Beras Mahal dan Langka, Pedagang Pasar Minta Pemerintah Sinkronisasi Data Produksi dan Stok

Senin, 12 Februari 2024 17:27 WIB

Kondisi beras premium di Alfamidi Bangka Raya, Jakarta Selatan pada Sabtu, 10 Februari 2024. Belakangan ini, beras premium dikabarkan mengalami kelangkaan di sejumlah ritel. TEMPO/Amelia Rahima Sari.

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Reynaldi Sarijowan menyoroti kenaikan harga beras dan kelangkaan beras premium di sejumlah ritel modern. Reynaldi menyebut, kenaikan dan kelangkaan ini terjadi karena pemerintah tak serius menggenjot produktivitas beras.

Berdasarkan laporan dari pedagang pasar, kata Reynaldi, harga beras medium sudah mencapai Rp 13.500 per kilogram. Sedangkan beras premium sudah menyentuh Rp 18.500 per kilogram. HET beras medium di wilayah Jawa, Sumatera Selatan dan Lampung sebesar Rp 10.900 per kilogram dan Rp 13.900 untuk beras premium.

"Harga beras kini semakin tak jelas. Harga beras tak kunjung menyentuh (jauh di atas) harga eceran tertinggi atau HET," kata Reynaldi dalam keterangan resmi yang dikutip pada Senin, 12 Februari 2024.

Reynaldi menilai, pemerintah tidak serius dalam pengelolaan beras sejak musim tanam 2022. Hal ini mengakibatkan data produktivitas beras simpang siur.

IKAPPI mendorong agar pemerintah melakukan sinkronisasi data beras, khususnya data beras yang disebarkan di masyarakat, digunakan untuk bansos, dan dijual ke pedagang pasar. Menurut dia, sinkronisasi data penting agar harga beras di pasar tidak tinggi dan kelangkaan dapat diatasi.

Advertising
Advertising

IKAPPI memperingatkan agar pemerintah berhati-hati dengan lonjakan beras dan kelangkaan di pasar tradisional.

"Ini penting karena ini momen politik, musim Pemilu, sehingga banyak beras yang diambil keluar dari pasar tradisional atau produsen besar. Ini yang harus dijaga oleh pemerintah ke depan," ucap dia.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N. Mandey sebelumnya menyebut kelangkaan beras premium dipicu oleh masa panen yang belum terjadi. Panen diperkirakan baru terjadi pada pertengahan Maret 2024. Secara bersamaan, kata Roy, beras SPHP (Stabilisasi Pasokan Harga Pasar) yang didistribusikan Bulog di bawah HET beras reguler juga tidak ada di pasar.

Direktur Utama Bulog Bayu Krisnamurthi mengklaim peredaran beras SPHP akan kembali normal di sejumlah ritel modern mulai hari ini, Senin, 12 Februari 2024. Menurut Bayu, hilangnya beras SPHP di pasaran bukan karena stok menipis namun karena peritel yang terlambat mengisi ulang beras di rak mereka.

YOHANES MAHARSO JOHARSOYO

Pilihan Editor: Erick Thohir soal Politisasi Bansos: Program Lama, Kenapa Diributkan Sekarang?

Berita terkait

Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

2 hari lalu

Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tinjau Pasar di Karawang: Stok dan Harga Bahan Pokok Baik

2 hari lalu

Jokowi Tinjau Pasar di Karawang: Stok dan Harga Bahan Pokok Baik

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

3 hari lalu

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

Pengadilan baru saja mencabut izin penanaman komersial padi Beras Emas atau Golden Rice hasil rekayasa genetika di Filipina.

Baca Selengkapnya

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

4 hari lalu

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

Pemerintah melalui Perum Bulog menaikkan harga eceran tertinggi atau HET untuk beras SPHP, dari Rp10.900 menjadi Rp12.500 per kilogram sejak 1 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

6 hari lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

7 hari lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Ramai Kemenkop UKM Batasi Jam Operasional Warung Madura, Ini Respons Ikatan Pedagang Pasar

10 hari lalu

Ramai Kemenkop UKM Batasi Jam Operasional Warung Madura, Ini Respons Ikatan Pedagang Pasar

Ikappi menyatakan keuntungan dari warung madura itu akan berputar di daerah masing-masing dan mendorong upaya peningkatan ekonomi daerahnya.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

15 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

18 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

Ratusan Kilogram Beras dan Minyak Goreng Ditemukan di Jalur Tikus Indonesia-Malaysia

29 hari lalu

Ratusan Kilogram Beras dan Minyak Goreng Ditemukan di Jalur Tikus Indonesia-Malaysia

Badan Karantina di Pos Lintas Batas Negara Entikong menemukan ratusan kilogram beras dan minyak goreng di jalur tikus perbatasan RI-Malaysia.

Baca Selengkapnya