BPS Beberkan Nilai Tukar Petani Naik 2,28 Persen saat Harga Beras Melambung

Jumat, 1 Maret 2024 20:37 WIB

Petani menanam bibit padi di lahan persawahan desa Putukrejo, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Selasa, 27 Desember 2022. Penggilingan Jawa Timur pada awal Desember 2022 lalu juga menyatakan siap memasok beras ke Bulog sebanyak 42,1 ribu ton. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) pada bulan Februari 2024 mencapai angka 120,97 atau meningkat sebesar 2,28 persen dibandingkan periode Januari.

"Kenaikan NTP terjadi karena Indeks Harga Terima Petani (It) naik 2,89 persen lebih tinggi daripada Indeks Harga Bayar Petani (Ib) yang mengalami kenaikan sebesar 0,59 persen," kata Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah saat menggelar konferensi pers di Jakarta, Jumat, 1 Maret 2024.

Secara sederhana, NTP merupakan perbandingan Indeks Harga Terima Petani (It) terhadap Indeks Harga Bayar Petani (Ib). Perbandingan ini berperan untuk mengukur daya beli petani di pedesaan. NTP turut berfungsi melihat daya tukar (terms of trade) antara produk pertanian dan barang serta jasa yang dikonsumsi ataupun digunakan untuk biaya produksi

Habibullah menyebut Indeks Harga Terima Petani mencapai angka 144,96 dengan komoditas unggulan seperti gabah, jagung, karet, dan kelapa sawit. Di samping itu, jelas Habibullah, Indeks Harga Bayar Petani tercatat sebesar 199,83 dengan komoditas penyumbang yakni beras, cabai merah, telur ayam ras, dan daging ayam ras.

Lebih lanjut, Habibullah menyampaikan bahwa kenaikan NTP tertinggi terjadi di subsektor Tanaman Pangan (NTPP) dengan nilai perubahan 3,57 persen. Tanaman yang memiliki pengaruh besar ialah gabah, jagung dan ketela pohon.

Advertising
Advertising

Sebaliknya, jelas Habibullah, subsektor perikanan mengalami penurunan NTP. "Kegiatan pembudidaya ikan ini turun 0,80 persen," ucapnya. Komoditas perikanan yang mempengaruhi antara lain bandeng payau, rumput laut payau, dan udang payau.

Adapun kenaikan NTP juga tak lepas dari lonjakan harga beras belakangan ini. BPS mencatat harga beras pada bulan Februari 2024 melonjak hingga 18,41 persen secara tahunan (yoy). Kenaikan harga itu terjadi dari level penggilingan, grosir, hingga eceran.

Namun BPS menyebut laju inflasi beras per Februari 2024 bukanlah rekor tertinggi. Sebab, angka tertinggi inflasi beras terjadi pada November 2023 sebesar 19,2 persen.

"Harga beras di tingkat eceran mengalami kenaikan 5,28 persen secara month to month (bulanan) dan naik 18,41 persen secara year on year (tahunan)," kata Habibullah.

Habibullah menjelaskan bahwa di tingkat penggilingan, harga beras sudah melonjak hingga 24,65 persen secara tahunan dan 6,76 persen secara bulanan. Selanjutnya, harga beras pada tingkat grosir naik 20,08 persen secara tahunan dan 5,96 persen secara bulanan.

Kenaikan harga ini, Habibullah menjelaskan, juga terjadi pada gabah di tingkat petani. Gabah kering panen (GKP) naik sebesar 27,14 persen secara tahunan dan sebesar 4,86 persen secara bulanan pada Februari 2024. Sementara itu, harga gabah kering giling (GKG) sudah menembus angka 33,48 persen secara tahunan dan 6,13 persen secara bulanan.

Pilihan Editor: BPS Beberkan Beras Penyumbang Inflasi Terbesar Februari 2024: Hanya 1 Provinsi yang Harga Berasnya Turun

Berita terkait

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

2 hari lalu

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) optimistis target pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen pada tahun ini dapat tercapai.

Baca Selengkapnya

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

4 hari lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

4 hari lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

4 hari lalu

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

Menteri TIto Karnavian meminta kepala daerah memerhatikan inflasi di daerahnya masing-masing.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

5 hari lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

5 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

5 hari lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

6 hari lalu

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo buka suara soal naiknya harga beras merek SPHP.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

6 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

Penjelasan Bulog atas harga beras yang tetap mahal saat harga gabah terpuruk.

Baca Selengkapnya

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

7 hari lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya