situasi geopolitik yang sedang memanas saat ini.

Adapun Erick meminta BUMN yang punya kebutuhan bahan baku impor tinggi dan BUMN dengan porsi utang luar negeri yang besar untuk segera membeli dolar Amerika Serikat dalam jumlah besar. BUMN yang dimaksud yaitu Pertamina, PLN, BUMN Farmasi, dan MIND ID.

Erick juga menginstruksikan BUMN tersebut melakukan kajian sensitivitas terhadap pembayaran pokok utang. Serta pembayaran bunga utang dalam dolar yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat. Erick juga meminta BUMN perbankan menjaga secara proporsional porsi kredit yang terdampak oleh volatilitas rupiah, suku bunga, dan harga minyak.

Advertising
Advertising

Dia menjelaskan, inflasi Amerika Serikat sebesar 3,5 persen membuat langkah the Fed menurunkan suku bunga acuan (Fed Fund Rate) tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Menurut Erick, situasi geopolitik juga semakin bergejolak dengan memanasnya konflik Israel dan Iran beberapa hari yang lalu.

Kondisi ini, kata dia, memicu menguatnya dolar Amerika Serikat terhadap rupiah. Serta kenaikan harga minyak WTI dan Brent yang masing-masing telah menembus US$ 85,7 dan US$ 90,5 dolar per barel.

"Harga minyak ini bahkan diprediksi beberapa ekonom bisa mencapai 100 dolar AS per barel apabila konflik meluas dan melibatkan Amerika Serikat," ucapnya.

Erick berujar dua hal tersebut telah melemahkan rupiah menjadi Rp 16.000-16.300 per dolar Amerika Serikat dalam beberapa hari ke belakang. Nilai tukar ini bahkan bisa mencapai lebih dari Rp 16.500 apabila tensi geopolitik tidak menurun.

Karena itu, Erick menilai situasi ekonomi dan geopolitik tersebut sudah dan akan berdampak kepada Indonesia melalui Foreign Outflow alias keuarnya dana investasi asing, yang akan memicu melemahnya rupiah dan naiknya imbal hasil obligasi. Juga berdampa pada semakin mahalnya biaya impor bahan baku dan pangan karena gangguan rantai pasok. Kondisi ini juga, menurut Erick, akan menggerus neraca perdagangan Indonesia.

Oleh karena itu, Erick meminta BUMN melakukan langkah cepat dalam meminimalisasi dampak global melalui peninjauan ulang biaya operasional belanja modal, utang yang akan jatuh tempo, rencana aksi korporasi, serta melakukan uji stres, dengan melihat kondisi BUMN dalam situasi terkini.

Erick juga menginstruksikan BUMN yang berorientasi pasar ekspor seperti MIND ID dan PTPN bisa memanfaatkan tren kenaikan harga ini untuk memitigasi tergerusnya neraca perdagangan. Ia berujar BUMN yang memiliki utang luar negeri atau berencana menerbitkan instrumen utang dalam dolar Amerika Serikat agar mengkaji opsi hedging untuk mengurangi dampak fluktuasi kurs.

"Seluruh BUMN diharapkan dapat waspada dan awas dengan memantau situasi saat ini, mengingat kemungkinan terjadi kenaikan tingkat suku bunga dalam waktu dekat," kata Erick.

Pilihan Editor: Pertamina Patra Niaga Pastikan BBM dan Operasional Aman Pasca Erupsi Gunung Ruang

Berita terkait

Karen Agustiawan Jelaskan Alasan Pengadaan LNG, Singgung Perpres Zaman SBY

7 menit lalu

Karen Agustiawan Jelaskan Alasan Pengadaan LNG, Singgung Perpres Zaman SBY

Karen Agustiawan menuturkan dasar pengadaan LNG itu telah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 yang diteken oleh Presiden SBY.

Baca Selengkapnya

Karen Agustiawan Bantah Terima Gratifikasi Pengadaan LNG: Itu Gaji Saya

7 jam lalu

Karen Agustiawan Bantah Terima Gratifikasi Pengadaan LNG: Itu Gaji Saya

Dalam sidang di Pengadilan Tipikor, Karen Agustiawan membandingkan dan menyinggung kasus bekas pimpinan KPK Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya

Dibantu Istri Airlangga Hartarto, Aghnia Punjabi Terus Tuntut Pelaku Penganiayaan Anaknya

14 jam lalu

Dibantu Istri Airlangga Hartarto, Aghnia Punjabi Terus Tuntut Pelaku Penganiayaan Anaknya

Aghnia Punjabi menuntut keadilan dari kasus penganiayaan anaknya. Ia mengaku dibantu oleh stri Airlangga Hartato untuk mempercepat penanganan kasus.

Baca Selengkapnya

Dukung Pembalap Muda, Pertamina - Mandalika Racing Series Berkolaborasi

1 hari lalu

Dukung Pembalap Muda, Pertamina - Mandalika Racing Series Berkolaborasi

Ajang ini adalah bukti nyata bahwa dengan dukungan penuh dari seluruh masyarakat dan stakeholder, kita dapat membangun masa depan yang gemilang

Baca Selengkapnya

PT Pegadaian Bersama Relawan Bakti BUMN Bantu Korban Bencana di Sumbar

1 hari lalu

PT Pegadaian Bersama Relawan Bakti BUMN Bantu Korban Bencana di Sumbar

PT Pegadaian melalui program Relawan Bakti BUMN Batch V menyalurkan bantuan kepada korban bencana banjir lahar dingin di Sumatera Barat.

Baca Selengkapnya

Pertamina Renjana Cita Srikandi, Mendorong Pemberdayaan Perempuan Indonesia

1 hari lalu

Pertamina Renjana Cita Srikandi, Mendorong Pemberdayaan Perempuan Indonesia

Festival akbar ini merupakan wujud komitmen Pertamina dalam mendukung dan memajukan peran perempuan di berbagai bidang.

Baca Selengkapnya

Pengelolaan Pertamina di Blok Rokan dan Mahakam Simbol Kebangkitan Energi Nasional

1 hari lalu

Pengelolaan Pertamina di Blok Rokan dan Mahakam Simbol Kebangkitan Energi Nasional

Sejak alih kelola Blok Mahakam dan Blok Rokan, Pertamina mampu meningkatkan produksi migas.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Undur Tenggat Kewajiban Sertifikasi Halal UMKM hingga 2026, Apa Sebabnya?

1 hari lalu

Pemerintah Undur Tenggat Kewajiban Sertifikasi Halal UMKM hingga 2026, Apa Sebabnya?

Pemerintah memundurkan tenggat waktu kewajiban sertifikasi halal bagi pelaku UMKM dari sebelumnya 17 Oktober 2024 menjadi 2026. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Oxford United Usai Diakuisisi Erick Thohir: Sempat Terseok hingga Promosi ke Championship Liga Inggris

2 hari lalu

Rekam Jejak Oxford United Usai Diakuisisi Erick Thohir: Sempat Terseok hingga Promosi ke Championship Liga Inggris

Erick Thohir bersama Anindya Bakrie mengakusisi saham mayoritas Oxford United pada 2022.

Baca Selengkapnya

Tenggat Sertifikasi Halal Diundur, BPJH: Fasilitasi Terkendala Anggaran Terbatas

3 hari lalu

Tenggat Sertifikasi Halal Diundur, BPJH: Fasilitasi Terkendala Anggaran Terbatas

Kepala BPJPH Kementerian Agama, Muhammad Aqil Irham mengatakan, selama ini fasilitasi sertifikasi halal bagi UMK terkendala keterbatasan anggaran.

Baca Selengkapnya