Indonesia Tetap Survive Meski Keluar IMF

Reporter

Editor

Kamis, 25 September 2003 16:29 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Indonesia mampu melanjutkan pembangunan dalam negeri meski memutuskan hubungan program kerja dengan International Monetary Fund (IMF) pada akhir 2003. Pemutusan ini bahkan menguntungkan karena petunjuk ekonomi IMF bukan untuk pemulihan ekonomi Indonesia melainkan sekedar agar mampu membayar utang kepada negara-negara kreditur dengan skenario minimalis.

Kita memiliki kemampuan finansial untuk memenuhi kewajiban kita. Ini merupakan hal yang positif bagi Indonesia, kata Rizal Ramli, mantan menteri keuangan, dalam diskusi bertema Memutus IMF dan Memandirikan Bangsa oleh Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam di Jakarta, Jumat (30/5). Juga hadir dalam diskusi ini Sri Edi Swasono--staf ahli kepala Bappenas, Sunarsip AKpenulis dan aktifis di Center for Indonesian Reform dan Fuad Bawaziermantan menteri keuangan.

Rizal menilai, Indonesia pasca IMF mampu keluar dari krisis ekonomi dengan melakukan mobilisasi pendapatan dalam negeri Indonesia. Berdasarkan kajian tim ekonomi yang disebut Indonesia Bangkitberanggotakan puluhan ekonom terkemukaRizal mengatakan ada tiga langkah yang dapat ditempuh pemerintah. Dengan langkah ini, pemerintah dapat mengumpulkan dana mencapai

Pertama adalah reformasi sistem perpajakan di Indonesia dengan meningkatkan jumlah wajib pajak dari 2,9 juta orang menjadi 5 juta hingga 2005. Selain itu menurunkan tarif pajak nominal hingga 20 persen sehingga Indonesia kompetitif bagi investor asing dan menaikkan tarif pajak efektif serta melakukan pengampunan pajak (tax amnesty). Minimal bisa terkumpul 90 triliun dalam 3 tahun, kata dia.

Langkah kedua adalah melakukan optimalisasi penerimaan minyak dan gas. Ini dilakukan, lanjut ekonom yang saat ini aktif di Econit, dengan melakukan sekuritisasi ladang minya Natuna, Bontang dan lainnya. Melakukan negoisasi ulang kepemilikan saham Exxon Mobil atas pengelolaan ladang minyak Cepu. Ini karena Cepu merupakan ladang minyak terbesar kedua di Indonesia setelah Plaju di Sumatera Selatan. Kita minta 60-70 persen saham di Exxon Mobil dengan negoisasi all out, kata dia. Serta melakukan renegoisasi pengelolaan pertambangan oleh Freeport. Total dana yang bisa diperoleh, seperti yang terlihat dalam selebaran yang dibagikan, adalah Rp96 triliun.

Langkah ketiga adalah dengan optimalisasi dana dari dana rekening 69 (dulunya rekening 16) yang menampung selisih dana penjualan minya mentah sekitar 18 triliun. Selain itu dengan mengumpulkan sisa anggaran tahunan (Rp27 triliun), dana rekening dana investasi (Rp 28 triliun), dan kewajiban Bank Indonesia dalam Bantuan Likuiditas Bank Indonesia ke pemerintah (Rp84,5 triliun). Total dana yang bisa diperoleh, kata dia, adalah Rp96 triliun.

Advertising
Advertising

Mengenai mobilisasi pendapatan dalam negeri Indonesia ini, lanjut Rizal, pemerintah bisa meraup pendapatan hingga Rp500 triliun dalam tiga tahun mendatang. Itu dengan ditambah peningkatan sektor perkebunan, telekomunikasi, perikanan, dan penghematan pengeluaran lewat rescheduling utang domestik dan pembayaran pokok utang hingga Rp202 triliun. Dengan pendapatan sekitar Rp500 triliun dalam tiga tahun, kalau dilakukan untuk memompa perekonomian bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi 6-7 persen, kata dia.

Rizal yakin dengan memompa perekonomian dalam negeri, investor asing akan datang sendiri. Bukan seperti sekarang, investor asing tidak masuk-masuk, seperti nunggu godot, kata dia.

Mengenai pemutusan hubungan dengan IMF ini, Sri Edi Swasono optimis hal itu bisa dilakukan. Namun, ia menyayangkan tindakan pemerintah yang hingga sekarang belum membuat exit plan. Mereka tidak bikin apa-apa, kata dia. Edi Swasono merasa khawatir hal ini karena ada rencana dari orang-orang tertentu di pemerintahan yang hendak membuat keluarnya Indonesia, yang sudah ditetapkan dalam ketetapan MPR 2002, tidak berjalan.

Menurutnya, Indonesia sebaiknya membayar lunas utang jatuh tempo kepada IMF pada 2003 ini, yang besarnya sekitar US$6,2 miliar. Setelah pembayaran, menurut dia, sisa cadangan devisa masih cukup banyak yaitu US$27 miliar.

Sedangkan Sunarsip AK mensinyalir adanya rencana pemerintah untuk cerai dengan IMF namun tetap dalam salah satu skema kerja sama. Jadi tidak cerai betul, kata dia. Ia menduga skema itu adalah post monitoring program, sehingga IMF tetap berkesempatan melakukan intervensi seperti dalam pola letter of credit. Jadi solusinya kita bayar Rp6,2 triliun, kata dia.

Menanggapi hal ini, Fuad Bawazier berharap pemerintah akan memperhatikan masukan-masukan dari berbagai kalangan ini. Kita akan melihat cerdasnya presiden. Apa dia mengerti, kata dia. Fuad mengatakan bahwa jika pemerintah tetap mengabaikan ketetapan MPR, maka hal itu berarti tindakan pemerintah inkonstitusional. Kita akan berikan perlawanan keras, tegas dia. (Budi Riza--Tempo News Room)

Berita terkait

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

4 menit lalu

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan groundbreaking keenam di IKN dilakukan akhir Mei atau awal Juni 2024.

Baca Selengkapnya

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

11 menit lalu

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

Ketua DPP PSI, Andre Vincent Wenas, mengatakan nama Presiden Jokowi menjadi rebutan di luar PDIP. PSI pun mengklaim partainya adalah partai Jokowi.

Baca Selengkapnya

Ketahui Sindrom Anak Sulung Perempuan, Beban Putri Tertua

18 menit lalu

Ketahui Sindrom Anak Sulung Perempuan, Beban Putri Tertua

Sindrom putri sulung adalah beban yang dirasakan oleh anak sulung perempuan untuk berperan sebagai orang tua ketiga bagi saudara-saudaranya.

Baca Selengkapnya

Preview Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024 Malam Ini

18 menit lalu

Preview Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024 Malam Ini

Duel Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan akan tersaji pada babak final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad pada Jumat, 3 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Profil Band Rock Nervosa yang Akan Tampil dalam Hammersonic 2024 Mulai Esok

20 menit lalu

Profil Band Rock Nervosa yang Akan Tampil dalam Hammersonic 2024 Mulai Esok

Nervosa adalah salah satu band rock wanita yang akan tampil dalam festival musik Hammersonic 2024 di Pantai Ancol, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Indonesia Lolos ke Semifinal Piala Uber 2024, Ricky Soebagdja Bangga dengan Perjuangan Pemain

21 menit lalu

Indonesia Lolos ke Semifinal Piala Uber 2024, Ricky Soebagdja Bangga dengan Perjuangan Pemain

Ester Nurumi Tri Wardoyo menjadi penentu kemenangan atas Thailand, untuk memastikan Indonesia maju ke semifinal Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

23 menit lalu

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.

Baca Selengkapnya

Mengenal Donatella Versace, Sosok di Balik Brand Fashion Ikonik Versace

27 menit lalu

Mengenal Donatella Versace, Sosok di Balik Brand Fashion Ikonik Versace

Donatella Versace dilahirkan sebagai anak terakhir dari 4 bersaudara. Kakak perempuannya, Tina, meninggal karena infeksi tetanus pada usia 12 tahun.

Baca Selengkapnya

Cara UGM Cegah Peserta UTBK-SNBT Pakai Joki dan Lakukan Kecurangan

28 menit lalu

Cara UGM Cegah Peserta UTBK-SNBT Pakai Joki dan Lakukan Kecurangan

Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berbasis Tes (UTBK-SNBT) di Kampus UGM diikuti sebanyak 18.726 peserta.

Baca Selengkapnya

Kelakar Saldi Isra di Sidang Sengketa Pileg: Kalau Semangatnya Begini, Timnas Gak Kalah 2-1

29 menit lalu

Kelakar Saldi Isra di Sidang Sengketa Pileg: Kalau Semangatnya Begini, Timnas Gak Kalah 2-1

Hakim MK, Saldi Isra, melemparkan guyonan mengenai kekalahan Timnas Indonesia U-23 dalam sidang sengketa pileg hari ini.

Baca Selengkapnya