Gubernur BI Minta Investor Tak Lagi Wait and See: Ekonomi Kita Masih Akan Terus Meningkat

Selasa, 5 Maret 2024 16:31 WIB

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan pemaparannya dalam Mandiri Investment Forum di Jakarta, Selasa (5/3/2024). ANTARA/Uyu Septiyati Liman

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meminta para investor agar tak lagi menunggu ataupun ragu untuk berinvestasi di Indonesia karena negara ini punya banyak potensi yang dapat terus dikembangkan.

“Sekarang waktunya untuk berhenti melakukan wait and see. Jika Anda berinvestasi sekarang, kesempatan untuk mendapatkan keuntungannya lebih tinggi daripada berinvestasi nanti-nanti,” ujar Perry Warjiyo dalam pembukaan Mandiri Investment Forum di Jakarta, Selasa, 5 Maret 2024.

Perry pun mengajak semua pihak untuk optimistis melihat perkembangan perekonomian Indonesia di masa mendatang. Apalagi sepanjang tahun 2023 lalu, pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,05 persen dan tercapai di saat banyak negara memiliki pertumbuhan di bawah 5 persen. Bahkan, ada negara yang berjuang keras menghadapi kenaikan laju inflasi.

Dalam hitungannya, Perry memperkirakan perekonomian nasional masih akan tumbuh positif di kisaran 4,75 hingga 5 persen tahun ini. Adapun untuk tahun 2025, ia memprediksi pertumbuhan ekonomi bisa di rentang 4,8 hingga 5,6 persen karena didukung oleh kinerja ekspor, tingkat konsumsi golongan menengah dan atas, serta investasi.

“Kinerja perekonomian Indonesia memang masih belum optimal (below potential output), sehingga masih ada ruang untuk berkembang. Kinerja ekonomi kita masih akan terus meningkat,” kata Perry.

Advertising
Advertising

Berikutnya, BI memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai level puncak pada tahun 2027. Untuk memaksimalkan potensi itu, bank sentral kini berfokus memastikan tingkat inflasi terjaga pada kisaran 2,5 plus minus 1 persen dalam dua tahun mendatang. Bank Indonesia memproyeksikan laju inflasi tahunan akan mencapai 2,8 persen pada 2024 dan turun menjadi 2,6 persen tahun depan.

Lebih jauh Perry juga menyoroti potensi pertumbuhan sektor perbankan yang menurutnya masih akan didukung oleh pertumbuhan kredit yang mencapai dua digit, yaitu sekitar 11 hingga 13 persen. Untuk menopang pertumbuhan ini, BI akan melanjutkan pemberian insentif likuiditas untuk mendukung bank untuk memperluas pemberian pinjaman.

Saat ini, dari total insentif yang disiapkan BI sebesar Rp 268 triliun, kata Perry, baru terpakai sekitar Rp 150 triliun. “Semakin besar pinjaman yang diberikan, kami akan memberikan semakin banyak insentif likuiditas,” katanya.

ANTARA

Pilihan Editor: Prabowo Pastikan Lanjutkan Kebijakan Jokowi: Kami Terbuka dan Ingin Lebih Banyak Investasi Masuk

Berita terkait

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

2 jam lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

20 jam lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

21 jam lalu

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

Presiden terpilih Prabowo Subianto membeberkan strategi Pemerintah untuk membiayai pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

1 hari lalu

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam keterangan pers usai pertemuan, menjelaskan, Jokowi dan Hurley misalnya mebahas upaya menggiatkan pengajaran bahasa di masing-masing negara.

Baca Selengkapnya

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

1 hari lalu

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

Ekonom Nailul Huda menilai langkah OJK mencabut izin PT Paytren Manajemen Investasi sudah tepat.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

1 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

1 hari lalu

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menjajaki kerja sama dengan ExxonMobil Indonesia melalui pengembangan Asri Basin Project CCS Hub.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

1 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

1 hari lalu

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS Kesehatan mulai tahun depan menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).

Baca Selengkapnya

Pemegang Saham Saratoga Sepakati Pembagian Dividen Rp 298,43 Miliar

1 hari lalu

Pemegang Saham Saratoga Sepakati Pembagian Dividen Rp 298,43 Miliar

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. atau Saratoga (SRTG) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 298,43 miliar atau sekitar Rp 22 per lembar saham.

Baca Selengkapnya