Pasca Pemilu, Analis Ungkap 2 Faktor Fundamental Penentu Arah IHSG ke Depan
Reporter
Annisa Febiola
Editor
Grace gandhi
Kamis, 22 Februari 2024 07:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Head of Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Robertus Hardy mengatakan, ada dua faktor yang akan lebih menentukan arah pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia ke depan pasca Pemilu.
"Pertama, kinerja operasional dan finansial dari masing-masing emiten. Kedua, faktor makroekonomi dan makroindustri masing-masing sektor," katanya di kantor Mirae Asset Sekuritas, Jakarta Selatan pada Selasa, 20 Februari 2024.
Menurut dia, jika kedua faktor tersebut tidak terpenuhi atau tidak ada perbaikan struktural ke arah yang lebih positif, maka akan jadi kabar buruk bagi IHSG maupun harga obligasi.
"Sekuat apapun presidennya, misalnya dipilih oleh 60 persen suara elektoral atau 80 persen partainya menguasai di parlemen, kalau dua faktor ini tidak terpenuhi, tidak ada perbaikan struktural, mungkin agak sulit untuk IHSG mencapai kinerja yang lebih baik lagi."
Di samping itu, kata Robert, persaingan dengan negara lain juga menjadi perhatian. Pasalnya, pasar modal negara lain juga sudah semakin berkembang. "Kalau misalnya kita melihat return dari IHSG tahun lalu 6 persen, which is not bad. Tapi kalau kita melihat dari indeks harga negara tetangga yang lain, jauh sekali kita tertinggal," tuturnya.
Selanjutnya: Oleh sebab itu, menurut Robert, Indonesia mesti menyusun strategi....
<!--more-->
Oleh sebab itu, menurut Robert, Indonesia mesti menyusun strategi. Memikirkan kira-kira apa yang dimiliki oleh negara tetangga itu dan apa pula yang tidak dimiliki oleh Indonesia.
"Dan itu juga yang harus dijawab oleh pelaku pasar modal dan juga mungkin pemangku kebijakan. Ya, tentu saja apa yang bisa kita harapkan. Apa yang bisa kita coba, bisa kita bawa ke sini."
Dengan demikian, kata dia, investor akan melabuhkan pilihannya kepada Indonesia. Meskipun sekarang investor asing mulai kembali memperhitungkan Indonesia, namun tetap harus dipikirkan bagaimana agar mereka bertahan.
"Jadi, itu yang mungkin harus kita kritisi bersama dan juga berusaha untuk merumuskan bersama. Apa yang bisa membuat Indonesia kembali diperhitungkan daripada negara-negara lain yang ada di kawasan," kata dia.
Robert juga menyinggung program-program besar yang telah digencarkan, namun kurang dilirik investor. Misalnya seperti hilirisasi, pembangunan ibu kota negara (IKN) Nusantara, infrastruktur, hingga menekan inflasi. Menurut dia, investor asing justru kembali melirik Indonesia baru-baru ini.
"Tapi kenapa investor asing itu baru mulai masuk lagi, baru-baru ini ya. Tahun lalu, relatifnya kita ditinggalkan. Bagaimana kuncinya adalah mempertahankan optimisme dari investor global itu untuk bisa tetap bertahan di Indonesia tahun 2024 ini. Mungkin itu jadi tugas kita bersama-sama juga untuk mengingatkan investor."
Pilihan Editor: Basuki Hadimuljono Dikabarkan Tak Masuk Kabinet Prabowo, Pengamat Ungkap Kriteria Menteri PUPR Berikutnya