Pedagang Pasar Induk Cipinang Harap Pemerintah Segera Revisi HET Beras dari Petani Lokal
Reporter
Riani Sanusi Putri
Editor
Grace gandhi
Sabtu, 24 Februari 2024 11:42 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Zulkifli Rasyid berharap pemerintah merevisi aturan harga eceran tertinggi atau HET beras. Pasalnya, harga gabah saat ini sedang melonjak sehingga harga beras tak mungkin sesuai dengan HET yang ditetapkan pemerintah.
Dengan demikian, ia menilai, pemerintah tak perlu mengatur harga beras petani. Namun, pemerintah boleh saja menetapkan harga beras Perum Bulog yang berasal dari impor.
"HET hanya bisa untuk beras luar negeri karena yang pumya pemerintah, itu ada hak untuk mengatur. Kalau beras petani diberikan HET tidak adil," kata Zulkifli saat ditemui Tempo di kantornya, Jakarta Timur pada Rabu, 21 Februari 2024.
Zulkifli menjelaskan, petani saat ini terbebani biaya produksi yang tinggi. Antara lain, harga pupuk yang mahal. Ditambah faktor cuaca ekstrem El Nino yang membuat potensi gagal panen meningkat.
Terlebih, kata Zulkifli, biasanya petani bermodalkan uang hasil pinjaman untuk menanam padi, sehingga petani akan merugi apabila hasil panennya dibeli dengan harga yang murah.
Selanjutnya: Pemerintah mengatur HET beras melalui Peraturan Badan Pangan Nasional....
<!--more-->
Pemerintah mengatur HET beras melalui Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 6 tahun 2023 tentang Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Gabah dan Beras. Berdasarkan beleid itu, zona 1 yang meliputi Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi, HET beras medium senilai Rp 10.900 per kilogram dan HET beras premium Rp 13.900 per kilogram.
Untuk zona 2 yang meliputi Sumatera, selain Lampung dan Sumsel, NTT, dan Kalimantan, HET beras medium sebesar Rp 11.500 per kilogram dan HET beras premium Rp 14.400 per kilogram. Sedangkan untuk zona 3 yang meliputi Maluku dan Papua, HET beras medium sebesar Rp 11.800 per kilogram dan HET beras premium sebesar Rp 14.800 per kilogram.
Sedangkan, menurut catatan Zulkifli, harga beras medium sudah mencapai mencapai Rp 15 ribu per kilogram. Sedangkan beras premium menembus Rp 20 ribu per kilogram. Menipisnya pasokan di daerah akibat El Nino juga membuat harga beras terus melonjak.
Bahkan, kata dia, pedagang kini kesulitan mendapatkan beras hasil panen petani lokal. Kini ia sendiri bergantung pada pasokan beras dari Perum Bulog melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan atau SPHP.
Pilihan Editor: Harga Pangan Terus Naik Jelang Ramadan: Cabai Merah Tembus Rp 100 Ribu