Epidemiolog Ingatkan Bahaya Minuman Berpemanis, Dukung Penerapan Cukai dan Sosialisasi Pemerintah

Jumat, 15 Maret 2024 14:17 WIB

Puluhan massa dari organisasi CISDI bersama dengan Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) melakukan aksi demo mendukung diberlakukannya cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta, Rabu 18 Oktober 2023. Studi meta analisis pada 2021 dan 2023 mengestimasi setiap konsumsi 250 mililiter MBDK akan meningkatkan risiko obesitas sebesar 12 persen, risiko diabetes tipe 2 sebesar 27 persen, dan risiko hipertensi sebesar 10 persen (Meng et al, 2021; Qin et al, 2021; Li et al, 2023). Mengadaptasi temuan World Bank (2020), penerapan cukai diprediksi meningkatkan harga dan mendorong reformulasi produk industri menjadi rendah gula sehingga menurunkan konsumsi MBDK. Penurunan konsumsi MBDK akan berkontribusi terhadap berkurangnya tingkat obesitas dan penyakit tidak menular seperti diabetes, stroke, hingga penyakit jantung koroner. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman, mengingatkan soal potensi gangguan kesehatan akibat konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan. Menurut dia, minuman berpemanis dapat memicu risiko diabetes dan obesitas.

"Riset telah menunjukkan hubungan yang erat antara konsumsi minuman berpemanis atau surgary drinks dan diabetes tipe II serta obesitas," kata Dicky saat dihubungi Tempo, Jumat, 15 Maret 2024.

Dicky menjelaskan bahwa konsumsi rutin atas minuman berpemanis yang berpengaruh buruk pada kesehatan itu bahkan dilakukan oleh orang yang masih berusia muda, bahkan anak-anak. Tanggapan Dicky itu ditujukan untuk merespons wacana penerapan cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) yang dicanangkan oleh Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan (DJBC Kemenkeu) pada tahun ini.

Dicky menyatakan, konsumsi minuman berpemanis berlebihan dapat memberikan dampak negatif yang signifikan bagi kesehatan, mulai dari karies gigi, jantung koroner, hingga kematian.

"Dampak kesehatan minuman berpemanis tak hanya terbatas pada diabetes dan obesitas,
tetapi mencakup berbagai permasalahan kesehatan lainnya," ujarnya.

Advertising
Advertising

Berdasarkan riset ilmiah soal aspek kesehatan itu, jelas Dicky, cukai minuman berpemanis dapat menjadi solusi.

"Penerapan cukai minuman berpemanis berpotensi mengurangi angka diabetes, obesitas, dan masalah kesehatan lainnya," tuturnya.

Tak hanya itu, Dicky juga mengingatkan peran literasi kesehatan yang mampu memberikan kesadaran bagi masyarakat. Edukasi yang baik untuk masyarakat dapat mendorong turunnya konsumsi minuman berpemanis yang berlebihan. Dia juga mendorong agar pemerintah melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kebijakan tersebut setelah disahkan.

"Kalau tidak ada edukasi, minim literasi, akhirnya yang terjadi adalah masalah. Literasi ini yang menjadi benteng terakhir bagi masyarakat untuk memilih mana yang bisa dikonsumsi, mana yang tidak," ucapnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim) Triyono Prijosoesilo menyebut bahwa aturan cukai minuman berpemanis yang akan ditetapkan pemerintah tidak tepat untuk mengurangi peredaran penyakit diabetes pada masyarakat. Sebab menurut Triyono, Produk minuman berpemanis bukan pemicu utama dari meningkatnya penyakit yang ada di Indonesia.

"Kita tahu industri minuman atau produk minuman siap saji bukan kontribusi utama dari sisi kalori," klaim Triyono di Hotel Mercure Jakarta, Rabu, 13 Maret 2024.

Menurut Triyono, alih-alih mencapai tujuan kesehatan, rencana penerapan cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) justru akan menggerus pertumbuhan industri.

"Kalau cukai itu diterapkan, yang terjadi adalah industri minumannya kena: terdampak dari sisi pertumbuhannya. Tetapi isu besar yang terkait dengan kesehatan tidak akan terjawab," ujarnya.

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan berencana menerapkan cukai untuk minuman berpemanis dalam kemasan mulai tahun ini. Menurut Dirjen Bea Cukai Askolani rencana tersebut didukung oleh Kementerian Kesehatan.

Dia menjelaskan, DJBC juga berkoordinasi dengan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) untuk penerapan cukai MBDK pada tahun ini. Phaknya juga berkoordinasi dengan lintas kementerian untuk menyiapkan regulasi dan review kebijakan mengenai minuman berpemanis dalam kemasan. Baru setelah baru pemerintah akan mengumumkan mengenai kelanjutan rencana kebijakan tersebut pada waktunya.

Pilihan Editor: Setuju Aturan Pengetatan Barang Bawaan Impor Penumpang, Sandiaga: Bisa Beli Oleh-oleh di Tanah Abang

Berita terkait

Penerapan Cukai Minuman Berpemanis Diklaim Bisa Tekan Penyakit Diabetes, Jantung dan Stroke

55 hari lalu

Penerapan Cukai Minuman Berpemanis Diklaim Bisa Tekan Penyakit Diabetes, Jantung dan Stroke

Bappenas mengklaim penerapan cukai minuman berpemanis dalam kemasan akan menekan penyakit diabetes, jantung dan stroke di masyarakat.

Baca Selengkapnya

Cukai Minuman Berpemanis Berlaku Tahun Ini, Bappenas: Sudah Sesuai RPJMN

55 hari lalu

Cukai Minuman Berpemanis Berlaku Tahun Ini, Bappenas: Sudah Sesuai RPJMN

Bappenas sebut penerapan cukai minuman berpemanis dalam kemasan tahun ini sudah sesuai dengan rencana pembangunan.

Baca Selengkapnya

Pahit Manis Efek Cukai Minuman Berpemanis

58 hari lalu

Pahit Manis Efek Cukai Minuman Berpemanis

Sri Mulyani mengatakan cukai minuman berpemanis merupakan aturan yang kompleks, melibatkan sektor kesehatan dan industri.

Baca Selengkapnya

Cukai Minuman Berpemanis Masuk APBN 2024, Menkeu: Kompleks, Kami Perlu Konsultasi

58 hari lalu

Cukai Minuman Berpemanis Masuk APBN 2024, Menkeu: Kompleks, Kami Perlu Konsultasi

Sri Mulyani mengatakan rencana penerapan cukai minuman berpemanis masih dalam tahap pembahasan lintas kementerian.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Jokowi Minta Harga Pangan Jelang Lebaran Terkendali, Kementan Klaim Panen Jagung Melimpah

18 Maret 2024

Terkini Bisnis: Jokowi Minta Harga Pangan Jelang Lebaran Terkendali, Kementan Klaim Panen Jagung Melimpah

Presiden Jokowi meminta Bapanas dan Bulog menjaga harga pangan jelang lebaran.

Baca Selengkapnya

Konsumen Tolak Cukai Minuman Berpemanis, Klaim Tak Sebabkan Penyakit Selama Konsumsi Wajar

18 Maret 2024

Konsumen Tolak Cukai Minuman Berpemanis, Klaim Tak Sebabkan Penyakit Selama Konsumsi Wajar

Beberapa konsumen menolak cukai minuman berpemanis. Disebut tak melulu menyebab penyakit diabetes.

Baca Selengkapnya

Cukai Minuman Berpemanis Disebut Bisa Tekan Diabetes dan Obesitas

15 Maret 2024

Cukai Minuman Berpemanis Disebut Bisa Tekan Diabetes dan Obesitas

Epidemiolog Dicky Budiman menyebut bahwa cukai minuman berpemanis dapat menurunkan jumlah penderita diabetes dan obesitas.

Baca Selengkapnya

Cukai Minuman Berpemanis Diterapkan, Asosiasi Pengusaha Bantah Minuman Biang Diabetes

14 Maret 2024

Cukai Minuman Berpemanis Diterapkan, Asosiasi Pengusaha Bantah Minuman Biang Diabetes

Asrim menolak penerapan cukai minuman berpemanis. Menurut mereka minuman berpemanis bukan faktor penyebab diabetes.

Baca Selengkapnya

Kemenperin Minta Penerapan Cukai Minuman Berpemanis Ditunda

13 Maret 2024

Kemenperin Minta Penerapan Cukai Minuman Berpemanis Ditunda

Kementerian Perindustrian meminta cukai minuman berpemanis ditunda karena industri masih dalam proses pemulihan pasca pandemi.

Baca Selengkapnya

Ekonom CORE Sebut Efektivitas Cukai Minuman Berpemanis Rendah

13 Maret 2024

Ekonom CORE Sebut Efektivitas Cukai Minuman Berpemanis Rendah

Menurut ekonom CORE, pemerintah harus menganalisis permasalah dengan tepat sebelum menerapkan cukai minuman berpemanis.

Baca Selengkapnya