Tanggapi Kritik soal Potensi Lonjakan Penduduk, Bappenas Ungkap Skema Migrasi di IKN
Reporter
Savero Aristia Wienanto
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Jumat, 8 Maret 2024 08:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Staf Ahli Bidang Pembangunan Sektor Unggulan dan Infrastruktur Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Leonardo Adypurnama A. A. Teguh Sambodo angkat bicara soal skema migrasi penduduk ke Ibu Kota Nusantara (IKN).
Komentar itu dia sampaikan untuk merespons Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Indonesia yang mengingatkan soal potensi migrasi penduduk ke IKN seiring meningkatnya pembangunan infrastruktur.
"Sebenarnya ada pola pengaturan mengenai pendatang yang sudah dituangkan dalam rencana induk juga. Dan, pola pengaturan ini terus menjaga daya dukung dan daya tampung dari IKN. Jadi, akan disesuaikan dengan polan pembangunan IKN ke depan," kata Leonardo saat ditemui di Menara BRILiaN, Jakarta, Kamis, 7 Maret 2024.
Leonardo menyebut bahwa saat ini dirinya tak bisa menjawab soal detail pengaturan soal imigrasi penduduk ke IKN. Nantinya, jelas Leonardo, pengaturan rinci akan dilakukan oleh Otorita IKN.
"Tentu itu (IKN) akan menjadi gula di mana semut-semut akan datang. Sekarang semua masih wait and see," ujarnya.
Lebih lanjut, Leonardo juga menjamin bahwa pihaknya akan mempertahankan sejumlah zonasi agar tak terpengaruh penduduk yang datang. Tata ruang IKN, sambung Leonardo, juga menjadi kunci penataan kependudukan di IKN.
"Kalau itu selesai, itu bisa jadi pegangan dan orang bisa tahu di mana dia bisa tinggal, di mana bisa bekerja," tuturnya.
Sebelumnya, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Indonesia mengingatkan potensi migrasi penduduk ke Ibu Kota Nusantara (IKN) seiring meningkatnya pembangunan infrastruktur. Peristiwa ini nantinya akan berdampak pada deforestasi hutan Kalimantan.
"Bagaimanapun, IKN itu adalah episentrum kehidupan. Seolah-olah ia punya magnet yang mana semua orang akan berbondong-bondong datang ke sana," kata Pengkampanye Hutan dan Kebun Walhi Indonesia, Uli Arta Siagian, dalam keterangan tertulisnya kepada Tempo, Kamis, 7 Maret 2024.
Uli membandingkan migrasi itu seperti yang telah terjadi di Jakarta. Masyarakat yang mencari kerja, jelas Uli, kerap mendatangi ibu kota untuk memperbaiki perekonomian dengan memperoleh pekerjaan baru.
"Migrasi penduduk ke sana (IKN) akan menyebabkan pembukaan lahan yang lebih luas lagi, seperti pemukiman," tuturnya. Fenomena ini nantinya, sambung Uli, akan berpengaruh ke lingkungan hidup.
Pilihan Editor: Jokowi Ngantor di IKN Juli, Ma'ruf Amin Tetap di Jakarta?