Sri Mulyani Masih Optimistis Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen
Reporter
Annisa Febiola
Editor
Grace gandhi
Selasa, 19 Maret 2024 17:38 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan atau Menkeu Sri Mulyani Indrawati optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 mampu menyentuh 5,2 persen. Hal ini diungkapkannya dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR di Senayan pada Selasa, 19 Maret 2024.
"Pertumbuhan ekonomi kita masih kita jaga. Optimisme untuk tahun 2024 ini pada level 5,2 (persen), meskipun kita melihat downside risk-nya cukup tinggi tekanannya," ujar Sri Mulyani.
Pertumbuhan ekonomi 2024 ditopang oleh konsumsi dan investasi yang masih kuat. Namun, perlu mewaspadai downside risk kondisi perekonomian global yang masih lemah dan ketidakpastian yang tinggi.
Sri Mulyani berkaca pada proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh lembaga-lembaga internasional. Pertama, dari Dana Moneter Internasional (IMF). IMF memperkirakan pertumbuhan Indonesia sebesar 5 persen. Kemudian, Bank Dunia memprediksi pada 4,9 persen.
Lalu, ada Organisation for Economic Co-operation (OECD) yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 5,1 persen. Terakhir, Bloomberg Consensus menaksir ekonomi Indonesia tumbuh 5 persen.
"Ini jelas mereka me-recognize downside risk dan terlihat forecast proyeksinya lebih rendah dari asumsi APBN kita yang di 5,2 persen," tutur Sri Mulyani.
Selanjutnya: Untuk proyeksi tahun depan, kata Sri Mulyani....
<!--more-->
Untuk proyeksi tahun depan, kata Sri Mulyani, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih diperkirakan belum membaik. Sebagaimana yang diperkirakan oleh lembaga-lembaga internasional.
"Masih di sekitar 5 persen atau bahkan di bawah 5 persen. Maka, ini adalah satu yang perlu kita terus jaga. Baik optimisme, juga ada sense of realism dari sisi optimisme kita," kata Sri Mulyani.
Apabila dilihat dari sisi asumsi makro, tutur Menkeu, inflasi Indonesia tercatat 2,75 persen secara tahunan atau year on year. Sementara, asumsi sebelumnya adalah 2,8 persen. Nilai tukar rupiah pada level Rp 15.645 per dolar AS secara year to date. Kurs ini lebih tinggi dari asumsi sebelumnya, yakni Rp 15 ribu.
Sedangkan suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun berada di level 6,64 persen. Angka ini lebih rendah dari asumsi APBN dan lebih rendah dari realisasi APBN tahun 2023.
"Kami berharap ini akan tetap terjaga dengan tentu saja outlook fiskal yang harus tetap terjaga stabil dan kredibel, yang akan memberikan fondasi bagi stabilitas suku bunga kita," kata Sri Mulyani.
Pilihan Editor: Belanja Pemerintah Sentuh Rp 470 T, Didorong Pemilu