Dirut KAI Sebut Belum Ada Komunikasi soal Kereta Cepat Brunei Melintas IKN: Masih Terlalu Dini
Reporter
Novali Panji Nugroho
Editor
Martha Warta Silaban
Rabu, 3 April 2024 16:11 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia atau KAI (Persero) Didiek Hartantyo turut buka suara soal rencana pembangunan jaringan kereta cepat dari Brunei Darussalam yang terhubung ke Ibu Kota Nusantara atau IKN di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Ia menyatakan hingga kini belum ada komunikasi apa pun perihal rencana pembangunan kereta cepat tersebut. "Belum, belum ada komunikasi," kata Didiek saat ditemui di kompleks Dewan Perwakilan Rakyat pada Rabu, 3 April 2024.
Menurut dia, komunikasi tersebut bakal dibuka apabila rencana pembangunan kereta cepat Brunei ini memiliki dampak yang bagus buat Indonesia. Meski begitu, ia menilai masih terlalu dini untuk membicarakan peluang keuntungan rencana kerja sama ini.
"Kalau baik bagi Indonesia, ya kita buka. Tapi masih terlalu dini," ujarnya.
Sebelumnya, perusahaan infrastruktur asal Brunei, Brunergy Utama Sdn Bdh sebelumnya mengumumkan akan menggarap proyek jaringan kereta api berkecepatan tinggi pertama di Kalimantan. Jaringan kereta cepat ini akan menghubungkan Kalimantan di Indonesia, Sarawak, Sabah dan Brunei.
Brunergy Utama Sdn Bhd yang berbasis di Brunei, dalam situsnya mengumumkan bahwa proyek Kereta Api Trans Borneo akan dilaksanakan dalam dua tahap yang melibatkan rute sepanjang 1.620 kilometer. Jarak rata-rata antar stasiun masing-masing adalah 150 km dan kecepatan kereta antara 300 hingga 350 kilometer per jam dengan perkiraan waktu tempuh rata-rata antar stasiun hanya 30 menit.
Tahap pertama proyek akan menghubungkan kota-kota dari pesisir Barat hingga Pantai Timur, dimulai di Pontianak, Kalimantan Barat, dan berakhir di Kota Kinabalu, Sabah, yang merupakan kawasan fokus ekonomi.
"Rutenya akan mencakup kota-kota seperti Kota Kinabalu, Kimanis/Papar, Beaufort, Sipitang, Lawas, Bangar, Limbang, Bukit Panggal, Miri, Bintulu, Sibu, Sri Aman, Kuching, Sambas Singkawang, Mempawah dan Pontianak," seperti dikutip dari situs perusahaan dilansir dari Malay Mail.
Menurut perusahaan, tahap kedua proyek akan melibatkan Kalimantan Utara dan Timur yang menghubungkan jalur utama dengan Samarinda dan ke Ibu Kota Nusantara, ibu kota baru Indonesia.
Rute tersebut meliputi Long Seridan, Ba Kelalan, Long Bawan, Malinau, Tanjung Selor, Tanjung Redeb, Pengadan, Lubuk Tutung, Bontang, Samarinda dan Balikpapan.
Kereta Api Trans Borneo akan memiliki empat terminal yang berfungsi sebagai hub utama transportasi massal, serta 24 stasiun yang tersebar di seluruh pulau. Kedua rute tersebut akan bertemu di distrik Tutong di Brunei, yang berfungsi sebagai pusat jalur kereta api.
DANIEL A. FAJRI
Pilihan Editor: Jokowi Buka Suara soal Kereta Cepat Brunei Melintas IKN: Itu Rencana Lama