Penjualan Eceran Maret Meningkat, Indeks Penjualan Riil Tumbuh 3,5 Persen

Reporter

Annisa Febiola

Editor

Khairul anam

Kamis, 18 April 2024 13:45 WIB

Penjualan minyak dalam kemasan di salah satu Pusat Perbelanjaan di Jakarta, Kamis, 17 Maret 2022. Pemerintah mencabut aturan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng kemasan. Selanjutnya, harga minyak goreng kemasan akan diserahkan ke mekanisme pasar dengan menyesuaikan nilai keekonomiannya. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia memprediksi kinerja penjualan eceran bulan Maret 2024 tetap tumbuh. Perkiraan ini tecermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Maret 2024 sebesar 222,8 atau tumbuh 3,5 persen secara tahunan.

Berdasarkan survei penjualan eceran BI, peningkatan IPR ditopang oleh pertumbuhan penjualan subkelompok sandang, kelompok suku cadang dan aksesoris, serta kelompok bahan bakar kendaraan bermotor. BI melakukan survei bulanan terhadap sekitar 700 pengecer di 10 kota untuk menggali informasi dini mengenai pergerakan produk domestik bruto dari sisi konsumsi.

Secara bulanan, penjualan eceran diperkirakan meningkat dengan pertumbuhan sebesar 4,1 persen. Peningkatan ini sejalan dengan peningkatan aktivitas masyarakat saat bulan Ramadan, persiapan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri serta program potongan harga.

"Seluruh kelompok diperkirakan berada pada zona ekspansi, dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada kelompok peralatan informasi dan komunikasi, diikuti subkelompok sandang dan kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya," kata Asisten Gubernur BI Bidang Komunikasi, Erwin Haryono, dalam keterangan tertulis pada Rabu, 17 April 2024.

Pertumbuhan IPR kelompok suku cadang dan aksesoris sebesar 5,8 persen secara bulanan. Kemudian kelompok makanan, minuman dan tembakau 3,2 persen serta kelompok bahan bakar kendaraan bermotor 2,6 persen.

Advertising
Advertising

Kelompok peralatan informasi dan komunikasi tumbuh 13 persen, perlengkapan rumah tangga lainnya 6,1 persen, serta barang budaya dan rekreasi tumbuh 4,3 persen. Lalu kelompok barang lainnya tumbuh 8,7 persen dan barang lainnya subkelompok sandang tumbuh 11,1 persen pada Maret 2024.

Sementara dari sisi harga, BI memperkirakan tekanan inflasi pada Mei dan Agustus 2024 menurun. Hal tersebut tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum atau IEH Mei dan Agustus 2024 yang tercatat sebesar 146,1 dan 146,9. Angka ini lebih rendah dari IEH bulan sebelumnya yang mencapai 165,9 dan 146,7.

"Prakiraan penurunan IEH pada Mei 2024 terutama seiring dengan normalisasi aktivitas masyarakat pasca HBKN Idul Fitri," kata dia.

Pilihan Editor: Jokowi dan Tony Blair Bahas Investasi Solar Panel IKN hingga Digitalisasi

Berita terkait

Terkini: Luhut Tawarkan Dua Investasi Potensial ke Elon Musk, Pakar Minta Pemerintah Audit Kekayaan Pejabat Bea Cukai

2 jam lalu

Terkini: Luhut Tawarkan Dua Investasi Potensial ke Elon Musk, Pakar Minta Pemerintah Audit Kekayaan Pejabat Bea Cukai

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan ada dua investasi potensial yang ditawarkan kepada Elon Musk di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Nyaris Kembali ke Pusaran Rp 16.000, Kurs Rupiah Melemah Jadi Rp 15.999 per Dolar AS

5 jam lalu

Nyaris Kembali ke Pusaran Rp 16.000, Kurs Rupiah Melemah Jadi Rp 15.999 per Dolar AS

Kemarin, kurs rupiah ditutup melemah 23 poin ke level Rp 15.978 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Tiga Isu Penentu Hasil Pilpres AS 2024: Inflasi, Aborsi dan Perang Israel di Gaza

14 jam lalu

Tiga Isu Penentu Hasil Pilpres AS 2024: Inflasi, Aborsi dan Perang Israel di Gaza

Mantan Dubes AS untuk Indonesia menilai ada tiga isu yang menjadi faktor penentu hasil persaingan Biden dan Trump dalam pilpres AS 2024.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Melemah pada Sesi Pertama Perdagangan Hari Ini, Indeks Sektor Keuangan Turun Paling Dalam

1 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Melemah pada Sesi Pertama Perdagangan Hari Ini, Indeks Sektor Keuangan Turun Paling Dalam

Samuel Sekuritas Indonesia menyebut IHSG masih kembali melemah pada sesi pertama hari ini. Sempat naik cukup tinggi di awal sesi, tapi ditutup melemah

Baca Selengkapnya

Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat hingga Rp 15.900 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat hingga Rp 15.900 per Dolar AS

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp 15.900 - Rp 15.990.

Baca Selengkapnya

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

2 hari lalu

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

Yusuf Mansyur mengklaim investasi syariah paytren tidak menjadi tempat pencucian uang, dia tidak tergoda dengan uang yang dianggap tidak benar

Baca Selengkapnya

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

3 hari lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

4 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

4 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

5 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya